“Alih kode dan campur kode adalah bagian dari konsentrasi dalam sosiolinguistik yang banyak ditemukan di masyarakat umum”.
Apakah Anda sudah pernah mendengar istilah alih kode dan campur kode?
Masih belum pernah?
Padahal itu bisa ditemukan dengan mudah lho, bahkan Anda sendiri mungkin juga menggunakannya.
Ingin kenalan dengan mereka?
Jika jawabannya iya, jangan lewatkan penjelasan di bawah ini ya!
Alih Kode
Alih kode adalah peristiwa adanya peralihan dari penggunaan kode satu ke kode lainnya dengan alasan atau situasi tertentu.
Kode yang dimaksud adalah bahasa bukan angka.
Jadi, misal jika seseorang awalnya menggunakan kode A (bahasa Indonesia) lalu beralih menggunakan kode B (bahasa Inggris), itu disebut sebagai alih kode atau code switching.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode, yaitu :
- adanya orang ketiga,
- perpindahan topik,
- penutur dan lawan tutur,
- terpengaruh oleh lawan bicara,
- beralih media atau sarana bicara, dan
- perubahan situasi.
Contoh:
- Murid menggunakan bahasa Jawa ngoko ketika berbincang dengan temannya dan beralih ke bahasa Indonesia ketika berada di dalam kelas atau berbicara dengan guru.
- Gita dan Paul berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris ketika di tempat kerja dan beralih ke bahasa Indonesia ketika dengan berdua atau berada di rumah.
- Jamal adalah penutur bahasa Indonesia, tetapi karena temannya yang bernama James hanya bisa berbahasa Inggris akhirnya Jamal menggunakan bahasa Inggris untuk bisa berkomunikasi.
[read more]
Campur Kode
Campur kode adalah penggunaan lebih dari satu bahasa dalam suatu kalimat atau percakapan.
Penggunaannya bisa berupa kata, frasa, klaus, baster, reduplikasi, hingga idiom.
Ini bisa membantu untuk memperluas gaya dan ragam bahasa.
Jadi, misal jika seseorang menggunakan kode A (bahasa Indonesia) lalu diselipkan kata dari kode B (bahasa Inggris), itu disebut sebagai campur kode atau mix code.
Adapun beberapa faktor penyebab terjadinya campur kode, seperti:
- hubungan timbal balik antara penutur,
- penggunan istilah yang sedang tren atau populer,
- keterbatasan penggunaan kode,
- penutur dan lawan tutur,
- modus pembicaraan topik,
- ingin terlihat keren dan terpelajar, serta
- tempat tinggal dan lingkungan.
Peristiwa ini bisa dilihat di lingkungan sekitar, seperti bahasa anak Jakarta Selatan yang menggabungkan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.
Ada juga di Surabaya yang sering menggabungkan bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa.
Contoh:
- Oh my god, aku lupa mengerjakan PR-ku!
- Kamu itu kok ganggu aja sih, wes cepet pergi sana!
- Jangan judge orang dari cover-nya saja.
- Kalau aku sih lebih prefer ke pilihan pertama karena warnanya kalem dan tidak norak.
- Kamu sudah makan belum? Kalau belum ayo tak beliin nasi goreng ndek warung langgananku.
- Ternyata si Gigi Hadid geulis pisan ya, makanya banyak yang suka.
- Toko Pak Kadar ludes amargo kebakaran, jadi saiki Pak Kadar kudu gulung tikar.
- Aku tuh literally masih nggak nyangka kalau nilaikau turun drastis.
Informasi di atas sudah menjelaskan tentang apa itu alih kode dan campur kode.
Mereka memang sama-sama menyatukan lebih dari satu bahasa atau kode, tetapi adapun hal yang membedakannya.
Alih kode dilakukan secara sadar dan karena suatu alasan tertentu, sementara campur kode dilakukan secara tidak sadar atau tanpa tujuan khusus.
Referensi:
Eprints.unm.ac.id. ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM INTERAKSI MASYARAKAT TERMINAL MALLENGKERI KOTA MAKASSAR. [Internet]. Terdapat pada: http://eprints.unm.ac.id/10388/1/ARTIKEL.pdf
Narabahasa.id. 2021. Perbedaan Alih Kode dengan Campur Kode. [Internet]. Terdapat pada: https://narabahasa.id/linguistik-interdisipliner/sosiolinguistik/ perbedaan-alih-kode- dengan-campur-kode
Harianguru.com. Contoh Alih Kode dan Campur Kode dalam Pembelajaran. [Internet]. Terdapat pada: http://www.harianguru.com/2015/10/ contoh-alih-kode-dan-campur- kode-dalam.html
[/read]