Kata Baku: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Lengkap

“Kata baku adalah kata yang penggunaanya sudah sesuai dengan kaidah atau pedoman bahasa Indonesia yang telah ditentukan.”

Anda pasti pernah melihat penulisan kata yang berbeda di berbagai tempat, bukan? Bagi Anda yang peduli, pastinya akan menimbulkan pertanyaan mana yang benar dan mana yang salah. Diperlukan latihan untuk membiasakan menulis dengan kalimat yang baik dan benar. Menurut Anda apa sih kata yang baik dan benar itu? Ya, kata yang benar sesuai kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan disebut kata baku.

Mungkin Anda sudah sering mendengar kata baku, bahkan sejak sekolah dasar. Supaya Anda lebih memahami apa itu kata baku, mari simak artikel ini dengan saksama!

Kata Baku

1. Pengertian Kata Baku

Kata baku adalah kata yang penggunaanya sudah sesuai dengan kaidah atau pedoman bahasa Indonesia yang telah ditentukan.

Pengertian kata baku juga dapat didefinisikan sebagai kata yang sudah benar dari segi aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia.

Kaidah Bahasa Indonesia ini dikenal sebagai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) atau tata bahasa baku.

Sumber rujukan untuk bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata kamus merupakan serapan dari bahasa Arab yaitu qamus. Secara historis, kata kamus berasal dari bahasa Yunani yakni okeanos yang berarti lautan.

Berdasarkan arti kamus sendiri dapat disimpulkan bahwa kamus memiliki arti yakni merupakan wadah atau sekumpulan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan bahasa.

Umumnya, bahasa baku digunakan pada acara-acara resmi atau ilmiah, baik berupa pengungkapan kata-kata maupun suatu tulisan.

Supaya Anda memahami lebih dalam pengertian kata baku, berikut beberapa definisi kata baku menurut beberapa para ahli.

Menurut Kokasi dan Hermawan (2012), kata baku merupakan pengucapan atau cara penulisan kata yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Atruran standar itu dapat berupa EYD, kamus umum, ataupun tata bahasa baku.

Menurut Mulyono (2011), bahasa baku merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam komunikasi mengenai ilmu pengetahuan.

Chaer (2011) mengungkapkan bahwa kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan pada situasi formal ataupun resmi. Kriteria kata baku dan tidak suatu kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, kenasionalan, dan gramatikal.

[read more]

2. Perbedaan dengan Kata Tidak Baku

Berbicara tentang kata baku, dikenal juga kata tidak baku. Kata tidak baku merupakan kata yang penggunaannya tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan.

Kata tidak baku sering digunakan dalam bahasa tutur atau dalam percakapan sehari-hari yang cenderung santai. Kata tidak baku memiliki fungsi keakraban yang dapat mendekatkan satu sama lain.

Beberapa orang tidak dapat membedakan yang mana kata baku atau tidak. Bahkan, beberapa orang keliru menganggap kata yang sering dipakai olehnya merupakan kata baku yang sesuai kaidah bahasa Indonesia. Adapun beberapa penyebab munculnya kata baku dalam sebuah tulisan antara lain:

  • Ketidaktahuan bentuk penulisan dari kata yang dimaksud
  • Tidak memperbaiki kesalahan dari penggunaan kata
  • Terpengaruh oleh orang-orang yang terbiasa menggunakan kata tidak baku
  • Sudah terbiasa menggunakan kata tidak baku

3. Ciri-ciri Kata Baku

Agar penggunaan kata yang digunakan benar dalam tulisan maupun ucapan, perlu diketahuinya ciri-ciri terkait kata baku agar dapat lebih memahaminya. Secara umum, ciri-ciri kata baku adalah sebagai berikut:

  • Kata baku tidak dipengaruhi bahasa asing
    Contohnya: Ekspor (baku) – eksport (tidak baku)
  • Kata baku tidak dipengaruhi bahasa daerah
    Contohnya: Saya (baku) – Gue (tidak baku)
  • Bentuknya tetap dan tidak mudah berubah
  • Memiliki arti yang pasti, tidak berlebihan, dan tidak rancu
    Contohnya: mengesampingkan (baku) – mengenyampingkan (tidak baku), berkali-kali (baku) – berulangkali (tidak baku)
  • Kata baku tidak mengandung arti pleonasme (pemakaian kata yang lebih dari apa yang diperlukan)
    Contohnya: para dosen (baku) – banyak para dosen (tidak baku), sekali saja (baku) – hanya sekali saja (tidak baku)
  • Penggunaan kata baku sesuai dengan konteks kalimat
  • Tidak mengandung hiperkorek
    Contohnya: diagnosis (baku) – diagnosa (tidak baku), apotek (baku) – apotik (tidak baku)
  • Bukan merupakan bahasa percakapan sehari-hari
    Contohnya: tidak (baku) – enggak (tidak baku)

Berlawanan dengan kata baku, kata tidak baku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Terpengaruh oleh bahasa asing ataupun bahasa daerah
  • Penggunaannya dipengaruhi oleh perkembangan zaman
  • Digunakan dalam percakapan sehari-hari yang cenderung santai
  • Dapat dibuat siapa saja sesuai keinginan

4. Fungsi Kata Baku

Terdapat beberapa fungsi dari kata baku. Secara umum, terdapat empat fungsi kata baku yaitu kata baku yang berfungsi sebagai pemersatu, pemberi kekhasan, pembawa kewibawan, dan kerangka acuan.

4.1 Pemersatu

Anda pasti kenal betul bahwa Indonesia merupakan Negara yang heterogen dimana terdiri dari berbagai macam suku dan etnis.

Keragaman tersebut menyebabkan bahasa daerah di Indonesia berbeda-berbeda sehingga diperlukan sebuah formulasi bahasa untuk mempersatukannya.

Hadirnya kata baku berfungsi sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia.

4.2 Pemberi Kekhasan

Kata baku juga dapat berfungsi sebagai pemberi kekhasan bagi bangsa Indonesia. Hal ini dapat menjadi pembeda antara bahasa bangsa Indonesia dengan bahasa-bangsa lainnya.

Bisa dikatakan bahwa bahasa baku merupakan identitas Indonesia atau jadi diri bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

Penerapan kata baku yang baik dan benar dapat meningkatkan dan memperkuat rasa nasionalisme bangsa Indonesia.

4.3 Pemberi Kewibawaan

Penggunaan bahasa baku, baik dalam sebuah tulisan maupun lisan dapat memberikan kewibaan bagi penggunanya.

Di mata orang lain, setiap orang yang bertutur kata dengan baik dapat memperoleh kehormatan dan kewibaan. Jadi, bagi Anda yang ingin meningkatkan kewibawan pastikan Anda sudah menggunakan bahasa baku yang baik dan benar.

4.4 Kerangka Acuan

Penerapan bahasa baku yang sesuai kaidah bahasa merupakan sebuah tolak ukur ketepatan pemakaian bahasa bagi seseorang.

5. Beberapa Kondisi yang Mengharuskan Menggunakan Kata Baku

Penerapan kata tidak baku sangat perlu dihindari dalam beberapa kondisi. Penggunaan bahasa santai memiliki tempat dan waktunya masing-masing. Kata tidak baku tidak dianjurkan jika digunakan dalam komunikasi resmi, berbicara di di depan umum, berbicara kepada orang yang dihormati, dan wacana teknis.

5.1 Komunikasi Resmi

Anda tidak dianjurkan menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari dalam sebuah komunikasi resmi. Bukan hanya untuk meningkatkan kewibawaan, melainkan agar tujuan suatu pesan yang disampaikan tersampaikan dengan baik kepada semua orang.

Hal tersebut dapat mengurangi kesalahpahaman pendengar atau pembaca dalam mengartikan sebuah maksud.

Oleh karena itu, dalam sebuah komunikasi resmi seperti rapat dan pertemuan formal lainnya sangat dianjurkan menggunakan bahasa baku.

Contoh dari komunikasi resmi adalah perundang-undangan, surat menyurat antar lembaga (surat niaga ataupun surat dinas), pengumuman resmi suatu instansi, penamaan resmi dan peristilahan, dan lainnya.

5.2 Berbicara di Depan Umum

Pernahkah Anda melihat seseorang sedang berpidato? Pidato merupakan salah satu contoh berbicara pada khalayak umum. Ketika Anda akan melakukan pidato dalam sebuah kegiatan sangat dianjurkan menggunakan bahasa baku agar kewibawaan Anda di depan orang meningkatnya.

Meningkatnya kewibawaan di hadapan orang akan mengoptimalkan pesan tersampaikan dengan baik dan benar.

Sudah sepantasnya Anda menggunakan bahasa baku dalam komunikasi bersifat resmi.

Contoh lain, berbicara di depan umum selain pidato ialah kuliah, presentasi, pembawa acara formal, diskusi ilmiah, seminar, karya ilmiah, dan lain-lain.

5.3 Berbicara Kepada Orang yang Dihormati

Berbicara dengan orang yang dihormati seperti orang tua, guru, pejabat negara ataupun dosen Anda harus menggunakan bahasa baku yang baik dan benar.

Hal ini merupakan upaya menunjukkan rasa hormat Anda terhadap posisi yang dimilikinya.

Penggunaan bahasa tidak baku kepada orang yang sepatutnya dihormati merupakan sebuah tindakan tidak sopan dalam berbicara. Oleh karena itu, kata baku sangat penting digunakan untuk menjaga etika dalam berbicara.

5.4 Wacana Teknis

Sama halnya seperti forum resmi, dalam wacana teknis Anda sangat perlu menggunakan bahasa baku. Hal ini agar pesan yang disampaikan tidak menyebabkan kesalahpahaman bagi pendengar ataupun pembaca. Penggunaan bahasa tidak baku memperbesar kemungkinan terjadinya gagal teknis.

6. Sumber Serapan Kata Baku

Kata-kata dalam bahasa baku banyak menyerap dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa asing maupun bahasa daerah. Beberapa bahasa yang umum dijadikan sebagai serapan yaitu bahasa Melayu, asing dan beberapa daerah di Indonesia.

6.1 Bahasa Melayu

Jika memenuhi persyaratan ini, kosakata dalam bahasa Melayu dapat dijadikan sumber serapan dari bahasa baku:

  • Kata yang paling tepat dan tidak menyimpang dari maknanya jika ada dua kata atau lebih yang memiliki makna yang hampir sama.
  • Kata yang penulisannya paling singkat, jika ada dua kata atau lebih yang memiliki makna dan tujuan yang sama.
  • Kata yang bernilai, yaitu kata yang baik dan enak didengar.
  • Kata umum yang diberi makna baru atau makna khusus guna menyempitkan atau meluaskan makna asalnya.

6.2 Bahasa Daerah

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia. Terlepas dari itu, hal tersebut tidak membuat bahasa Indonesia tidak terpengaruh oleh unsur-unsur bahasa daerah.

Kontribusi kosakata bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia cukup besar, baik yang sudah diterima menjadi bagian bahasa Indonesia maupun yang belum diketahui penyempurnaannya.

Contohnya: Coba berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu cuba, durhaka berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu duraka, garam berasal dari Jawa Kuno yaitu garem, dan lain sebagainya.

6.3 Bahasa Asing

Sumber bahasa asing diserap atau digunakan sebagai serapan pembentukan istilah yang tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia. Beberapa bahasa asing yang sering diserap oleh bahasa Indonesia adalah bahasa Arab, Belanda, Inggris, Portugis, dan China.

Terdapat dua dasar yang harus diperhatikan dalam proses penyerapan bahasa asing menjadi bahasa Indonesia yaitu:

  • Jika diperlukan penyerapan istilah dari bahasa asing, maka sumber bahasa utama yang dipakai adalah bahasa inggris. Hal ini diambil atas dasar pertimbangan bahwa bahasa inggris adalah bahasa yang diakui dan dipakai Internasional.
  • Jika istilah asing yang diperlukan itu tidak memiliki atau tidak dapat diganti dengan kata-kata yang terdapat dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah, maka istilah asing tersebut dapat Anda ambil dengan memperhatikan bentuk visual atau tulisannya bukan pengucapannya.

Contohnya:

  • Edisi berasal dari bahasa Inggris yaitu edition
  • Butik berasal dari bahasaa Belanda yaitu boetiek
  • Bangku berasal dari bahasa Portugis yaitu banco
  • Kabar berasal dari bahasa Arab yaitu kahabar
  • Bakiak berasal dari bahasa China yaitu bakiak

7. Kata Baku dalam Berbagai Segi

7.1. Baku Dari Segi Lafal

Berbagai daerah di Indonesia memiliki dialeknya masing-masing sehingga bahasa Indonesia perlu dibakukan dari segi lafal. Baku dari segi lafal merupakan lafal yang sudah tidak menampakan lagi ciri-ciri dari bahasa serapan, baik bahasa asing maupun daerah.

Ketika bahasa tidak baku dari segi lafal dalam bahasa lisan, cepat atau lambat akan muncul dalam berupa tulisan bagi yang sudah terbiasa dan terpengaruh.

Contohnya: gubug (gubuk), dudu’ (duduk), bawak (bawa), enem (enam), dan lain sebagainya.

7.2. Baku Dari Segi Ejaan

Sejak tahun 1972, ejaan bahasa Indonesia telah dibakukan sesuai dengan kaidah bahasa yang telah ditentukan yang disebut dengan nama Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Oleh karena itu, semua kata yang tidak sesuai dengan EYD merupakan kata tidak baku.

Contohnya: atlit (atlet), praktek (praktik), aktip (aktif), apotik (apotek), dan lain-lain.

7.3. Baku Dari Segi Gramatikal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gramatikal diartikan sebagai sesuai dengan tata bahasa atau menurut tata bahasa. Oleh karena itu, bahasa baku harus sesuai dengan kaidah-kaidah gramtikal yang telah ditentukan.

Contohnya: ngontrak (mengontrak), ngikut (mengikuti), dan lain-lain.

7.4. Baku Dari Bahasa Nasional

Dalam forum atau penulisan bersifat resmi, sebaiknya kosakata yang bersifat kedaerahan dihindari. Namun, jika bahasa daerah tersebut sudah digunakan secara nasional dan telah disempurnakan boleh saja untuk digunakan.

Contohnya: semrawut (kacau), banget (sekali), ngomong (bicara), dan lain sebagainya.

7.5. Baku Dari Bahasa Asing

Terdapat beberapa kata serapan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing yang telah disempurnakan. Hal tersebut dilakukan karena kosakata tersebut tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia terdahulu.

Contohnya: standard (standar), certifikat (sertifikat), analisa (analisis), aktip (aktif), dan lain-lain.

8. Tips Menguasai Kata Baku

Ada berbagai tips yang dapat diterapkan ketika Anda ingin menguasai bahasa baku. Berikut diuraikan beberapa tips yang dapat Anda terapkan:

  • Menghafal kata sesuai kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan atau sesuai dengan EYD. Hal ini penting dilakukan, mengingat terdapat banyak kata tidak baku yang dianggap baku. Agar hal tersebut terhindarkan, menghafal kata baku merupakan salah satu cara megurangi kesalahan dalam pengucapan maupun tulisan.
  • Membiasakan menggunakan kata baku. Ketika Anda sering menggunakan kata baku baik dalam tulisan maupun lisan, otak Anda akan mengingatnya dalam jangka panjang. Intensitas Anda menggunakan bahasa baku sangat efektif dalam hal ini.
  • Jika terdapat keraguan menentukan bahasa baku, Anda tidak perlu khawatir. Anda juga tidak perlu menyimpulkan sendiri kata yang menurut Anda sudah baku. Anda hanya perlu membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan mengeceknya, apakah kata tersebut tercantum dalam kamus. Jika tidak, berarti kata tersebut tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan. KBBI sendiri sekarang sudah mudah diakses di internet ataupun aplikasi di gawai-gawai kesayangan Anda.

9. Contoh Lengkap Kata Baku

Berikut kata-kata baku beserta kata tidak bakunya agar Anda lebih mantap memahami bahasa baku.

No. Kata Baku Kata Tidak Baku
1 Abjad Abjat
2 Advokat Adpokat
3 Aktif Aktip
4 Aktivitas Aktifitas
5 Apotek Apotik
6 Al Quran alquran
7 Akhirat Akherat
8 Aksesoris Asesoris
9 Akuarium Aquarium
10 Aluminium Alumunium
11 Amendemen Amandemen
12 Ambeien Ambeyen
13 Ambulans Ambulan
14 Amfibi Amphibi
15 Analisis Analisa
16 Andal Handal
17 Antre Antri
18 Anugerah Anugrah
19 Asas Azas
20 Asasi Azasi
21 Astronaut Astronot
22 Ateis Atheis
23 Atlet Atlit
24 Autopsi Otopsi
25 Azan Adzan
26 Atmosfer Atmosfir
27 Balans Balan
28 Balsam Balsem
29 Balig Baligh
30 Batalion Batalyon
31 Baterai Baterei
32 Baut Baud
33 Becermin Bercermin
34 Belum Belom
35 Berandal Brandal
36 Berpikir Berfikir
37 Besok Esok
38 Blanko Blangko
39 Brankas Brangkas
40 Boks Bok
41 Bosan Bosen
42 Budek Budeg
43 Bujet Budjet
44 Bus Bis
45 Cabai Cabe
46 Capai Capek
47 Cendekiawan Cendikiawan
48 Cendera mata Cenderamata
49 Cengkeram Cengkram
50 Cengkih Cengkeh
51 Cedera Cidera
52 Cokelat Coklat
53 Daftar Daptar
54 Debitur Debitor
55 Dekret Dekrit
56 Deviasi Defiasi
57 Dahsyat Dasyat
58 Definisi Difinisi
59 Depot Depo
60 Derajat Derajad
61 Desain Design
62 Detail Detil
63 Detergen Deterjen
64 Durian Duren
65 Diagnosis Diagnosa
66 Diskotek Diskotik
67 Diesel Disel
68 Dipersilakan Dipersilahkan
69 Dolar Dollar
70 Drainase Drainage
71 Dramatisasi Dramatisir
72 Ekosistem Ekosistim
73 Ekspor Eksport
74 Ekspres Expres
75 Ekstrem Ekstrim
76 Ekuivalen Ekwivalen
77 Elektrode Elektroda
78 Efektif Efektip
79 Ekstra Extra
80 Efektivitas Efektifitas
81 Ekstremis Ekstrimis
82 Ekstrover Ekstrovert
83 Elite Elit
84 Embus Hembus
85 Esai Esei
86 Faksimile Faksimil
87 Favorit Pavorit
88 Februari Pebruari
89 Film Filem
90 Finis Finish
91 Fisik Phisik
92 Fokus Pokus
93 Fondasi Pondasi
94 Formal Formil
95 Foto Photo
96 Fotokopi Photokopi
97 Fotosintesis Fotosintesa
98 Frasa Frase
99 Frekuensi Frekwensi
100 Gaib Ghaib
101 Gatal Gatel
102 Gelora Glora
103 Gizi Gisi
104 Geladi Gladi
105 Griya Gria
106 Gua Goa
107 Gubuk Gubug
108 Gudeg Gudek
109 Hadis Hadist
110 Hafal Hapal
111 Hakikat Hakekat
112 Hektare Hektar
113 Hierarki Hirarki
114 Higienis Higenis
115 Hipotesis Hipotesa
116 Ideologi Idiologi
117 Ijazah Ijasah
118 Ikat Iket
119 Ikhlas Ihlas
120 Imbau Himbau
121 Impor Import
122 Indera Indra
123 Inframerah Infra merah
124 Infus Inpus
125 Insaf Insyaf
126 Isap Hisap
127 Intelejen Inteligen
128 Interogasi Interograsi
129 Intens Inten
130 Interpretasi Interprestasi
131 Interupsi Intrupsi
132 Introspeksi Interopeksi
133 Islamiah Islamiyah
134 Istigfar Istighfar
135 Istri Isteri
136 Itermeso Intermezo
137 Izin Ijin
138 Jadwal Jadual
139 Jagat Jagad
140 Jemaah Jamaah
141 Jenazah Jenasah
142 Jenderal Jendral
143 Jeriken Jerigen
144 Judo Yudo
145 Junior Yunior
146 Justru Justeru
147 Kacamata Kaca mata
148 Kaidah Kaedah
149 Kanguru Kangguru
150 Kanker Kangker
151 Karena Karna
152 Karier Karir
153 Karisma Kharisma
154 Katalis Katalusi
155 Kategori Katagori
156 Kaus Kaos
157 Kedaluwarsa Kadaluwarsa
158 Kedelai Kedelei
159 Kemarin Kemaren
160 Kesatria Ksatria
161 Kendur Kendor
162 Khotbah Khutbah
163 Khawatir Kuatir
164 Kloter Keloter
165 Koboi Koboy
166 Komersial Komersil
167 Kompleks Komplek
168 Komplet Komplit
169 Konferensi Konperensi
170 Konfirmasi Komfirmasu
171 Kongres Konggres
172 Koper Kopor
173 Korsleting Konsleting
174 Konkret Konkrit
175 Kosakata Kosa kata
176 Kreatif Kreatip
177 Kreativitas Kreatifitas
178 Kualifikasi Kwalifkasi
179 Kualitatif Kwalitatif
180 Kualitas Kwalitas
181 Kuantitatif kwantitatif
182 Kuantitas Kwantitats
183 Kuintal Kwintal
184 Kuitansi Kwitansi
185 Kuarsa Kwarsa
186 Kuorum Kworum
187 Kuota Kwota
188 Kiai Kyai
189 Lafal Lapal
190 Legalisasi Legalisir
191 Lembap Lembab
192 Lubang Lobang
193 Maaf Ma’af
194 Makhluk Mahluk
195 Malas Males
196 Manajemen Managemen
197 Manajer Manager
198 Mangkuk Mangkok
199 Mantra Mantera
200 Masjid Mesjid
201 Memengaruhi Mempengaruhi
202 Memesona Mempesona
203 Mencolok Menyolok
204 Mengonsumsi Mengkonsumsi
205 Mengubah Merubah
206 Menyontek Mencontek
207 Menerjemahkan Menterjemaahkan
208 Mengesampingkan Menyampingkan
209 Menteri Mentri
210 Merek Merk
211 Materai Materei
212 Metode Metoda
213 Mesti Musti
214 Miliar Milyar
215 Museum Musium
216 Motif Motip
217 Motivasi Motifasi
218 Musafir Musyafir
219 Naas Nahas
220 Nasihat Nasehat
221 Nakhoda Nahkoda
222 November Nopember
223 Napas Nafas
224 Negatif Negatip
225 Negeri Negri
226 Nomor Nomer
227 Neto Netto
228 Notula Notulen
229 Objek Obyek
230 Objektif Obyektif
231 Ojek Ojeg
232 Omzet Omset
233 Organisasi Organisir
234 Orisinal Orisinil
235 Paham Faham
236 Palem Palm
237 Paradoks Paradok
238 Paramedis Paramedi
239 Pasfoto Pas photo
240 Paspor Pasport
241 Paviliun Pavilion
242 Pedas Pedes
243 Peranti Piranti
244 Permak Vermak
245 Permukiman Pemukiman
246 Pikir Fikir
247 Praktik Praktek
248 Produktif Produktip
249 Provinsi Propinsi
250 Respons Respon
251 Putra Putera
252 Putri Puteri
253 Ransel Rangsel
254 Rapi Rapih
255 Rapor Rapot
256 Rasional Rasionil
257 Resistans Resisten
258 Reumatik Rematik
259 Rezeki Rejeki
260 Risiko Resiko
261 Sah Syah
262 Sahih Syahih
263 Saksama Seksama
264 Sambal Sambel
265 Sanksi Sangsi
266 Saraf Syaraf
267 Satai Sate
268 Saus Saos
269 Sekadar Sekedar
270 Sekretaris Sekertaris
271 Semifinal Semi final
272 Seprai Seprei
273 Silakan Silahkan
274 Sintesis Sintesa
275 Sistem Sistim
276 Skala Sekala
277 Sontek Contek
278 Survei Survey
279 Standardisasi Standarisasi
280 Subjek Subyek
281 Sutera Sutra
282 Syahid Sahid
283 Syukur Sukur
284 Tampak Nampak
285 Tafsir Tapsir
286 Tafsiran Tapsiran
287 Teknik Tehnik
288 Teknologi Tehnologi
289 Teladan Tauladan
290 Telepon Telpon
291 Tenteram Tentram
292 Teoretis Teoritis
293 Terampil Trampil
294 Terima kasih Terimakasih
295 Tesis Thesis
296 Tim Team
297 Tradisional Tradisionil
298 Transpor Transport
299 Tripleks Triplek
300 Trofi Trop
301 Tobat Taubat
302 Unta Onta
303 Urgen Urgent
304 Urine Urin
305 Ustaz Ustad / Ustadz
306 Utang Hutang
307 Varietas Varitas
308 Vila Villa
309 Wali kota Walikota
310 Wujud Ujud
311 Yogyakarta Jogjakarta
312 Yudikatif Judikatif
313 Yudisial Judisial
314 Yurisdiksi Jurisdiksi
315 Zamam Jaman
316 Zamzam Zam-zam
317 Zina Jinah
318 Zona Zone

Bagaimana apakah Anda sudah memahami kata baku? Pasti Anda tersadar bahwa terkadang sering menggunakan kata tidak baku dalam forum atau tulisan resmi lainnya bukan?

Penggunaan bahasa baku sangat penting diterapkan agar berkontribusi melestarikan kebudayaan terutama bahasa Indonesia sebagai jati diri suatu bangsa. Semoga dengan membaca artikel ini pengetahuan Anda terkait bahasa baku atau kata baku meningkat ya!

 

Editor:

Mega Dinda Larasati

[/read]