Joko Pinurbo merupakan sosok penyair terkemuka Indonesia. Ia banyak menulis karya-karya puisi yang khas dan memiliki warna tersendiri dalam dunia puisi tanah air. Tak semua orang tahu, banyak kisah menarik yang dialami oleh penulis puisi Joko Pinurbo sepanjang hidupnya. Selengkapnya bisa kamu baca pada biografi berikut ini:
Nama Lengkap | Philipus Joko Pinurbo atau Joko Pinurbo |
Kebangsaan | Indonesia |
Tempat Lahir | Sukabumi |
Tanggal Lahir | 11 Mei 1962 |
Profesi Utama | Penyair |
Prestasi |
|
Profil Joko Pinurbo
Philipus Joko Pinurbo atau yang lebih beken dengan nama Joko Pinurbo merupakan seorang penyair Indonesia kelahiran Sukabumi, 11 Mei 1962. Ia memilki istri bernama Nurnaeni Amperawati Firmina yang dikaruniai dua orang anak yaitu Paska Wahyu Wibisono dan Maria Azalea Anggraeni. Ayah Joko bernama Sumardi sedangkan ibunya bernama Ngasilah.
Sedari kecil, Joko Pinurbo sangat suka menulis. Pada tahun 1973 ia lulus dari sekolah SD Mardi Yuana Warung Kiara, Sukabumi. Selanjutnya ia meneruskan pendidikannya di SMP Sanjaya Babadan, Sleman dan lulus pada tahun 1976.
Kecintaannya terhadap puisi semakin tinggi semenjak ia masuk ke Sekolah Menengah Atas. Ia menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta.
[read more]
Karya Joko Pinurbo
Joko Pinurbo sejatinya sudah mengamati puisi atau sajak selama 20 tahun. Selama 20 tahun itulah sayangnya Joko masih belum bisa menulis puisi.
Baru pada tahun 1999, Joko berhasil menulis puisi dan membukukannya dengan tema “Celana”. Tema ini belum pernah digunakan sama sekali oleh penulis-penulis sebelumnya.
Semenjak saat itu, ia menerbitkan lebih banyak karya puisi yang tidak kalah bagusnya. Beberapa di antaranya yaitu Celana (1999), Telepon Genggam (2003), Kekasihku (2004), Pacar Senja-Seratus Puisi Pilihan (2005), Di Bawah Kibaran Sarung (2001), Pacar kecilku (2002), dan masih banyak lagi yang lainnya.
Isi puisi Joko Pinurbo memadukan unsur humor, narasi, dan ironi. Selain itu, dirinya juga pandai dalam hal menggunakan dan mengolah citraan yang mengacu pada peristiwa sehari-hari.
Karya puisi yang dibuatnya memiliki bahasa yang cair namun panjang. Dengan kata-kata yang menarik, membuat puisi Joko Pinurbo dapat diterima dan dinikmati oleh para pecinta sastra di Indonesia.
Selain aktif dalam menerbitkan buku-buku puisi, Joko Pinurbo juga aktif menulis esai pada beberapa majalah dan juga surat kabar. Beberapa di antaranya yaitu Kompas, Horison, Suara Pembaharuan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Prestasi Joko Pinurbo
Soal prestasi, Joko Pinurbo telah meraih banyak sekali penghargaan. Terutama penghargaan yang berhubungan dengan karya yang pernah dibuatnya.
Dua puisi Joko yang berjudul Di Bawah Kibaran Sarung (2011) dan Pacar Kecilku (2012) pernah mendapat Khatulistiwa Literary Award.
Ia juga sering diundang dalam acara pembacaan puisi Internasional, beberapa di antaranya yaitu Poetry Festival Winternachten Transnational (2001) di Inggris, Festival of Arts Winternachten (2002) di Belanda, serta Indonesian Poetry Forum (2012) di Jerman.
Joko Pinurbo juga pernah diundang dalam acara Festival Puisi Internasional-Indonesia 2002 di Solo, Jawa Tengah.
Ia juga pernah mendapatkan penghargaan toko sastra terbaik versi Majalah Tempo dan juga puisi terbaik dari Dewan Kesenian Jakarta
Tak cukup itu saja, ia juga pernah mendapatkan penghargaan bergengsi SEA Write Award pada tahun 2014. Selain itu, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga pernah memberikannya perhargaan berupa Anugerah Kebudayaan sebagai pelestari seni. Masih banyak prestasi Joko Pinurbo lainnya yang tak mungkin saya sampaikan satu per satu pada artikel ini.
Demikian sedikit informasi mengenai biografi dari seorang penulis puisi terkemuka Indonesia, Joko Pinurbo. Hingga saat ini, ia berusia 57 tahun dan masih aktif berkecimpung di dunia sastra. Sekian dan semoga menginspirasi bagi banyak orang.
[/read]