Saat ini internet bisa digunakan oleh siapa saja mulai dari yang muda sampai yang tua, mulai dari orang baik sampai orang kurang baik pun bisa menggunakannya.
Di internet, seseorang bisa membuat informasi apa pun dan bisa menyebarkannya dengan sangat mudah.
Hanya dalam hitungan detik saja informasi tersebut sudah bisa langsung tersebar dan diakses oleh banyak pengguna internet.
Namun saat ini terdapat banyak sekali orang yang memanfaatkan internet untuk menyebarkan berita palsu atau hoaks, provokasi, dan ujaran kebencian.
Nah untuk menghindari berita palsu yang menyesatkan, berikut ini beberapa cirinya:
1. Judul Provokatif
Salah satu ciri dari berita palsu adalah judulnya yang provokatif atau kata-kata yang bisa membuat seseorang marah, sedih, atau bahkan takut.
Hal ini memang sengaja dibuat oleh seseorang karena mereka tahu bahwa pembaca hanya akan membaca judulnya saja dibanding membaca keseluruhan isinya.
Hanya dengan membaca judul yang bisa dibilang cukup menarik ini bisa membuat seseorang akan langsung meneruskannya ke orang lain.
Menyebarkan berita palsu ke banyak orang adalah salah satu tujuan dibuatnya berita palsu.
Selain permainan kata-kata, berita palsu juga biasanya membuat judul dengan huruf besar atau kapital.
[read more]
2. Sumber Berita dan Media yang Tidak Jelas
Ciri berita palsu selanjutnya adalah sumber berita yang tidak jelas.
Setiap berita yang baik pastinya akan menyertakan referensi atau sumber yang jelas.
Apabila jenis beritanya adalah berita lapangan maka akan tercantum beberapa data yang terkait dengan sumber primer di tempat kejadian perkara, penjabaran para saksi, dan lain sebagainya.
Jika berita tidak bersumber dari penyelidikan lapangan langsung maka biasanya referensi akan diambil dari buku-buku, hasil penelitian, dan jurnal.
Hal tersebut pasti berbeda dengan berita palsu yang mana tidak mempunyai referensi terpercaya.
Berita palsu biasanya berisi mengenai opini-opini atau pendapat seseorang.
Bila pun berita palsu mencantumkan sumbernya maka sumber tersebut bukanlah hal yang bisa dipertanggungjawabkan.
3. Isi Berita
Biasanya berita palsu berisi kata-kata yang tidak pasti seperti tiga hari yang lalu, 1 bulan yang lalu, kemarin, 1 minggu yang lalu, tahun lalu, dan masih banyak lagi.
Hal ini pasti berbeda dengan berita yang bersifat fakta.
Berita yang bersifat fakta maka akan terdapat kejelasan seperti menyebut hari, tanggal, bulan, dan tahun peristiwa.
Isi dari berita palsu juga mempunyai ciri khas tersendiri yaitu bisa dikenali dari cara penyampaiannya yang merupakan hasil opini atau pendapat seseorang saja.
Nada yang bisa dihasilkan saat membaca berita palsu biasanya bersifat memancing emosi pembaca, sedangkan untuk berita yang baik atau berisi fakta maka akan terdapat isi yang faktual atau terbukti kebenarannya.
4. Tidak Mengandung Unsur 5W + 1H
Berita yang baik dan benar adalah berita yang memberikan informasi selengkap-lengkapnya.
Untuk membantu memenuhi syarat tersebut penulis bisa menggunakan unsur 5W + 1H.
5W + 1H adalah singkatan dari what (apa), when (kapan), where (di mana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana).
Jadi pembaca harus hati-hati dengan berita yang tidak mengandung unsur tersebut.
Setelah tahu apa saja ciri dari berita palsu atau hoaks, kita sebagai pembaca berita seharusnya sudah bisa membedakan mana berita yang baik dan mana yang buruk.
Jangan sampai kita ikut menyebarkan berita palsu ya!
[/read]