Salah satu ciri khas Indonesia adalah keragaman bahasa daerah yang jumlahnya bisa mencapai ratusan.
Bahkan Indonesia sendiri masuk dalam jajaran negara dengan bahasa terbanyak.
Walaupun demikian, ada beberapa bahasa daerah yang sudah ada dalam kondisi kritis bahkan terancam punah.
Hal ini sudah dinyatakan dalam penelitian untuk pemetaan dan perlindungan bahasa daerah Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Memangnya mengapa bahasa daerah bisa punah?
Sebelum mengetahui itu, ada baiknya untuk mengetahui secara sekilas terlebih dahulu mengenai apa itu bahasa daerah?
Apa itu bahasa daerah?
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti dari bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer dan digunakan oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi, bekerja sama, dan mengidentifikasikan diri.
Sementara bahasa daerah adalah bahasa yang lazim atau umum digunakan di suatu daerah.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa Indonesia mempunyai banyak bahasa daerah.
Daerah yang menghasilkan banyak bahasa adalah Papua yaitu sekitar 326 bahasa, Papua Barat sebanyak 102 bahasa, dan Nusa Tenggara Timur 62 bahasa.
Sementara bahasa daerah dengan jumlah penutur terbanyak adalah bahasa Jawa yaitu sekitar 84.300.000 jiwa, bahasa Sunda sekitar 42.000.000 jiwa, dan bahasa Madura sekitar 13.600.000 jiwa.
Kerennya lagi penutur bahasa daerah ini tidak hanya dari masyarakat Indonesia saja, tetapi juga luar negeri seperti Suriname, Singapura, Kaledonia Baru, dan Malaysia.
Penyebab punahnya bahasa daerah
Tidak hanya flora dan fauna saja yang bisa punah tetapi juga budaya, salah satunya adalah bahasa daerah.
Di Indonesia sendiri setidaknya sudah ada sekitar 18 bahasa daerah yang terancam punah yaitu:
[read more]
Asal | Nama Bahasa |
NTT | Nedebang |
Maluku | Hulung dan Samasuru |
Papua | Mander, Namla, Makleu atau Maklew, Bku, Dubu, Mansim Borai, Podona, dan Irarutu |
Sumatera | Bajau Tungkai dan Lematang |
Sulawesi | Sangihe Talaud, Konjo, Ponosokan atau Ponosakan, dan Minahasa atau Gorontalo |
Berdasarkan data dari Badan Bahasa Indonesia, bahkan sudah ada 11 bahasa daerah yang punah yaitu:
Asal | Nama Bahasa |
Papua Barat | Tandia |
Papua | Mawes |
Maluku | Kajeli atau Kayeli, Piru, Moksela, Hukumina, Hoti, Serua, Nila dan Palumata |
Maluku Utara | Ternateno |
Menurut Fanny Henry Tondo dalam Jurnal Masyarakat & Budaya, ada beberapa faktor atau penyebab dari punahnya bahasa daerah ini, antara lain:
- Pengaruh dari bahasa mayoritas.
- Penutur bilingual atau multilingual bisa mencampurkan bahasa daerah dengan beberapa bahasa lain yang dikuasai.
- Faktor globalisasi menjadikan penutur bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan penutur bahasa lain dari daerah lain atau bahkan negara lain.
- Adanya migrasi penduduk dan itu bisa menyebabkan punahnya bahasa jika mereka tidak menuturkannya pada keluarga.
- Perkawinan antar etnik atau amalgamasi yang kebanyakan akan menggunakan bahasa Indonesia karena tidak mengerti bahasa daerah pasangannya.
- Adanya bencana atau musibah yang bisa menghilangkan semua penutur bahasa daerah di suatu tempat.
- Kurangnya kebanggaan dan penghargaan atas bahasa daerah oleh penuturnya.
- Kurangnya komunikasi yang menggunakan bahasa daerah.
- Faktor ekonomi, ada banyak penutur bahasa daerah yang sering menggunakan bahasa lain, misalnya seperti bahasa Indonesia atau bahkan bahasa Inggris dikarenakan adanya urusan pekerjaan.
- Keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi yang banyak digunakan di berbegai ranah seperti pendidikan, pekerjaan, atau urusan lain juga ikut serta mendorong punahnya bahasa daerah.
Punahnya bahasa daerah sendiri akan memengaruhi identitas dari penutur bahasa tersebut.
Nantinya, masyarakat Indonesia juga akan kehilangan kemampuan untuk bisa mengerti dan memahami indahnya kearifan lokal.
Lebih parahnya lagi, Indonesia bisa saja kehilangan ciri khasnya sebagai salah satu negara pemilik bahasa terbanyak jika bahasa daerah ini banyak yang punah.
Oleh karena itu, yuk kita sama-sama melestarikan bahasa daerah negara kita dengan melakukan banyak hal misalnya seperti membuat bacaan menggunakan bahasa daerah setempat, menyelenggarakan acara misalnya seperti membuat puisi menggunakan bahasa daerah, membiasakan diri berbicara atau berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah, dan masih banyak lagi hal lain yang bisa dilakukan.
Cinta bahasa daerah sama dengan cinta Indonesia!
[/read]