Perpustakaan adalah suatu tempat, ruang, atau gedung yang digunakan untuk memelihara atau mengoleksi buku.
Perpustakaan ini bisa ditemui di sekolah, desa, universitas, kabupaten, kota, provinsi, dan lembaga-lembaga permasyarakatan.
Selain itu, ternyata ada juga Perpustakaan Nasional RI atau Perpusnas yang lokasinya ada di kawasan Salemba, Jakarta Pusat.
Sesuai dengan Pasal 1 ayat 5 UU nomor 43 tahun 2007, Perpusnas ini adalah suatu lembaga pemerintahan nonkementerian yang berfungsi sebagai perpustakaan rujukan, perpustakaan pembina, perpustakaan penelitian, perpustakaan deposit, pusat jejaring perpustakaan, dan perpustakaan pelestarian.
Pada tanggal 14 September 2017, perpustakaan tertinggi di dunia yaitu Perpustakaan Nasional RI diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Dibalik kemegahannya saat ini, perpusnas juga mempunyai sejarah yang cukup panjang.
Berawal pada tanggal 24 April 1778 yang merupakan tanggal didirikannya Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.
Lembaga tersebut merupakan pelopor berdirinya Perpusnas dan Museum Gajah yang setelah kemerdekaan tepatnya pada tahun 1950 namanya diganti menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia.
Pada tahun 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia diberikan kepada pemerintah Indonesia dan namanya diubah menjadi Museum Pusat.
Semua koleksi perpustakaannya menjadi milik Museum Pusat sehingga dikenal sebagai Perpustakaan Museum Pusat.
[read more]
Nama Museum Pusat diubah lagi menjadi Museum Nasional dan perpustakaannya menjadi Perpustakaan Museum Nasional.
Pada tahun 1980 Perpustakaan Museum Nasional disatukan ke Pusat Pembinaan Perpustakaan dan menjadi Perpustakaan Nasional.
Perpustakaan Nasional ini lebih tepatnya berdiri pada tanggal 17 Mei 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu.
Maka dari itu, sejak tahun 2002 tanggal 17 Mei ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional yang merupakan ide dari Abdul Malik Fadjar seorang Menteri Pendidikan Nasional RI Kabinet Gotong Royong.
Meskipun resmi berdiri pada tanggal tersebut, tetapi seluruh integrasi secara fisik baru bisa dilaksanakan pada Januari 1981.
Saat ini Perpusnas menjadi perpustakaan berskala nasional yang artinya adalah menjadi sebuah lembaga yang tidak hanya bisa melayani suatu perkumpulan tertentu, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai golongan.
Meskipun dibuka untuk umum tetapi semua koleksinya bersifat tertutup dan tidak bisa untuk dibawa pulang.
Hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi keperluan bahan pustaka.
Dengan 24 lantai dan 3 ruang bawah tanah menjadikan perpustakaan ini tidak hanya lengkap akan koleksi buku saja tetapi juga fasilitas yang mumpuni.
Ketika masuk ke halaman depan perpustakaan maka Anda akan mendapatkan pemandangan rumah lawas satu tingkat yang merupakan lobi perpustakaan lama.
Saat ini rumah tersebut dijadikan sebagai ruang pameran dari berbagai instalasi seni.
Saat keluar dari pintu belakang rumah tersebut, Anda akan mendapatkan pemandangan gedung Perpusnas yang menjulang sangat tinggi.
Pada lantai dasar terdapat beberapa rak buku yang tingginya bisa mencapai empat lantai sekaligus.
Pada lantai dua terdapat pusat informasi, loker tempat menitipkan tas, dan tempat pembuatan kartu anggota.
Di Perpusnas tidak diperbolehkan membawa tas jadi harus dititipkan dulu di lantai dua ini.
Selain menitipkan barang, membuat kartu anggota juga sangat diperlukan karena kartu ini digunakan untuk peminjaman buku dan akses perpustakaan lewat online.
Pada setiap lantai perpustakaan mencerminkan koleksi buku tertentu, misalnya seperti lantai 14 yang hanya berisi buku-buku langka kemudian lantai 21 sampai 24 berisi koleksi buku umum.
Pada lantai paling atas atau lantai 24 juga terdapat executive lounge atau tempat yang sangat cocok digunakan untuk menikmati pemandangan kawasan Monumen Nasional.
Pada lantai enam terdapat tempat untuk melaksanakan ibadah bagi kaum Muslim.
Jika Anda membawa anak-anak maka wajib hukumnya untuk berkunjung ke lantai tujuh karena di lantai tersebut terdapat Ruang Pelayanan Anak.
Di lantai itu juga terdapat banyak koleksi buku anak-anak dan ruang baca yang sangat nyaman.
Selain untuk anak-anak, di lantai tujuh juga disediakan tempat untuk disabilitas dan lansia.
Terdapat banyak koleksi buku huruf braille dan komputer yang didesain khusus untuk para disabilitas.
Selain terdapat banyak koleksi buku, di Perpusnas juga terdapat koleksi foto, audiovisual, peta, dan juga lukisan.
Terkadang di Perpusnas juga diadakan pameran secara berkala.
Bagaimana, apakah tertarik untuk mengunjungi perpustakaan tertinggi di dunia ini?
Yuk sempatkan waktu untuk berkunjung ke sini, bisa sambil wisata jugakan.
[/read]