Tokoh Ibu lengkap bersama loncengnya tidak lagi asing di telinga masyarakat penikmat film horor Pengabdi Setan. Film horor berkualitas ini banyak digandrungi oleh pecinta film tidak hanya dalam negeri namun hingga ke mancanegara. Kesuksesan besar yang diraih melalui film ini tidak hanya melambungkan aktor dan aktris yang berperan dalam mendalami karakter di film tersebut melainkan juga sutradara serta penulisnya, Joko Anwar.
Joko Anwar adalah orang yang memiliki peran besar dalam film tersebut sebagai penulis juga sutadaranya.
Tidak hanya itu film yang layak ditonton darinya tetapi masih banyak karyanya yang menarik.
Genre film yang disuguhkan juga tidak hanya horor tetapi ada thriller juga romansa hingga komedi juga digarapnya.
Nama Lengkap | Joko Anwar |
Kebangsaan | Indonesia |
Tempat Lahir | Medan |
Tanggal Lahir | 3 Januari 1976 |
Pendidikan Terakhir | Teknik Penerbangan,Institut Teknologi Bandung |
Profesi Utama | Sutradara,produser film,dan penulis skenario |
Prestasi/Pencapaian | Sutradara Terbaik dan Skenario Film Terbaik pada berbagai ajang penghargaan dalam negeri dan internasional |
1. Kehidupan Pribadi
Sejak dulu, kecintaannya terhadap film sudah terlihat. Walaupun masih menempuh pendidikan sekolah dasar, ia sudah mengetahui bahwa sebenarnya film itu dibuat oleh seseorang.
Di masa SMP, dalam pertunjukan drama di sekolahnya Joko menjadi sutradara dan mengadaptasi cerita dari The Merchant of Venice yang ditulis oleh Shakespeare.
Begitu juga saat di bangku SMA dengan membuat film pendek durasi tujuh menit yang menceritakan keseharian domba dengan proses editing yang sangat sederhana.
[read more]
2. Keluarga
Sejak lahir dia dan keluarganya menghabiskan aktivitas di Sumatera Utara tepatnya di Medan. Dia dibesarkan dalam perkampungan miskin di Medan dan bukanlah seseorang yang berasal dari keluarga kaya.
Bahkan dulu dia sempat membayangkan bahwa kehidupannya saat itu hanya pura-pura dan sering berimajinasi bahwa ternyata dia adalah orang kaya. Kisah tersebut juga memberikan inspirasi bagi filmnya.
3. Riwayat Pendidikan
Sutradara kebanggaan tanah air ini pernah menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Medan dan lulus pada tahun 1993. Ia kemudian melanjutkan kembali pendidikannya karena memiliki kesempatan untuk bersekolah di US, tepatnya di Wheeling Park High School.
Meskipun sempat merasakan pendidikan di negeri Paman Sam, dia kembali ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi.
Gelar sarjana didapatkan olehnya bukan melalui jurusan seni atau film juga bukan dari jurusan lainnya yang berhubungan dengan dunia perfilman atau teater juga seni peran lainnya. Jurusan yang diambil olehnya adalah Teknik Penerbangan di Institut Teknologi Bandung dan dia lulus di tahun 1999.
Orang tuanya tidak mampu untuk menyekolahkannya di sekolah film sehingga ia harus mengurungkan niatnya untuk menuntut ilmu di dunia perfilman karena biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit.
Namun, hal tersebut tidak menghentikannya untuk mengulik minat yang dimilikinya. Ia kemudian bergabung dengan kelompok pecinta dunia perfilman yang ada di kampus tempatnya menempuh pendidikan tetapi dia ditolak setelah mengikuti audisi.
4. Perjalanan Karir
Setelah lulus di tahun 1999, dia bekerja sebagai wartawan di The Jakarta Post, sebuah harian berbahasa inggris yang ada di Indonesia. Setelah menjadi wartawan kemudian mengisi artikel dengan tulisan kritiknya terhadap film di harian yang sama yaitu The Jakarta Post. Dia nyaman sebagai pekerjannya menjadi seorang kritikus film yang membawanya lebih dekat dengan dunia perfilman.
Dia pernah mendapat kesempatan untuk melakukan wawancara kepada Nia Dinata, seorang sutradara dan produser film yang juga merupakan cucu dari pahlawan nasional Indonesia yaitu Otto Iskandardinata.
Nia mendapatkan kesan baik dengan Joko Anwar saat wawancara sehingga mengajaknya untuk turut andil dalam proyek filmnya dalam film berjudul Arisan! yang dirilis pada tahun 2003. Hasil karyanya juga menghasilkan kesuksesan.
Film tersebut mendapat beberapa penghargaan seperti Film Terbaik pada ajang penghargaan bergengsi Festival Film Indonesia di tahun 2004. Film ini juga mendapat beberapa penghargaan luar negeri lainnya serta pujian dari berbagai kritikus film.
Film pertama yang dibuat Joko Anwar adalah Janji Joni. Film dengan genre romance comedy ini dirilis pada tahun 2005. Film ini telah ditulis olehnya sejak masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi yaitu sekitar tahun 1998. Aktor dan aktris sebagai pemeran utamanya adalah Nicholas Saputra dan Mariana Renata.
Penghargaan yang diperoleh dari film ini adalah Best Movie dalam ajang penghargaan bergengsi yaitu MTV Indonesia Movie Awards di tahun 2005. Film ini juga menjadi film box office terbesar pada saat itu.
Tidak hanya itu, Janji Joni juga mendapatkan penghargaan yang diberikan oleh Garin Nugroho seorang ketua SET Foundation berupa penghargaan khusus cara bercerita inovatif. Tidak hanya berkiprah di dalam negeri tetapi film ini juga mendapatkan apresiasi di festival film internasional yaitu Sydney Fim Festival.
Film Kala adalah film yang dirilis pada tahun 2007 dan langsung disutradarai juga ditulis oleh Joko Anwar. Film ini dibintangi oleh Fachri Albar dan Shanty juga tidak lepas dari berbagai pujan kritikus film di kancah internasional sebagai film noir pertama di Indonesia.
Film noir merupakan suatu genre film atau gaya sinema yang khas dan lahir di Amerika Serikat yang erat akan pencahayaan kurang yang menimbulkan kesan klasik dan adegan kekerasan serta misterius atau kriminal.
Bahkan film ini adalah film yang dipilih oleh majalah Sight & Sound menjadi salah satu film terbaik pada tahun 2007. Tidak hanya pujian pada filmnya tetapi pujian juga dilontarkan pada sang sutradara film noir tersebut yaitu sebagai salah satu sutradara paling cerdas di Asia.
Tidak berhenti sampai disitu, Film Kala juga mampu untuk bersaing di kancah dunia perfilman internasonal. Film ini disandingkan dengan karya tokoh film terkenal dunia seperti Kiyoshi Kurosawa serta Alex Proyas.
Selain itu juga mampu menyingkirkan film-film lainnya sehingga berhasil terpilih dalam lebih dari 30 film di festival intersasional dan membawa penghargaaan salah satunya pada ajang apresiasi film yaitu New York Asian Film Festival memboyong penghargaan Jury Prize.
Film Kala juga mampu membawa kembali nuansa film karya Fritz Lang yang berjudul M bagi para penontonnya. Pernyataan tersebut dilontarkan oleh The Hollywood Reporter kepada film cerdas ini.
Joko tidak selalu sendiri tetapi juga menyumbangkan ide dan kerativitasnya terhadap beberapa film. Ia juga ikut serta dalam penulisan naskah untuk sutradara lainnya dan berhasil menorehkan kesuksesan dengan memperoleh penghargaan. Salah satunya, Film Jakarta Undercover oleh sutradara Lance yang mengisahkan tentang kehidupan kelam Ibukota.
Film lainnya adalah Quickie Express yang dirilis dan tayang pertama kali pada tanggal 22 November 2007 oleh sutradara Dimas Djayadiningrat yang menceritakan tentang Tora Sudiro, Aming, serta Lukman Sardi sebagai tiga pemuda dengan profesi sebagai gigolo.
Joko juga berkolaborasi menulis naskah dengan Mouly Surya dalam film berjudul Fiksi yang tayang pertama kali pada tanggal 19 Juni 2008 dengan pemeran utama Ladya Cheryl.
Film ketiganya adalah film berjudul Pintu Terlarang. Film ini rilis di tahun 2009 yang diperankan oleh Marsha Timothy serta kembali menggandeng aktor Fachri Albar yang sebelumnya pernah bekerja sama dengannya dalam Film Kala. Film ini diadaptasi dari novel karangan Sekar Ayu Asmara.
Kesuksesan film ini menembus internasional sebagai Best of Bucheon di ajang apresiasi film Bucheon International Fantastic Filme Festival pada tahun 2009. Film ini juga terpilih untuk diputar di acara penghargaan International Film Festival Rotterdam yang ke-38 dan digelar pada tanggal 21 Januari 2009 sampai 1 Februari 2009.
Film lainnya yang ia ciptakan adalah Modus Anomali yang rilis pada tanggal 26 April 2012 dengan menggandeng Rio Dewanto dan Hannah Al Rasyid sebagai pemeran utama dalam film ini. Film ini adalah genre thriller dalam bentuk psikologi yang seluruh adegan dialognya tidak menggunakan bahasa Indonesia melainkan menggunakan Bahasa Inggris.
Film Modus Anomali memiliki judul rilis internasional yang berbeda yaitu dengan judul Ritual. Jalan ceritanya yang tidak mudah ditebak serta adegan yang dikemas sederhana tetapi bisa membuat penonton bertanya-tanya membawa film ini menarik untuk ditonton.
Di Amerika tepatnya Texas, film ini ditonton oleh lebih dari 1500 penonton. Film ini pertama kali ditayangkan pada acara South by South West (SXSW) di tahun 2012 pada pertengahan bulan Maret hingga mendapatkan hibah oleh Network of Asian Fantastic Films di Bucheon, Korea Selatan.
Tahun 2017 namanya kian melejit pesat melalui karyanya dalam film Pengabdi Setan. Film remake karyanya ini merupakan hasil terbesarnya sepanjang kehidupan profesinya dalam dunia sinematografi. Film ini juga berhasil mengisi dalam daftar film box office tidak hanya indonesia tetapi hingga Singapura, Malaysia, Hongkong, hingga mencapai Meksiko.
Sebelumnya, film yang identik dengan tokoh “ibu” ini sudah pernah rilis pada tahun 1986 yang dikemas ulang kembali dengan versi yang lebih modern dan sisi horor yang juga diperlihatkan dengan tepat. Film ini alih-allih disebut sebagai pelopor kembali munculnya film horor yang berkualitas di Indonesia. Jumlah penontonnya pun terhitung fantastis yaitu 4,2 juta orang di bioskop per 7 November 2017 dan mengantarnya pada film terlaris pada saat itu.
Tidak hanya sebagai produser film, sutradara, ataupun penulis naskah, Joko Anwar juga pernah berperan sebagai aktor dalam beberapa film. Babi Buta yang Ingin Terbang di tahun 2008 sebagai film pertamanya dalam dunia akting, Madame X pada tahun 2010 yang disutradarai oleh Lucky Kuswandi, Demi ucok di tahun 2013 bergenre drama comedy bersama Geraldine Sianturi. Film lainnya yaitu Film 3Sum di tahun 2013 merupakan film antologi drama Indonesia dengan 3 segmen film yaitu insomnight, rawa kucing, serta impromtu. Film lainnya yaitu Sebelum Pagi Terulang Kembali pada tahun 2014, Melancholy is a Movement di tahun 2015, serta Ave Maryam di tahun 2018 yang menceritakan kisah cinta terlarang antara biarawan dan biarawati.
Karirnya juga menapaki dunia internasional. Kemampuannya untuk menciptakan karya film dalam jenis genre yang beragam membawanya dipercayai untuk melakukan kerja sama dengan HBO Asia. Ia bekerjasama dengan HBO Asia dalam serial televisi dengan judul Halfworlds di tahun 2015 juga film serial folklore dengan judul A Mother’s Love pada tahun 2018.
5. Karya Joko Anwar
Karya yang dihasilkan Joko Anwar juga terbilang banyak, salah satunya Kala yang dirilis pada tahun 2007. Film ini meleburkan masa depan dengan masa sejarah dan rasa kemanusiaan yang rendah antar sesama manusia. Selain itu, film ini juga menunjukkan akibat yang akan terjadi atau dirasakan apabila tetap bungkam terhadap ketidakadilan yang dilihat oleh mata sendiri.
Sebelumnya ada pula Janji Joni pada tahun 2005. Film ini adalah film drama komedi yang menceritakan tentang kehidupan Joni yang diperankan Nicholas Saputra sebagai tukang antar roll film dengan segala masalah yang meliputi dirinya. Kemudian dia bertemu dengan seorang gadis dan film ini memiliki akhir kisah yang menyenangkan dengan bersamanya Joni dengan gadis pujaan.
Film lainnya ialah A Copy of Mind yang cukup banyak digandrungi masyarakat pecinta film. Film ini dirilis pada tahun 2015 yang mengangkat isu politik di dalamnya serta memperlihatkan kehidupan masyarakat Indonesia.Salah satunya adalah melalui peran Tara Basro sebagai Sari yang menunjukkan sifat masyarakat yang tidak akan tinggal diam jika diperlakukan semena-mena dan sebaliknya.
Stip dan Pensil juga ditulis olehnya dan rilis pada tahun 2017. Film bergenre komedi ini diperankan oleh Ernest Prakasa dan Tatjana Saphira yang mengundang humor bagi para penontonnya. Film ini mengisahkan tentang 4 anak remaja yang duduk di bangku SMA untuk melakukan pengamatan tentang anak jalanan.
Potret realistis yang diberikan seperti keadaan tempat tinggal yang kumuh, pengggusuran, serta rendahnya pendidikan yang dirasakan oleh masyarakat kalangan bawah kaya akan pesan positif bagi para penonton film ini.
Pengabdi Setan juga disutradarai dan ditulis oleh Joko Anwar rilis pada tahun 2017. Film ini menceritakan keluarga yang mengalami teror setan sebagai akibat keikutsertaan Ibu yang diperankan Ayu Laksmi dalam sekte persekutuan sesat. Tanggapan positif bermunculan terhadap film ini.
Film genre komedi lainnya yang dihasilkan adalah Orang Kaya Baru yang rilis tahun 2019. Film ini dibintangi oleh Raline Shah, Lukman Sardi, Derby Romero,dan Refal Hady. Kisahnya adalah tentang kehidupan keluarga yang sederhana tetapi tetap kompak sampai suatu hari terungkap bahwa sang ayah memiliki harta warisan yang banyak dan mengubah kehidupan mereka selanjutnya. Film ini terinspirasi oleh masa kecilnya yang sempat membayangkan bahwa hidupnya saat itu hanya pura-pura dan sebenarnya dia adalah orang kaya.
Film bertajuk pahlawan super juga dibuatnya yaitu Gundala yang rilis di tahun 2019. Sebagai sutradara dan penulis film ini, Joko Anwar juga menggandeng Abimana Aryasatya sebagai karakter utama film ini. Pahlawan dalam film ini merupakan lambang perlawanan terhadap ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
Tahun 2019, Joko kembali melahirkan sebuah karya film thriller yang disutradarai dan ditulis olehnya yaitu Perempuan Tanah Jahanam. Kisahnya adalah menceritakan Maya yang diperankan Tara Basro untuk berburu harta warisan keluarganya. Film ini mencapai angka 1,5 juta penonton.
Pada tahun yang sama juga mengeluarkan film horor lainnya berjudul Ratu Ilmu Hitam.
6. Penghargaan yang Diraih Joko Anwar
Gayanya dan kemampuannya dalam menulis atau menjadi sutradara serta produser film yang unik membuahkan kesuksesan dalam setiap karyanya. Tidak heran jika penghargaan yang diraihnya juga terbilang banyak. Ia dinobatkan sebagai Penulisan Skenario Film Indonesia Terbaik pada penghargaan Apresiasi KuFI 2010.
Ia juga telah menyandang Sutradara Terbaik di tahun 2005 pada penghargaan Piala Citra. Film yang mengantarkannya menuju apresiasi tersebut adalah Janji Joni. Tahun sebelumnya yaitu 2004 juga mendapatkan Skenario Terpuji pada film Arisan! melalui Penghargaan Festival Film Bandung.
Sutradara terbaik juga kembali disandangnya pada tahun 2015. Di ajang penghargaan Piala Citra, dia mendapatkan gelar Sutradara Terbaik melalui film A Copy of Mind. Lalu juga pada Piala Maya 2017 sebagai Penyutradaraan Terpilih melalui film Pengabdi Setan.
Tidak hanya penghargaan dalam negeri tetapi hingga internasional juga diraihnya. Salah satunya adalah Modus Anomali. Skenario dari film ini mengantarkan untuk meraih penghargaan Bucheon Award dalam ajang penghargaan Network of Asian Fantastic Film. Masih banyak segudang prestasi lainnya yang ditorehkan Joko Anwar untuk dunia perfilman Indonesia.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan semakin meningkatkan minat pembaca untuk lebih bangga dan menghargai film karya anak bangsa.
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]