Sering membeli buku dan familiar dengan istilah ISBN?
Kalau Anda termasuk orang yang merasa familiar dan ingin tahu apa itu ISBN Anda perlu membaca artikel ini sampai selesai.
Tidak hanya untuk yang familiar saja, tetapi yang belum pernah mendengarnya sekalipun juga perlu membaca ini untuk menambah wawasan.
Selamat membaca!
ISBN atau International Standard Book Number atau Nomor Buku Standar Internasional adalah unsur dalam buku yang harus dibubuhkan oleh penerbit buku guna memudahkan proses identifikasi secara komersial.
ISBN ini berupa nomor dan barcode yang letaknya ada di belakang buku.
Sistem ISBN ini pertama kali diciptakan oleh seorang penjual buku dan alat tulis yang bernama W. H. Smith di Britania Raya pada tahun 1966.
Pada awalnya ISBN disebut sebagai SBN atau Standard Book Numbering atau Penomoran Buku Standar yang digunakan sampai tahun 1974 dan kemudian diadopsi menjadi standar internasional ISO 2108 pada tahun 1970.
ISBN hanya bisa digunakan oleh penerbit buku dan tidak bisa digunakan sembarangan.
ISBN ini diatur oleh Badan Internasional ISBN yang berkedudukan di Berlin, Jerman.
[read more]
Untuk bisa mendapatkannya bisa dengan cara menghubungi perwakilan lembaga ISBN di setiap negara yang sudah ditunjuk.
Perwakilan lembaga internasional ISBN di Indonesia sendiri adalah Perpustakaan Nasional RI yang sudah ditunjuk pada tahun 1986.
Kesepakatan antara Badan Internasional ISBN dengan Perpustakaan Nasional RI telah ditandatangi pada tanggal 31 Maret 2005.
Selain memudahkan proses identifikasi, ISBN juga berguna untuk memberikan identitas kepada satu judul buku.
Fungsi bagi penerbit, ISBN berguna untuk melancarkan jalannya distribusi buku dan memperkecil adanya kekeliruan dalam pemesanan buku.
Penerbit buku akan sangat diuntungkan dengan adanya ISBN ini karena tidak hanya bisa untuk skala nasional tetapi juga internasional.
Fungsi ISBN juga tidak berbeda jauh dengan KDT atau Katalog Dalam Terbitan yang mana biasanya mereka diurus secara bersamaan.
Fungsinya adalah untuk memudahkan penggolongan buku di perpustakaan dan toko buku.
Dalam mengurus ISBN dan KDT biasanya ditemukan dalam pencarian buku lewat komputer.
Untuk mencantumkan ISBN pada buku tidak diperbolehkan adanya penggandaan atau pada setiap judul buku terdapat nomornya masing-masing dan itu tidak boleh sama.
Hal ini memiliki tujuan untuk memperkecil kemungkinan adanya kesalahan dalam mengidentifikasi buku.
Nomor pada ISBN, awalnya berjumlah 10 digit tetapi sejak tahun 2007 sistem penomoran ini berubah menjadi 13 digit.
Sejak itu terdapat tiga digit angka yang harus ditambahkan di awal yaitu 978 yang merupakan angka EAN Prefix.
Jika angka EAN Prefix 978 sudah penuh maka diganti menjadi 979 dan hal ini berlaku untuk semua negara.
EAN Prefix adalah angka pengenal produk terbitan buku.
Untuk menuliskan ISBN harus diurutkan berdasarkan kode negara, penerbit, buku, dan nomor identifikasi.
Tiga digit angka setelah EAN Prefix adalah kode negara 979 dan 602.
Empat digit setelahnya adalah nomor yang menunjukan kode penerbit atau publisher prefix.
Kemudian tiga digit berikutnya adalah kode judul buku atau title identifier.
Satu digit terakhir menunjukkan angka pemeriksa.
Pada setiap bagian angka ini akan dipisahkan dengan tanda penghubung (-).
Contoh pola ISBN pada buku di Indonesia antara lain:
- 978-979-penerbit-kode buku-nomor identifikasi
- 979-979-penerbit-kode buku-nomor identifikasi
- 978-602-penerbit-kode buku-nomor identifikasi
- 979-602-penerbit-kode buku-nomor identifikasi
Demikian artikel mengenai Apa Itu ISBN.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.
Terima kasih!
[/read]