Yuk Pahami Apa Itu Makna Leksikal dan Makna Gramatikal!

“Makna leksikal dan makna gramatikal adalah jenis makna kata atau makna linguistik yang ada dalam pelajaran bahasa Indonesia.”

Ada banyak sekali materi dalam bahasa Indonesia yang masih terasa awam bahkan bagi penutur bahasa itu sendiri.

Salah satunya adalah mengenai makna kata yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu makna leksikal dan makna gramatikal.

Sudah pernah dengar?

Jika masih terasa asing, yuk kami bantu untuk berkenalan dengan cara baca pembahasan berikut ini!

makna leksikal dan makna gramatikal

Pengertian Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna sebenarnya atau makna pada kata yang ada di dalam kamus.

Makna ini mempunyai sifat tetap dan bisa berdiri sendiri tanpa melihat konteks kalimatnya.

Kata dari makna leksikal tidak mempunyai pemaknaan atau interpretasi khusus.

Contoh kalimat:

  • Ira mencium bau sampah busuk ketika melewati tempat sampah itu.

Bau sampah busuk tersebut bermakna memang benar-benar bau sampah yang tidak sedap tanpa adanya pemaknaan lain.

  • Ira tidak mencuci sepatunya selama satu tahun sehingga kakinya bau sampah busuk. (bukan leksikal)

Menjadi tidak leksikal karena itu bukanlah bau sampah busuk, tetapi bau kaki atau mempunyai pemaknaan lain.

Jenis Makna Leksikal

Para ahli berpendapat bahwa makna kata tidak tunggal.

Satu simbol saja bisa mewakili banyak makna bahkan mempunyai padanan kata yang sangat beragam pula.

Oleh karena itu, makna leksikal dibagi menjadi lima jenis, yaitu:

Antonim

Berarti lawan kata yang secara leksikon mempunyai perbedaan  makna.

Contoh:

Gelap – terang

Kuat – lemah

Tinggi – pendek

Sinonim

Berarti persamaan kata yang mempunyai kedekatan atau persamaan makna.

Contoh:

Laki-laki – pria – jantan

Pendek – rendah – bawah

Tinggi – jangkung – atas

Homonim

Mempunyai arti persamaan bunyi, tetapi maknanya berbeda.

Contoh:

  • Bulan bisa berarti “satelit yang mengitari bumi” dan “satuan penanggalan”.
  • Rapat bisa berarti “pertemuan” dan “dekat sekali”.

Hiponim

Mewakili kelompok atau himpunan kata tertentu sehingga mengakibatkan generalisasi.

Contoh:

  • “Sayur” bisa mewakili kata lain, seperti kangkung, sawi, bayam, kubis, dan lain-lain.
  • “Hewan” bisa mewakili kata lain, seperti gajah, jerapah, panda, beruang, dan sejenisnya.

Meronim

Bagian yang mewakili suatu hal secara keseluruhan.

Contoh:

  • “Halaman” bisa mewakili kata “buku”.
  • “Jari” bisa mewakili kata “tangan”.

Pengertian Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna kata yang berarti atau baru dipahami setelah dihubungkan dengan konteks atau struktur kalimat sehingga seringkali disebut sebagai makna struktural.

Ia tidak bisa berdiri sendiri dan tidak ada di dalam kamus atau bukan kata dasar.

Pembentukannya terjadi karena ada afikasi (imbuhan), pembentukan frasa, reduplikasi (pengulangan kata), komposisi, kalimat, dan klausa.

Contoh kalimat:

  1. Keibuan, ibu guru, dan ibu-ibu.
  • Aku suka Prastini karena dia mempunyai sifat keibuan.
  • Leo bertemu dengan ibu guru baru di kantin sekolah.
  • Pagi tadi, Bima sudah melihat ibu-ibu berkumpul di depan toko Babah Josep untuk membeli minyak goreng murah.
  1. Makanan, makan-makan, makan siang.
  • Dia membeli makanan
  • Lisa pergi makan-makan bersama keluarganya.
  • Agam bersama Ibrohim pergi ke kantin untuk makan siang.

Jenis Makna Gramatikal

Berdasarkan struktur kebahasaan dan hubungan antar kalimat, makna gramatikal ini bisa dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:

Ambigu

Mengandung makna ganda atau multitafsir.

Contoh:

  • Arya bawa mobil

Bisa berarti “Arya mengendarai mobil” atau “Arya mengangkat mobil”.

  • Wati makan dengan ayam

Bisa berarti “Wati makan lauk ayam” atau “Wati makan bersama ayam”.

Anomali

Tidak bisa diterima secara umum atau dipandang tidak logis.

Contoh:

  • Pamanku melahirkan
  • Badai salju terjadi di Indonesia

Entailmen

Bisa menyimpulkan makna lain yang masih berhubungan.

  • Aron sekarang tidak bekerja

Juga menyimpulkan makna lain, yaitu “Aron adalah pengangguran”.

  • Robi kuliah di Malang

Juga menyimpulkan makna lain, yaitu “Robi seorang mahasiswa”.

Inkonsistensi

Tidak selaras antara objek yang dianalogikan dan analoginya atau ketidakserasian.

  • Ibuku lebih tua dari aku
  • Mahasiswa lebih pintar dari anak SD

Kontradiksi

Menimbulkan pertentangan karena saling bertolak belakang.

  • Orang miskin harta yang punya banyak uang.
  • Kai adalah seorang mahasiswa dan bukan mahasiswa.

Parafrasa

Mempunyai makna yang sepadan dan mengungkapkan makna gramatikan tanpa menghilangkan makna leksikal.

Contoh:

  • Disa selalu datang tepat waktu.

Setara dengan makna “Disa tidak pernah datang terlambat”.

  • Yasir adalah anak tunggal.

Setara dengan makna “Yasir tidak mempunyai saudara kandung”.

Praanggapan

Timbul dari asumsi atau anggapan terhadap sesuatu.

Contoh:

  • Orang yang mengenakan kacamata pasti pintar.
  • Orang yang memanggil ibu dengan sebutan mama pasti kaya.

Tautologi

Memuat pernyataan yang sebenarnya atau sesuai dengan keadaan.

  • Ayah kamu adalah seorang pria.
  • Ibuku adalah seorang wanita.

 

Apakah pembahasan mengenai makna leksikal dan makna gramatikal ini bisa membantu Anda?

Jika sudah paham, alangkah lebih baiknya jika Anda juga menambah wawasan mengenai materi bahasa Indonesia lainnya di FA Bahasa!

 

Referensi:

Tripven.com. 2020. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal. [Internet]. Terdapat pada: https://www.tripven.com/makna-leksikal-gramatikal/

Kompas.com. 2020. Jenis Makna Kata dan Contohnya. [Internet]. Terdapat pada: https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/23/165950069/jenis-makna-kata-dan-contohnya?page=all