Kalimat: Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur, Jenis, dan Contoh Lengkap

Perangakaian kalimat yang baik menjadi indikator keberhasilan berkomunikasi, baik itu komunikasi langsung ataupun komunikasi tidak langsung.

Setiap orang yang berada di belahan bumi yang berbeda, memiliki kalimat yang berbeda pula. Hal ini karena setiap komunitas manusia memiliki bahasa dan budaya yang berbeda.

Dimensi ruang, waktu, dan suasana juga memengaruhi seseorang dalam membentuk suatu kalimat dalam sebuah percakapan sehari-hari.

Pembentukan kalimat dalam suasana formal dan tidak formal akan berbeda sama sekali. Pembentukan kalimat pada pagi atau sore hari pun akan berbeda karena kondisi mental yang berbeda.

Berikut adalah uraian mengenai kalimat dalam bahasa Indonesia lengkap yang dapat menjadi referensi belajar Anda.

Pengertian Kalimat

1. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah kumpulan kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat. Kalimat pun dapat terbentuk dari satu klausa maupun beberapa klausa.

Kalimat menurut Soelistyowati (2015) adalah bagian terkecil ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan.

Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau amilasi bunyi.

Dalam wujud tulisan huruf latin, sebuah kalimat ditandai dengan adanya berbagai tanda baca yang menunjukan seperti apa kalimat harus seperti apa dibaca.

Menurut Kridalaksana (2001), kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; Jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.

Kalimat menurut Arifin dan Tasai (2002) adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi baik lisan dan tulisan harus memiliki subjek dan predikat.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalimat /Ka-li-mat/ adalah:

(1) kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan;

(2) perkataan; linguistic

(3) satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa.

[read more]

2. Ciri-Ciri Kalimat

Kalimat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem adalah bunyi pada sebuah bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata, sedangkan morfem adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah kata.
  2. Dapat berdiri sendiri meskipun tidak ditambah dengan kalimat lengkap.
  3. Mempunyai pola intonasi akhir.
  4. Adanya huruf kapital dan tanda baca dalam sebuah kalimat.

3. Unsur-Unsur Kalimat

Suatu kalimat terdiri atas beberapa unsur pembentuk kalimat. Kalimat sendiri setidaknya terdiri atas unsur subjek dan predikat.

Berikut adalah penjabaran mengenai unsur-unsur pembentuk kalimat.

3.1 Subjek

Subjek adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa nama orang, hewan, benda, sapaan, dan lain-lain.

Contoh subjek dalam suatu kalimat ditandai dengan kata yang dicetak tebal:

Gina adalah teman kami.

Ayah kami sedang lomba memancing.

Subjek memiliki delapan ciri sebagai berikut.

  1. Kata atau frase biasanya berkelas kata benda (nomina), contohnya pada kalimat berikut, “Ilmu kehutanan akan tetap dibutuhkan selama manusia hidup di bumi”.
  2. Nomina tidak pernah diawali oleh kata tugas (kata depan atau kata sambung) karena kata tugas mengubah fungsi nomina menjadi keterangan. Kalimat berikut menunjukan bahwa kata benda yang diawali kata tugas akan menjadi keterangan. “Tentang ilmu kehutanan membahas mengenai kelestarian pepohonan di hutan.”
  3. Ada kata petunjuk (artikel) ini atau itu. Contohnya adalah “Suara ini dikenal sebagai suara burung yang paling terancam punah di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.”
  4. Subjek bukan kata ganti tanya.
  5. Adakalanya subjek bukan sebagai kata benda (nomina), namun pada umumnya diikuti artikel ini atau itu. Sebagai contoh pada kalimat berikut, “Berenang (itu)
  6. Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya siapa dan apa.
  7. Subjek dapat ditambahkan akhiran -nya. Sebagai contoh, “Masalahnya ialah tersangka tidak bisa digiring ke Polres untuk dimintai keterangan.”
  8. Pada struktur bahasa Indonesia, subjek pada umumnya berada pada awal kalimat.

3.2 Predikat

Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun dituliskan oleh pihak pertama.

Contoh dalam kalimat adalah kata-kata yang dicetak tebal.

Merokok membahayakan kesehatan.

Keladi itu tumbuhan.

Ciri-ciri predikat dalam sebuah kalimat adalah sebagai berikut:

  1. Pada umumnya predikat berada di sebelah kanan subjek.
  2. Predikat menjelaskan subjek sehingga kalimat menjadi bermakna, sebagai contoh “Sektor kehutanan berkembang secara fluktuatif.
  3. Predikat dapat berkategori kata kerja (verba), kata benda (nomina), kata depan (preposisi), atau kata sifat (adjektiva) sehingga predikat menyebabkan beberapa jenis kalimat tunggal.
  4. Predikat mengisyaratkan perlu tidaknya kata lain di sebelah kanannya agar kalimat menjadi lebih lengkap.
  5. Pada umumnya, predikat dapat dicari dengan menggunakan kata tanya bagaimana.
  6. Predikat dapat diikuti partikel -lah, contohnya adalah sebagai berikut “Tertawalah ia pada saat malam itu.”

3.3 Objek

Objek adalah sebuah hal atau perkara yang akan menjadi topik pembicaraan.

Fungsi objek adalah membentuk kalimat utama pada kalimat berpredikat transitif, memperjelas makna dalam sebuah kalimat, dan membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran dalam kalimat.

Ciri-ciri objek adalah

  1. Objek berada di samping kanan predikat tanpa disisipi kata, kecuali pada kalimat pasif. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut, “ITB mengadakan langkah-langkah pelestarian alam di sekitar kampus.”
  2. Kata atau frasa yang bisa menjadi objek berkelas kata benda, contohnya “Tingkat pendidikan petani yang rendah menyebabkan penguasaan teknologi
  3. Objek dapat berpindah posisi menjadi subjek bila predikatnya diubah menjadi pasif, contohnya “Pemerintah dapat menciptakan kondisi yang kondusif” menjadi “Kondisi yang kondusif dapat diciptakan oleh pemerintah.”
  4. Objek dapat tersurat atau tersirat. Contoh objek tersirat terdapat pada kalimat berikut “Kecurangan dalam pemilu dilaporkan ke Mahkamah Konstitusi”, sedangkan contoh kalimat objek tersurat adalah sebagai berikut “Kecurangan dalam pemilu dilaporkan oleh Panwaslu ke Mahkamah Konstitusi.”
  5. Objek dapat diganti dengan akhiran -nya.

3.4 Pelengkap

Pelengkap adalah bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat lengkap dalam sebuah klausa.

Fungsi pelengkap adalah melengkapi kalimat lainnya seperti subjek, predikat, objek, dll agar kalimat tersebut dapat berdiri sendiri.

Ciri-ciri pelengkap adalah

  1. Pelengkap berkategori kata atau frasa nominal, verbal, atau adjektival.
  2. Pelengkap berada setelah verba semitransitif dan dwitransitif. Contoh pada kalimat yang mengandung verba semitransitif adalah “Hal itu merupakan masalah besar.” Contoh pada kalimat yang mengandung verba dwitransitif adalah “Pak Wirya menugasi mahasiswa membuat desain.”
  3. Pelengkap dapat didahului oleh preposisi.
  4. Pelengkap tidak dapat dipasifkan (jika dapat dipasifkan tidak dapat menjadi subjek).

3.5 Keterangan

Keterangan adalah sebuah bagian kalimat yang memiliki tujuan untuk memperjelas kalimat. Unsur keterangan memiliki fungsi untuk menambah informasi pada kalimat yang akan disajikan sehingga komunikasi mudah dipahami.

Tanpa unsur kalimat keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat ditemukan terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.

Ciri-ciri unsur kalimat keterangan adalah

  1. Letaknya bisa berpindah-pindah. Misalnya “Hari ini kami akan praktik lapangan ke hutan” menjadi “Kami akan praktik lapangan hari ini ke hutan.”
  2. Keterangan dapat dihilangkan dalam sebuah kalimat.
  3. Biasanya, kata atau kelompok kata didahului kata depan.

4. Bagian-Bagian Kalimat

4.1 Kalimat dan Klausa

Kalimat dan klausa memiliki unsur predikasi dalam arti memiliki unsur subjek dan predikat tanpa objek, keterangan, dan pelengkap.

Contohnya pada kalimat berikut:

Ibu memasak (Subjek + Predikat)

Tulisan di atas dapat dipandang sebagai kalimat dan dapat juga dipandang sebagai klausa. Ini disebabkan adanya struktur internal dari subjek dan predikat, lalu tidak dibaca hingga intonasi akhir atau tanda baca terakhir, jika dipandang sebagai klausa, sedangkan jika Anda memandangnya sebagai kalimat, maka struktur internal dari subjek dan predikat dapat dibaca hingga intonasi terakhir atau tanda baca terakhir.

4.2 Konstituen Kalimat

Kalimat merupakan kumpulan kata untuk pemerian sintaksis dari kata yang terkecil.

Satuan-satuan yang membentuk suatu kontruksi disebut dengan konstituen.

Analisis struktur pada suatu kalimat pada dasarnya adalah menetapkan pola hubungan konstituennya secara lengkap dengan cara menggunakan diagram.

Contoh konstituen kalimat, yaitu

“Kami membangun perkebunan kopi di samping halaman sekolah.”

4.3 Unsur Wajib dan Unsur Tak Wajib

Kalimat minimal terdiri atas unsur subjek dan predikat. Berdasarkan uraian kalimat dibedakan atas unsur wajib dan unsur tak wajib. Unsur wajib itu terdiri atas konstituen kalimat yang tidak dapat dihilangkan, sedangkan unsur tidak wajib terdiri atas konstituen kalimat yang dapat dihilangkan.

4.4 Bagian Inti dan Bagian Bukan Inti

4.4.1 Bagian Kalimat Inti

Kalimat inti adalah kalimat dasar yang terbentuk dari, klausa inti yang lengkap terdiri atas kata deklaratif dan afirmatif.

Pola atau struktur inti dari bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut

FN + FV = Ibu memasak

FN + FV + FN = Ibu memasak telur

FN + FV + FN + FN = Adik menggambar tubuh kucing

FN + FN = Ibu Guru

FN + FA = Kakak Cantik

FN + FNum = Harganya Rp.2000,00

FN + FP = Kucingnya di rumah

4.4.2 Bagian Kalimat Bukan Inti

Kalimat non-inti adalah gabungan kalimat inti dengan proses transformasi. Hal ini disebabkankan adanya proses pemasifan, penanyaan, pengingkaran dan lain-lain.

Contoh kalimatnya adalah

Mobil disetir kakak.

4.4.3 Bagian Inti beserta Konstituennya

Anda dapat mengambil contoh untuk dapat mengetahui bagian konstituennya.

Contohnya yaitu:

Lukisan Kak Andi dipamerkan di acara pameran internasional.

Pada contoh kalimat 1 di atas terdiri atas dua konstruksi yaitu (1) Lukisan Kak Andi (FN) dan (2) dipamerkan di Acara Pameran Internasional (FV).

Konstituen langsung dalam contoh kalimat 1 adalah sebagai berikut.

  • Lukisan Kak Andi dipamerkan di Acara Pameran Internasional
  • Lukisan Kak Andi dipamerkan di
  • Lukisan Kak Andi
  • Lukisan
  • dipamerkan di Acara Pameran Internasional

maka, dalam contoh kalimat 1 terdapat lima konstituen yaitu (1) lukisan, (2) Kak Andi, (3) dipamerkan, dan (4) Acara Pameran Internasional. Kata demonsativa “itu” dalam contoh kalimat 1 tidak termasuk konstituen karena tidak bisa berdiri sendiri.

5. Jenis-Jenis Kalimat menurut Bentuk

Berdasarkan bentuknya kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Perbedaan kalimat ini terletak pada jumlah klausanya.

Secara lebih lengkap berikut merupakan penjabaran mengenai kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

5.1 Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu klausa.

Contoh kalimat tunggal adalah sebagai berikut:

  • Ayah sedang tidur.
  • Semua barang-barang berserakan di kamar tidur Ayah.
  • Semangat belajar nak!
  • Saya membaca buku IPA dan Bahasa Indonesia.
  • Ibu sedang memasak.
  • Kami bermain bola basket di Lapangan.
  • Adik sedang mandi.
  • Kakak belajar Kimia di kamar.
  • Saya adalah murid kelas 2 SMA.

Kalimat tunggal memiliki fungsi:

  1. Kalimat kata kerja untuk memberikan kalimat predikat dengan hanya kata kerja setelah kata subjek.
  2. Kalimat kata sifat untuk memberikan kalimat predikat dengan hanya kata sifat setelah kata subjek.
  3. Kalimat kata benda untuk memberikan kalimat predikat dengan kata benda/nomina setelah kata subjek.
  4. Kalimat kata depan dengan frasa empat untuk memberikan kalimat dengan frasa sebanyak empat setelah kata subjek demi kata preposisional.

5.2 Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa.

Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut:

Ayah dan Ibu senang membuat masakan soto banjar karena hidangan ini adalah makanan favorit mereka.

Kalimat majemuk memiliki berbagai jenis. Kalimat ini dibedakan menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

5.2.1 Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki tingkatan klausa yang sama atau sederajat.

Kalimat tersebut memiliki klausa-klausa subordinatif dan dihubungkan dengan konjungsi koordinatif.

Contoh kalimat majemuk setara adalah sebagai berikut:

  • Ayah membaca koran, lalu minum kopi di teras rumah.
  • Ibu membaca buku dan aku berangkat ke sekolah.
  • Seseorang yang ramah, seperti mentari yang sedang tersenyum.
  • Anda membayar makananku atau saya yang membayar makanan Anda.
  • Saya tahu Anda sedih, tetapi saya ingin Anda harus berani melawan perjuangan hidup.
  • Hanya satu orang yang memberi saya makan, yaitu Ayah saya.
  • Anda bukanlah wanita malas, melainkan usaha Anda belum maksimal dalam mewujudkan mimpi Anda.
  • Saya atau Anda, tetap sama-sama berjuang dalam menghadapi UN.
  • Sesudah itu kue siap disajikan bersama teh.
  • Setelah itu, saya dan teman-teman saya berangkat ke sekolah.

5.2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki tingkatan antar klausa satu dengan yang lainnya tidak seimbang.

Klausa pada kalimat majemuk bertingkat terdiri atas klausa atas dan klausa bawah. Klausa pertama biasa disebut klausa atas, sedangkan klausa kedua sering disebut klausa bawah.

Kedua klausa ini dihubungkan dengan konjungsi subordinatif dan ditandai dengan kata berupa, meskipun, walaupun, karena, ketika, kalau, sebelum, bahwa, agar, sebab, kendatipun, sebab, sehingga, setelah, jika, dan apabila.

Kalimat majemuk bertingkat memperlihatkan hubungan sematik antar klausanya.

Berikut adalah beberapa contoh dari kalimat majemuk bertingkat:

  • Kalau aku yang pergi, bisakah Ibu di rumah sendirian?
  • Ketika saya menyimak gagasan yang anda bicarakan, saya tertarik dengan hal tersebut.
  • Ayah sekarang di sekolahku karena ibu tidak menjemputku pulang pada hari ini.
  • Walaupun Anda seorang manajer di perusahaan, hidup Anda sangat sederhana dan sama sekali tidak menggambarkan sebagai seorang manajer.
  • Meskipun hari ini adalah hari libur, saya tetap masuk sekolah untuk persiapan acara pentas seni besok.
  • Saya ingin Anda tetap menyelesaikan tugas kerjamu agar Anda dapat diangkat menjadi seorang manajer.
  • Akibat ayah mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, ayah mengalami kecelakaan lalu lintas dan mengalami luka serius.
  • Kendatipun adik bermain bola di rumah, pasti ia lebih senang bermain bola di lapangan.
  • Bagaimapun sulitnya, tetapi saya tetap mengerjakannya.
  • Seandainya kami memilki uang, kami pasti membeli sepeda gunung untuk olaharaga.
  • Asalkan kamu sembuh, ayah rela mengorbankan apa saja untuk
  • Kakak adalah wanita tangguh, sedangkan adik adalah lelaki tangguh.
  • Aku menyimpan rasa selama ini biar kamu tidak mengetahui betapa beratnya aku jatuh hati dengan
  • Kami dapat membeli sepeda motor, supaya kami dapat berpergian kemana-mana.
  • Jikalau saya kagum denganmu, saya pasti memberikan sesuatu untukmu.
  • Bilamana saya dapat menjengukmu, saya pasti memberikan kamu buah-buahan sebagai suplemen.
  • Oleh karena itu, ibu mengajari kami mata pelajaran kimia dengan baik.
  • Saya dapat mengusai mata pelajaran Biologi dengan baik karena menggunakan cara membuat mind mapping setiap hari.

5.2.3 Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang memiliki klausa sebanyak tiga atau lebih, tetapi klausa tersebut dihubungkan secara subordinatif dan konjungtif.

Contoh kalimat majemuk campuran terdapat pada kalimat-kalimat berikut:

  • Dina berangkat ke sekolah dan adik tetap pergi ke pasar, meskipun panas di siang hari ini semakin terik.
  • Jika Anda pernah belajar tentang ilmu Biologi di suatu universitas selama 3,5 tahun dan Anda berhasil menyelesaikannya dengan baik, maka saya tawarkan Anda bekerja sebagai asisten penelitian di INDOHUN (Indonesia One Health University Network).
  • Kita mengerti bahwa tidak semua orang bisa merasakan kesenangan dari apa yang kita buat, tetapi kita mampu bersyukur dan bahagia dengan versi diri kita sendiri.

6. Jenis Kalimat Aktif dan Pasif

Kalimat juga dibedakan menjadi kalimat aktif dan kalimat pasif. Pembahasannya adalah sebagai berikut:

6.1 Kalimat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya kata kerja aktif.

Verba aktif ditandai dengan prefiks me-, memper-, dan be-.

Ciri-ciri kalimat aktif adalah

  • predikatnya cenderung memiliki Imbuhan me- ataupun ber-, dan
  • pada kalimat aktif imbuhan me- ataupun ber- cenderung mengikat predikat yang menggambarkan suatu tindakan ataupun pekerjaan dalam sebuah kalimat.

Berikut adalah beberapa contoh kalimat aktif:

  • Kakak membaca buku.
  • Ibu memasak sayur terong di dapur.
  • Sandi memperbaiki tugas kuliahnya.
  • Ayah bekerja di kantor.
  • Dina membawa ayam.

Kalimat aktif juga ternyata dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu kalimat aktif transitif, kalimat aktif intransitif, kalimat aktif semitransitif, dan kalimat aktif dwitransitif.

6.1.1 Kalimat Aktif  Transitif

Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang melibatkan unsur objek di dalamnya.

Ciri-cirinya adalah:

  • Harus melibatkan unsur objek di dalamnya.
  • Berpola Subjek-Predikat-Objek.
  • Dapat diubah ke dalam kalimat bentuk kalimat

Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut:

  • Dia memanjat pohon
  • Saya membaca buku

6.1.2 Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang tidak memerlukan keberadaan objek di dalamnya. Sebagai penggantinya, unsur keterangan atau pelengkap yang menjadi unsur tambahan pada kalimat ini.

Ciri-ciri kalimat ini di antaranya:

  • Tidak memerlukan unsur objek.
  • Berpola Subjek-Predikat-Pelengkap atau Subjek-Predikat-Keterangan.
  • Tidak dapat diganti ke dalam kalimat pasif.

6.1.3 Kalimat Aktif Semitransitif

Kalimat aktif ini adalah kalimat aktif yang tidak bisa diikuti unsur objek dan hanya dapat diikuti oleh unsur pelengkap saja.

Ciri-ciri kalimat ini adalah:

  • Tidak memerlukan unsur objek.
  • Berpola Subjek-Predikat-Pelengkap.
  • Tidak dapat diubah ke dalam kalimat pasif

6.1.4 Kalimat Aktif Dwitransitif

Kalimat aktif dwitransitif merupakan kalimat aktif yang mengandung objek dan pelengkap sekaligus.

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

  • Mempunyai objek dan pelengap sekaligus.
  • Berpola Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap
  • Dapat diganti ke dalam kalimat pasif.

6.2 Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu pekerjaan/tindakan atau aktivitas.

Subjek pada kalimat pasif berada sebelum predikatnya.

Kalimat pasif ini merupakan kebalikan dari kalimat aktif.

Berikut adalah ciri-ciri kalimat pasif:

  • subjeknya sebagai penerima perlakuan,
  • predikatnya berimbuhan di-, ter-, ke-an, atau ter-kan,
  • predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang),
  • objek pada kalimat pasif merupakan subjek pada kalimat aktif, dan
  • biasanya ditandai dengan adanya kata-kata “oleh” dan “dengan”.

Contoh kalimat pasif di antaranya adalah:

  • Buah mangga dipetik oleh Ibu.
  • Buku ayah dipinjam oleh Ibu.
  • Penampilan kakak saat menari disaksikan oleh ribuan penonton.

Berdasarkan subjeknya, kalimat pasif dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kalimat pasif transitif yang memiliki objek dan kalimat pasit intransitif yang tidak memiliki objek.

Selain berdasarkan subjeknya, kalimat pasif dibagi berdasarkan predikatnya, yaitu kalimat pasif tindakan dan kalimat pasif keadaan.

Kalimat pasif tindakan adalah kalimat pasif di mana predikatnya menyatakan suatu perbuatan/ kegiatan/ tindakan. Imbuhan yang digunakan biasanya adalah di-, ter-, ke- dan kata ganti.

Contoh kalimat pasif tindakan adalah sebagai berikut:

Bunga mawar itu ditanam oleh nenek.

Kalimat pasif keadaan adalah kalimat pasif yang predikatnya menyatakan keadaan subjek. Kata kerja yang digunakan ditandai dengan kata berimbuhan ke-an.

Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut:

Pemuda itu ketiduran di halte bus.

6.3 Syarat dan Cara Mengubah Kalimat Aktif-Pasif

  • Syarat mengubah kalimat aktif menjadi pasif dengan cara mengubah subjek menjadi objek di mana dapat mengubah awalan pada predikat dengan awalan di-.
  • Syarat mengubah kalimat pasif menjadi aktif adalah dengan mengubah objek menjadi subjek. Caranya adalah dengan mengubah awalan di- menjadi me- pada sebuah predikat.

7. Jenis-Jenis Kalimat berdasarkan Pengucapan

Berdasarkan pengucapannya kalimat dibedakan menjadi kalimat langsung dan kalimat tidak langsung.

7.1 Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang menggambarkan ucapan atau perintah. Kalimat tersebut juga berisi bagaimanakah perkataan orang yang dimaksud, sehingga kalimat ini ditandai dengan tanda petik (“…”).

Contoh kalimat langsung adalah sebagai berikut:

  • Ibu berkata,”Sayang hari ini kita makan buah yuk”.
  • “Kakak, ajarkan aku matematika kak.”
  • “Apakah benar kamu adalah seorang anak petani desa?”
  • “Ibu..hari ini, aku mau membuatkan kue kesukaan Ibu.”
  • “Shania, kamu harus patuh ya dengan Kakek”
  • “Dinda, saya tahu, kamu pasti.”
  • “Nanda, aku pun mengerti maksud dari perkataanmu tempo hari.”

7.2 Kalimat Tidak Langsung

Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang mendeskripsikan ucapan kembali dari seseorang. Biasanya kalimat tidak langsung ini merupakan kalimat pasif dan berupa kalimat berita.

Contoh kalimat tidak langsung di antaranya adalah:

  • Bu Guru berkata bahwa saya harus bekerja cerdas, agar saya dapat menjadi orang sukses.
  • Mereka berkata bahwa semua orang memiliki hak untuk berkarya sesuai jalurnya masing-masing.
  • Ayah berkata bahwa jurusan Matematika memiliki prospek kerja yang cerah.
  • Menurut Kak Amri (CEO Skydu), beliau berkata bahwa banyak bisnis dan startup yang sulit untuk lanjut. Hal ini disebabkan adanya market yang secara operasional selalu menyulitkan para pengusaha dalam memasarkan produknya.
  • Bintang berkata bahwa saya harus bisa mengerjakan UN SMA.
  • Ayah berkata bahwa kami harus bisa mengerjakan soal Matematika.
  • Anal-anak berkata bahwa mereka tidak mau mengonsumsi sayur karena mereka tidak suka dengan sayur.

8. Jenis-Jenis Kalimat berdasarkan Fungsinya

8.1 Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat untuk memberi perintah kepada orang lain dalam menjalankan sesuatu. Biasanya kalimat ini ditandai dengan tanda seru jika dalam bentuk tulisan, sedangkan dalam bentuk lisan, itu ditandai dengan intonasi/nada tinggi.

Contoh kalimat perintah di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Silakan Anda meninggalkan ruangan ini!
  • Jangan memberi contekan saat ujian!
  • Tolong sampaikan maksud saya ini kepada Ibu Anda!
  • Mohon untuk Anda tidak membuang sampah sembarangan!
  • Anda harus bisa!
  • Kami pasti bisa!
  • Saya bisa, kamu juga bisa!

8.2 Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang ditandai dengan tanda tanya dan memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi dari orang lain.

Contoh kalimat tanya adalah sebagai berikut:

  • Apakah seorang perempuan wajib menuntut ilmu sampai S3?
  • Bagaimana dengan Anda ke depannya, jika Anda sudah belajar maksimal namun hasil belum memuaskan?
  • Kapan saya bisa menemui Anda?
  • Di mana Anda bekerja saat ini?
  • Mengapa ada kejadian kebakaran di Pasar Senen?
  • Siapakah seseorang yang akan bertemu dengan kita pada sore nanti?
  • Berapakah pendapatan Anda selama anda bekerja di Bank?
  • Bagaimana saya dapat memahami maksud Anda, sedangkan Anda berbicaranya saja dengan perasaan canggung?

8.3 Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang digunakan untuk memberi informasi kepada orang lain. Kalimat ini ditandai dengan tanda titik (.) jika dituangkan dalam bentuk tulisan, sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat tersebut dilakukan dengan intonasi/nada rendah.

Contoh kalimat berita adalah sebagai berikut:

  • Kita harus melakukan sesuatu agar sampah dedaunan tidak berserakan kembali di halaman rumah.
  • Saya yakin bahwa kita semua pasti bisa melewati rintangan tersebut.
  • Anda pasti tahu bahwa Anda pernah bersekolah di SMP terfavorit di Jakarta.
  • Aku mengerti bahwa kamu sedang sedih.
  • Jika Anda paham, silakan Anda mengisi soal-soal SBMPTN berikut.
  • Anda pasti paham bahwa keluarga Anda sedang berduka.
  • Kami yakin perusahaan kami pasti maju.
  • Kita tahu bahwa, soal-soal SBMPTN pasti tak mudah. Oleh karena itu, mari latihan soal-soal tersebut dengan baik agar lolos SBMPTN.

8.4 Kalimat Seruan

Kalimat seruan adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan seseorang dengan kata lain antara senang, kagum, bahkan terkejut. Kalimat tersebut diungkapkan dengan intonasi tinggi jika dalam bentuk lisan, sedangkan dalam bentuk tulisan bisa ditandai dengan tanda titik (.) atau tanda seru (!).

Berikut adalah beberapa contoh kalimat seruan.

  • Cantik sekali Anda pada hari ini.
  • Saya kagum dengan cara A
  • Aduh, saya lupa mengunci pintu rumah!
  • Ayo kita berangkat ke sekolah!
  • Anda adalah orang terpilih dalam hidup saya.
  • Rajin sekali Anda dalam mengerakan tugasnya!
  • Gantungkan cita-citamu setinggi langit!

 

Itulah berbagai materi bahasa Indonesia yang lengkap mengenai kalimat. Semoga informasi ini memberikan pengetahuan baru bagi Anda.

Anda juga dapat mencari referensi-referensi buku lain atau sumber lain mengenai pembahasan kalimat untuk belajar atau Anda dapat mendownload materi ini.

[/read]

Comments are closed.