Suatu karya tulis dibagun dari serangkaian paragraf atau alinea. Rangkaian paragraf dapat menciptakan sebuah kesatuan tema yang memaparkan isi dan materi karya tulis. Sebuah paragraf terdiri dari susunan kalimat. Susunan kalimat dalam paragraf tersebut saling berkaitan dan koheren (padu).
Perencanaan dalam menyusun kalimat yang padu dan saling berkaitan sangatlah diperlukan.
Perencanaan tersebut dapat dimulai dari menentukan gagasan yang akan disampaikan penulis dan metode pengembangan gagasan.
Dengan demikian keberadaan paragraf dalam sebuah karya tulis menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan.
1. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah kesatuan pokok pikiran yang terdiri atas beberapa kalimat. Sebuah paragraf terdiri atas satu pokok pikiran atau satu gagasan utama.
Menurut Chaer (2011), paragraf adalah satuan bahasa yang terdiri atas dua buah kalimat atau lebih yang saling berkaitan, memiliki satu kesatuan yang utuh, dan padu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru.
2. Tujuan Membentuk Paragraf
Penulisan paragraf sering ditandai dengan penulisan kalimat yang menjorok ke dalam. Selain itu, penulis dapat menentukan spasi untuk membedakan jarak antar paragraf.
Tujuan membentuk paragraf, yaitu:
- membedakan penulisan dalam merinci ide pokok;
- membedakan pembaca dalam memahami pokok pikiran suatu karya tulis, dan
- memberikan perhentian yang formal sehingga pembaca dapat beristirahat.
[read more]
3. Fungsi Paragraf
Menurut Alek dan Achmad (2011), fungsi paragraf antara lain:
- Mengekspresikan gagasan tertulis ke dalam kalimat yang tersusun secara logis;
- Menandai pergantian gagasan baru setiap paragraf;
- Memudahkan penulis dalam mengatur gagasan, dan
- Memudahkan pembaca dalam memahami tulisan.
4. Jenis-Jenis Paragraf
Menurut Finoza (2009), paragraf dikelompokkan menjadi tiga. Ketiga kelompok paragraf tersbut, antara lain paragraf menurut posisi kalimat topik, menurut isinya, dan fungsinya.
4.1 Jenis-Jenis Paragraf berdasarkan Posisi Kalimat Topik
Kelompok paragraf menurut posisi kalimat topiknya dibedakan menjadi empat, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif induktif, dan paragraf penuh kalimat topik.
4.1.1 Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang memiliki kalimat topik atau kalimat utama di awal paragraf. Paragraf ini menyajikan permasalahan di awal para paragraf dan kemudian menyajikan rincian atau uraian masalah.
4.1.2 Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang memiliki kalimat topik atau kalimat utama di akhir kalimat. Teknik penyajian ini dilakukan dengan cara menyajikan penjelasan terlebih dahulu dan kemudian menyajikan kalimat topik atau kalimat utama.
4.1.3 Paragraf Deduktif Induktif
Paragraf deduktif induktif merupakan paragraf yang memiliki kalimat topik atau kalimat utama yang terletak di awal dan akhir kalimat. Kalimat di akhir paragraf merupakan penegasan kembali dari gagasan utama yang terdapat di awal paragraf.
4.1.4 Paragraf Penuh Kalimat Topik
Paragraf penuh kalimat topik memiliki kalimat topik atau kalimat utama di seluruh paragraf. Jenis paragraf ini terbentuk dari kalimat topik atau kalimat utama dari seluruh paragraf. Hal ini menyebabkan tidak ada satu pun kalimat dalam paragraf yang tidak termasuk ke dalam kalimat topik atau kalimat utama.
4.2 Jenis-Jenis Paragraf menurut Isinya
Menurut isinya, paragraf dibedakan menjadi lima, yaitu:
- Paragraf Persuasif;
- Paragraf Argumentatif;
- Paragraf Naratif;
- Paragraf Deskriptif; dan
- Paragraf Ekspositoris.
4.3 Jenis-Jenis Paragraf menurut Fungsinya
Menurut fungsinya, paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup.
4.3.1 Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka bertujuan untuk mengawali atau membuka sebuah karya tulis.
Menurut Finoza (2009), paragraf ini berfungsi untuk menghantarkan pokok pembicaraan, menarik minat dan perhatian pembaca, dan menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi karangan.
Hal yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian pembaca adalah
- memberikan kutipan, peribahasa, anekdot, dan definisi,
- memberikan uraian penting tentang pokok pembicaraan,
- memberikan maksud dan tujuan penulisan, dan
- memberikan sebuah pertanyaan.
4.3.2 Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung dapat disebut dengan paragraf isi. Paragraf ini bertujuan untuk mengembangkan topik atau pokok pembicaraan yang telah dirumuskan pada paragraf pembuka.
Paragraf ini berfungsi untuk
- menjelaskan inti persoalan,
- menjelaskan persoalan dengan contoh dan rincian,
- memberikan analisis terhadap pokok persoalan, dan
- mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.
4.3.3 Paragraf Penutup
Paragraf penutup berisi simpulan dari sebuah karya tulis. Paragraf ini dimaksudkan sebagai penutup atau bagian akhir dari karya tulis.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian paragraf ini, yaitu
- sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang,
- isi paragraf berisi simpulan, dan
- sebagai simpulan yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf dapat memberikan kesan yang mendalam bagi pembaca.
5. Syarat-Syarat Penyusunan Paragraf
Sebuah paragraf yang efektif harus memiliki tiga syarat. Ketiga syarat tersebut adalah adanya kesatuan, adanya kepaduan, dan adanya pengembangan paragaf.
5.1 Kesatuan Paragraf
Suatu paragraf yang memiliki kesatuan apabila seluruh kalimat dalam paragraf tersebut membahas satu ide pokok (gagasan).
Apabila terdapat kalimat yang menyimpang dari gagasan yang sedang dibahas maka paragraf tersebut memiliki lebih dari satu ide pokok (gagasan). Untuk menghindari hal tersebut, penulis dapat membuat kerangka paragraf terlebih dahulu.
Menurut Syamsuddin (1994), terdapat lima langkah praktis yang dapat dilakukan untuk membuat sebuah paragraf. Lima langkah tersebuat, antara lain:
- Menentukan topik terlebih dahulu untuk suatu paragraf (topik paragraf merupakan kalimat inti dari kalimat utama dalam paragraf);
- Mencatat seluruh hal yang berkaitan dengan ide pokok paragraf (tidak perlu kalimat panjang, cukup dengan kalimat pokok lalu seleksi unsur yang tepat dan berhubungan dengan topik);
- Menyusun secara sistematis unsur-unsur bagi paragraf yang diawali dengan topik dan dilanjutkan dengan unsur penjelasnya;
- Menentukan gaya penulisan, seperti menentukan posisi kalimat topik (di awal paragraf, di akhir paragraf, atau di awal dan di akhir paragraf); dan
- Menjadikan seluruh unsur berurutan menjadi satu kalimat untuk satu unsur.
5.2 Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat tercipta apabila aliran kalimat yang dibaca lancar dan logis. Permasalahan yang muncul dalam membuat sebuah paragraf adalah kalimat tersusun secara tidak logis dan memiliki logika berpikir yang tidak jelas. Bahkan terdapat beberapa kalimat yang tidak berhubungan dengan kalimat topik. Oleh karena itu diperlukan pengait antarkalimat agar tercipta paragraf yang padu. Istilah pengait antarkalimat adalah kata atau frasa yang berfungsi untuk memadukan paragraf (Chaer 2011). Pengait antarkalimat ini dapat berupa pengait antarkalimat dan pengait antarparagraf.
5.3 Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf adalah penambahan keterangan dalam bentuk kalimat penjelas terhadap ide pokok (gagasan) dalam kalimat pokok. Penambahan ide atau rincian gagasan utama ini dilakukan dalam urutan yang teratur dan logis.
6. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membentuk paragraf dikelompokkan menjadi dua, yaitu kalimat topik atau kalimat utama, dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Kalimat topik atau kalimat utama adalah kalimat yang memuat ide pokok atau gagasan utama paragraf. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung adalah kalimat yang memiliki fungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide pokok atau gagasan utama.
Ciri-ciri kalimat utama atau kalimat topik, antara lain:
- Kalimat utama merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
- Mengandung permasalahan yang dapat dirinci dan diuraikan secara lebih lanjut;
- Memiliki arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain; dan
- Dapat dibentuk tanpa kata sambung dan frasa transisi.
Ciri-ciri kalimat penjelas atau kalimat pendukung, antara lain:
- Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dalam sudut arti);
- Arti kalimat penjelas atau kalimat pendukung dapat diketahui jika dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf;
- Memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi dalam membentuk kalimat; dan
- Isi dari kalimat pendukung dapat berupa rincian, penjelasan, contoh dan data tambahan yang bersifat mendukung atau menjelaskan kalimat topik.
7. Kerangka Paragraf
Kerangka paragraf adalah suatu racangan yang terdiri atas gagasan atau ide pokok karya tulis yang disusun secara sistematis.
Kerangka paragraf dapat dibuat sebelum menyusun suatu paragraf. Membuat kerangka paragraf digunakan untuk membantu penulis dalam menentukan ide pokok paragraf dan mengembangkan paragraf.
Berikut ini salah satu contoh dalam menyusun kerangka paragraf.
Topik : Jenis Sampah
Pejelas :
- Organik
- Mudah busuk, misalnya daun, sisa makanan
- Anorganik
- Sukar membusuk, misalnya plastik, kaleng.
8. Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf merupakan salah satu cara untuk menambahkan keterangan dan rincian terhadap ide pokok (gagasan) dalam suatu paragraf. Beberapa teknik atau cara dalam pengembangan paragraf, yaitu teknik pengembangan dengan klimaks, sudut pandang, perbandingan dan pertentangan, analogi, proses, sebab akibat, umum khusus, dan klasifikasi.
8.1 Teknik Pengembangan dengan Klimkas
Teknik pengembangan paragraf dengan teknik klimaks diawali dengan gagasan yang dijelaskan secara rinci ke dalam gagasan bawahan (pendukung). Rincian gagasan bawahan (pendukung) dengan kalimat penjelas diawali dengan posisinya yang lebih rendah dan secara bertahap berubah menuju ke arah kalimat penjelas yang lebih tinggi posisinya, hingga pada akhirnya berada pada posisi paling tinggi (klimaks).
Berikut ini adalah contoh paragraf dengan teknik pengembangan klimaks.
Komputer generasi pertama memiliki ukuran yang sangat besar dan memiliki berat yang dapat mencapai 30 ton. Komputer pada generasi ini memerlukan daya listrik yang besar dan bahasa mesin yang digunakan tergolong rumit sehingga hanya dapat dioperasikan oleh beberapa orang ahli saja dan komputer pada generasi ini belum dikomersialkan. Komputer generasi kedua memiliki ukuran tube vacuum yang lebih kecil dari generasi sebulumnya, menggunakan memori intimagnetik, dan menggunakan bahasa mesin berupa bahasa assembly. Ukuran komputer generasi ketiga menjadi semakin kecil dan memiliki kemampuan yang lebih baik dari generasi terdahulu. Perangkat keras (hardware) di generasi ini semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan munculnya IC dan mulainya dikembangkan teknik pemrograman berupa berbagai macam software. Komputer pada generasi ini memiliki ukuran yang semakin kecil dan memiliki kapasitas memori yang lebih besar dan akses yang lebih cepat.
8.2 Teknik Pengembangan dengan Sudut Pandang
Teknik pengembangan dengan teknik sudut pandang dibedakan menjadi dua. Teknik pengembangan sudut pandang tersebut adalah teknik berdasarkan urutan ruang dan urutan waktu.
8.2.1 Teknik Pengembangan berdasarkan Urutan Ruang
Pengembangan paragraf dengan teknik ini dilakukan berdasarkan urutan ruang. Penulis harus menguraikan secara berurutan dari yang pertama dilihat, kedua, ketiga, dan seterusnya. Hal ini akan menyebabkan penulis tidak akan menjelaskan ruangan yang belum ia lihat.
Berikut ini adalah salah satu contoh paragraf dengan teknik pengembangan berdasarkan urutan ruang.
Areal kerja yang dikelola oleh PT Intracawood Manufacturing dikelilingi oleh pemukiman warga yang berada di sekitar sungai dan terpusat di beberapa bagian resetlemen penduduk. Sebaran pemukiman tersebut terletak di sekitar perbatasan IUPHHK bagian timur, utara, dan barat dari areal kerja PT Intracawood Manufacturing. Di bagian selatan areal kerja PT Intracawood Manufacturing adalah hutan lindung dan tidak terdapat pemukiman penduduk. Seluruh desa yang berada di sekitar dan di dalam areal berjumlah 40 desa.
8.2.2 Teknik Pengembangan berdasarkan Urutan Waktu
Pengembangan paragraf dengan teknik ini dilakukan berdasaran urutan waktu. Teknik pengembangan ini dapat menggunakan urutan waktu maju dan urutan waktu mundur.
Berikut ini adalah salah satu contoh paragraf dengan teknik pengembangan berdasarkan urutan waktu.
Masa sulit dan krisis negara ini ditutup pada abad ke 20. Abad ke 21 merupakan masa transisi demokrasi yang disertai krisis multidimensi dan mengalami permasalahan berbangsa dan bernegara. Semangat reformasi dilakukan perombakan mendasar dalam dalam sistem kenegaraan Indonesia. Saat ini, negara Indonesia mengalami fase penting dan menentukan arah demokrasi. Negara memberlakukan Undang-Undang Otonomi Daerah pada 1 Januari 2001. Perubahan tata pemerintah sentralistik kepada tata pemerintahan desentralistik diharapkan dapat mengakomodasi partisipasi aktif masyarakat dalam hidup demokrasi.
8.3 Teknik Pengembangan dengan Perbandingan dan Pertentangan
Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan cara membandingkan atau melakukan pertentangan terhadap dua hal. Hal yang dibandingkan haruslah memiliki tingkatan yang sama dan kedua hal tersebut memiliki persamaan dan perbedaan.
Berikut ini adalah salah satu contoh paragraf dengan teknik pengembangan perbandingan dan pertentangan.
Rumah Minang tradisional memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan rumah Minang modern. Jumlah kamar dalam rumah Minang tradisional lebih banyak dari pada rumah Minang modern. Rumah Minang tradisional berbentuk panggung dan terbuat dari kayu. Semetara itu, rumah Minang modern jumlah kamar yang sedikit dan rumah tersebut terbuat dari bata.
8.4 Teknik Pengembangan dengan Analogi
Teknik pengembangan paragraf dengan analogi dapat dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang memiliki kesamaan bentuk atau fungsi. Teknik ini membandingkan sesuatu yang umum dengan suatu hal yang tidak umum. Teknik pengembangan ini biasanya digunakan untuk menjelaskan suatu gagasan atau ide yang rumit dengan suatu hal sederhana yang dikenal dan mudah untuk dimengerti oleh pembaca.
Berikut ini adalah contoh paragraf yang memiliki teknik pengembangan paragraf dengan teknik analogi.
Seorang yang berilmu diibaratkan memiliki kepribadian yang menyerupai padi. Makin berisi padi, makin merunduk. Saat benih padi disemai lalu ditanam dan menjadi padi yang menguning memerlukan waktu yang lama dan rumit. Sama halnya dengan menuntut ilmu. Ilmu sulit untuk dicapai dan memerlukan waktu yang lama untuk menjadikan seseorang pandai. Apabila padi telah menguning dan berisi, ia akan semakin merunduk dan akhirnya untuk dipanen manfaatnya. Orang yang berilmu pun demikian. Semakin tinggi ilmunya, semakin ia rendah hatinya dan bermanfaat ilmunya.
8.5 Teknik Pengembangan dengan Proses
Teknik pengembangan paragraf dengan teknik proses merupakan suatu urutan tindakan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
Suatu paragraf yang menggunakan teknik ini ditandai dengan adanya isi paragraf yang menguraikan suatu proses untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
Berikut ini adalah salah satu contoh paragraf yang menggunakan teknik proses dalam pengembangan paragraf.
Memanen padi dengan ani-ani memiliki beberapa tahaapan yang perlu dilakukan. Tahap pertama adalah menekan mata pisau pada malai padi yang hendak dipotong. Tahap kedua adalah menempatkan malai padi di antara jari telunjuk dan jari manis, kemudian tarik malai tersebut ke arah mata pisau. Tahap terakhir adalah mengumpulkan malai padi menggunakan tangan atau memasukkan malai padi tersebut ke dalam keranjang.
8.6 Teknik Pengembangan dengan Sebab Akibat
Teknik pengembangan dengan teknik sebab akibat menjelaskan tentang sebab akibat gagasan pokok yang sedang dibahas.
Hubungan antar kalimat dalam paragraf tersebut berupa sebab akibat.
Hal ini dapat menjelaskan bahwa sebab dapat berperan sebagai gagasan paragraf atau kalimat utama dan akibat berperan sebagai kalimat penjelas.
Berikut ini salah satu contoh paragraf yang menggunakan teknik pengembangan sebab akibat.
Konflik komunikasi antara juragan dan nelayan jarang terjadi di Muara Angke, Jakarta Utara. Hal ini disebabkan oleh juragan dan nelayan memiliki motivasi dan tujuan yang sama, sehingga proses komunikasi selalu berusaha untuk mendapatkan jalan tengah atau kesepakatan. Adanya norma ataupun etika yang mengikat juragan dan nelayan secara tidak tertulis. Pesan penting disampaikan secara verbal, sehingga memudahkan pemahaman kebutuhan dan harapan dari setiap komunitas. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, sehingga hal ini semakin mempererat persatuan mereka.
8.7 Teknik Pengembangan dengan Umum Khusus
Teknik pengembangan dengan teknik umum khusus merupakan salah satu teknik yang banyak digunakan dalam mengembangkan gagasan paragraf karangan ilmiah.
Hal ini dikarenakan teknik pengembangannya memberikan kesan yang teratur pada paragraf yang dikembangkan.
Berikut ini salah satu contoh paragraf dengan teknik pengembangan umum khusus.
Ilmu dikembangkan oleh manusia untuk menemukan nilai luhur yang disebut dengan kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah tersebut dapat berupa asas-asas yang bersangkutan. Manusia dapat menerangkan secara tepat dalam berbagai hal yang ia jumpai, memiliki gambaran yang cukup cermat terhadap berbagai aneka peristiwa yang akan terjadi, dan bahkan sebagian orang menguasai alam bagi kemanfaatan dirinya jika memiliki pengetahuan yang bersifat ilmiah dan telah mencapai kebenaran ilmiah.
8.8 Teknik Pengembagan dengan Klasifikasi
Pengembangan paragraf dengan teknik klasifikasi dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan benda-benda atau bukan benda yang memiliki kesamaan ciri, misalnya sifat, bentuk, atau ukuran.
Berikut ini salah satu contoh paragraf yang menggunakan tenik pengembangan berdasarkan klasifikasi.
Ikan dapat dikelompokkan menjadi dua kelas berdasarkan keadaan tulangnya, yaitu Chondrichthyes dan Osteichthes. Chondrichthyes merupakan kelompok ikan bertulang rawan. Kelompok ini memiliki struktur gigi kuat dan sangat banyak. Osteichthyes merupakan kelompok ikan yang bertulang keras atau sejati dengan insang tertutup. Penutup insang pada kelompok ikan ini disebut operculum.
9. Contoh Paragraf Benar dan Salah
Berikut ini salah satu contoh paragraf yang baik dan benar.
Grojogan Sewu berasal dari bahasa jawa. Kata grojogan memiliki arti air yang tumpah ke bawah. Grojogan juga dapat diartikan dengan air terjun. Grojogan Sewu dapat diartikan dengan seribu air terjun. Namun pada nyatanya, hanya terdapat beberapa air terjun.
Grojogan Sewu terletak di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Tempat ini termasuk ke dalam dataran tinggi dan memiliki udara yang yang dingin. Tempat ini dapat ditempuh selama 1.5 jam dari Kota Solo dengan kendaraan pribadi dan memerlukan waktu yang lebih lama jika menggunakan kendaraan jalur udara.
Grojogan Sewu terletak di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Tempat ini termasuk ke dalam dataran tinggi dan memiliki udara yang yang dingin. Tempat ini dapat ditempuh selama 1.5 jam dari Kota Solo dengan kendaraan pribadi dan memerlukan waktu yang lebih lama jika menggunakan kendaraan umum.
Fasilitas yang ada di tempat wisata Grojogan Sewu terdiri dari musholla, toilet umum, dan kios-kios yang menjual makanan dan cindera mata. Selain itu, tempat wisata ini memiliki kolam renang, waterboom mini, arena out bond, dan jelajah hutan wisata.
Selain menyuguhkan pemandangan yang indah dan menyegarkan, wisata air terjun Grojogan Sewu juga menawarkan tempat bermain yang menyenangkan. Tempat wisata ini memiliki air terjun yang tingginya mencapai 80 meter. Di bawah air terjun tersebut terdapat kolam yang dapat cukup luas dan dapat digunakan oleh pengunjung.
Di sekitar wisata air terjun Grojogan Sewu terdapat habitat bagi monyet ekor panjang. Banyak monyet liar yang hidup disana. Ada beberapa monyet yang jinak dan tidak menyerang pengunjung. Akan tetapi pengunjung harus tetap waspada terhadap monyet liar tersebut.
Melihat keidahan wisata air terjun Grojogan Sewu dan potensi alam yang dapat dimanfaatkan membuat pemerintah setempat terus berusaha untuk meningkatkan fasilitas, sarana, dan prasana. Seluruh upaya tersbut dilakukan untuk menarik wisatawan untuk datang ke wisata air terjun Grojogan Sewu.
Setelah kita mengetahui contoh paragraf yang benar, marilah kita perhatikan contoh paragraf yang salah berikut ini.
Sampah yang biasa kita hasilkan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang mudah membusuk, misalnya sisa makanan, daun-daunan, dan sisa-sisa makhluk hidup lainnya. Sampah anorganik adalah sampah yang sukar membusuk dan biasanya sampah jenis ini bukan berasal dari bagian makhluk hidup, seperti plastik dan logam. Saya suka membuang sampah setiap hari. Sampah dapat menyebabkan gangguan terhadap lingkungan dan kesehatan.
Sekian pembahasan mengenai paragraf yang dapat Materi Bahasa Indonesia sampaikan. Semoga dapat membatu menambah pengetahuan Anda. Untuk referensi lainnya Anda dapat mengunjungi situs Wikipedia pada link berikut atau Anda dapat mendownload materi ini untuk dipelajari di lain waktu.
[/read]