Biografi Ridwan Kamil, Arsitek Jenius yang Menjadi Politikus

Siapa yang tak kenal Ridwan Kamil? Sosok yang ramah dan sangat dicintai oleh masyarakat semua kalangan di Kota Bandung 6 tahun silam. Nama Beliau melambung tinggi sejak menjadi Walikota Bandung dan kini beliau telah menjadi Gubernur Jawa Barat.

Ridwan Kamil selain menjadi pejabat negara ia juga menjadi arsitek yang sangat handal. Banyak proses, rintangan, dan hambatan yang telah beliau lalui dalam berbagai pekerjaannya.

Yuk kita kenalan lebih jauh dengan pria berkaca mata ini!

Biografi Ridwan Kamil

Nama Lengkap (Beserta Gelar) H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D
Kebangsaan Indonesia
Tempat Lahir Bandung
Tanggal Lahir 4 Oktober 1971
Pendidikan Terakhir S2
Profesi Utama Gubernur Jawa Barat
Prestasi/ Pencapaian Walikota Bandung 2013-2018

Gubernur Jawa Barat 2018 – sekarang

1. Kehidupan Pribadi

Ridwan Kamil yang akrab dipanggil Kang Emil merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Beliau merupakan anak dari pasangan Dr. Atjie Misbach, S.H dan Dra. Tjutju Sukaesih. Ayahnya pernah menjabat sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran begitu pula ibunya pernah pernah menjabat sebagai dosen di UNISBA.

Pria berkacamata ini bertemu dengan sang istri, Atalia Prataya di Bandung pada tahun 1994 di sebuah pameran. Dua tahun kemudian, tahun 1996, Pria ini menikahi Atalia Praratya saat ia berusia 25 tahun Atalia masih berumur 23 tahun.

Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai 2 orang anak bernama Emmiril Khan Mumtadz dan Camilia Laetitia Azzahra. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, ya peribahasa tersebut memang cocok diberikan kepada Emmiril dan Camilia.

[read more]

Walaupun sama-sama berkuliah di Institut Teknologi Bandung, Emiril lebih memilih masuk ke Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara. Sedangkan anak kedua bersekolah di SMA 3 Bandung.

Prinsip hidup yang diajarkan Kang Emil ialah bagaimana kita bisa hidup dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Prinsip hidup itulah yang ia pegang  dan membuat ia selalu berusaha memberikan manfaat bagi banyak orang dan terbukti pada saat ia menjadi walikota Bandung dan mengaplikasikan ilmunya dalam membangun Kota Bandung.

Sejak masih kecil ia senang sekali hal-hal berbau visual dan menyukai dunia animasi. Ia gemar membaca buku, komik merupakan buku favoritnya. Ia juga gemar mengamati foto-foto berbagai kota di luar negeri. Bisa dibilang kegiatan tersebut merupakan hobi Kang Emil.

Menurut Dosen Jurusan Arsitektur di ITB ini, pekerjaan yang paling menyenangkan ialah hobi yang dibayar. Hobinya tersebut membuat ia menjadi arsitek hebat yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain. Selain itu daya imajinasi yang tinggi sangat mendukung bagaimana ia membuat design di atas kertas. Hobinya tersebut mengantarkan beliau untuk memilih jurusan Teknik Arsitektur di Institut Teknologi Bandung.

Sebenarnya saat akan mencalonkan walikota Bandung, Sang Istri tidak setuju dengan keputusan tersebut. Namun ia menjelaskan alasan yang sangat kuat mendorong dirinya untuk menjadi walikota. Hati dan niat untuk memberi manfaat untuk orang lain yang menjadi alasan Kang Emil maju menjadi Walikota Bandung periode 2013-2018.

2. Pendidikan

Kang Emil merupakan warga Bandung asli. Mulai dari pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi ia tempuh di Kota Kembang. Semasa sekolah dasar, ia bersekolah di SDN Banjarsari III Bandung tahun 1978 hingga 1984. Setelah itu ia melanjutkan di SMPN 2 Bandung tahun 1984 hingga 1987. Kemudian ia melanjutkan sekolah di SMAN 3 Bandung tahun 1987 hingga 1990.

Tak berhenti sampai di SMA, ia melanjutkan ke jenjang perkuliahan mengambil jurusan Teknik Arsitektur di Institut Teknologi Bandung tahun 1990 hingga 1995. Ia merupakan lulusan dari jurusan Arsitektur ITB dan resmi mendapat gelar pada usia 24 tahun. Setelah itu ia mendapatkan beasiswa di University of California, Berkeley, Amerika Serikat tahun 1999 hingga 2001.

Saat SD ia sering diremehkan oleh teman-temannya, namun ia tidak tahu alasan ia mendapat perlakuan seperti itu. Hal tersebut memicu perkelahian dengan teman-temannya. Walau Kang Emil merupakan sosok yang tidak banyak bicara, ia juga sosok anak yang sangat hiperaktif dan nakal. Ia melawan teman-temannya yang merendahkan dirinya.

Sejak kecil Kang Emil merupakan sosok yang pekerja keras dan pantang menyerah. Jiwa kewirausahaan pria ini sejak kecil sudah terbangun. Semasa ia sudah terbiasa menjual es mambo buatan tangannya sendiri dan memiliki keuntungan yang besar.

Semenjak sekolah dasar pria berkacamata ini tidak pernah absen dalam mengukir prestasi. Ia selalu membuat bangga kedua orang tua dengan nilai yang memuaskan. Beliau memang sudah aktif sejak Sekolah Menengah Pertama dan mengikuti kegiatan organisasi, mulai dari OSIS, klub sepak bola, dan paskibra.

Walau ia sibuk dengan kehidupan organisasinya, beliau tidak lupa akan prestasi di bidang akademik. Rasa tanggung jawab akan perntingnya pendidikan ia buktikan dengan berhasilnya ia masuk deretan 5 besar di kelasnya.

Bisa dibilang, Kang Emil merupakan mahasiswa yang aktif semasa menjalani kehidupan kampus. Ia bergabung dalam kelompok – kelompok mahasiswa dan unit kegiatan seni kampus.

Pada saat itu ia dihadapkan pada sebuah musibah yaitu kepergian ayahnya untuk selamanya. Kepergian ayah yang sangat dicintainya itu membuat mentalnya sangat jatuh. Namun ia mampu untuk mengobati dirinya dari kesedihan yang amat sangat dalam. Ia bertekat untuk membuat ayahnya bangga dan telah ia buktikan dengan nilai kelulusan yang memuaskan.

Setelah lulus S-1 Kang emil pernah bekerja di Amerika, tetapi hanya bertahan 4 bulan saja karena klien tidak mau membayar hasil pekerjaannya. Ia berhenti karena di Indonesia saat itu terjadi krisis moneter. Namun ia tidak langsung pulang ke Indonesia, melainkan ia mencoba tetap bertahan sebelum akhirnya ia mendapat beasiswa S-2 di University of California.

Selain sosok yang pekerja keras dan pantang menyerah, Ridwan Kamil merupakan sosok yang sangat mandiri. Selain berkuliah S2 ia juga bekerja paruh waktu di Departemen Perencanaan Kota Berkeley untuk menambah pendapatan untuk biaya hidup sehari-hari bersama istrinya.

Setelah lulus S2 di Amerika, ia tak langsung pulang ke Indonesia, melainkan bekerja sebagai arsitek di berbagai firma di sana. Pada tahun 2002 ia pulang ke Indonesia dan pada tahun 2004 ia beserta kawan-kawannya mendiirikan Urbane. Ia menjabat sebagai Prinsipal PT Urbane Indonesia. Selain itu ia juga menjadi dosen tidak tetap di jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung, serta menjadi senior Urban Design Consultant SOM, EDAW (Hong Kong dan San Francisco), serta SAA (Singapura).

3. Perjalanan Karier Ridwan Kamil

Tak hanya aktif di organisasi, semasa kuliah ia mencoba berbisnis kecil-kecilan yaitu membuat maket untuk dosen dan membuat ilustrasi menggunakan cat air. Setelah ia menyelesaikan pendidikan master, pria pekerja keras ini mendapat pekerjaan di salah satu firma arsitektur (Amerika Hongkong). Setelah menjalani kehidupan yang pelik akhirnya Kang Emil mendapatkan penghidupan yang layak untuk keluarganya.

Kecintaan akan tanah air yang mendorong Kang emil untuk kembali ke Indonesia. Sesampainya di Bandung ia mengabdi untuk almamaternya yaitu menjadi staf pengajar di Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Arsitektur.

Pada tahun 2004, Ridwan Kamil dengan ketiga temannya mendirikan Urbane. Mereka adalah AD Tardiyana, Reza Nurtjahja, dan Irvan W. Darwis. Urbane merupakan firma yang bergerak dalam bidang jasa konsultan perencanaan, arsitektur, dan desain. Jasa Urbane tak hanya digunakan dalam membangun perkotaan di Indonesia, melainkan kota-kota di luar negeri pun turut memakai jasa Urbane, misalnya proyek di Syiria (Syiria Al-Noor Ecopolis) dan di Tingkok (Suzhou Financial District).

Urbane memiliki pyoyek yang berbasis komunitas di mana visi dan misinya guna membantu orang-orang dalam memberikan donasi dan meningkatkan keahlian mereka membangun daerah di sekitarnya.

Awalnya Emil miris melihat pelayanan dan birokrasi yang bobrok, sampah di mana-mana, sehingga Kota Bandung terlihat seperti tidak terurus. Mulai dari situlah ia mempunyai keinginan berkontibusi untuk membenahi sistem dan tata Kota Bandung. Hal tersebut yang menjadi latar belakang bagaimana ia terjun dalam dunia politik pemerintahan.

Pada taun 2013, pria ramah ini bersama dengan Oded Muhammad Danial yang diusung oleh partai Gerindra dan PKS terpilih menjadi masyarakat Nomor 1 di Kota Bandung. Kang Emil terpilih sebagai Walikota Bandung periode 2013-2018. Bandung mengalami perubahan besar-besaran semenjak dipimpin oleh pasangan nomor urut 4 dalam hal sistem pelayanan dan tata kota.

Pria asli Jawa Barat ini salah satu pengguna media sosial yang aktif misalnya Facebook, Instagram, dan Twitter. Sosial media tersebut ia gunakan untuk berkomunikasi dengan masyarakat Bandung. Beliau sangat mengerti cara berkomunikasi yang baik di era saat ini.

Kemudahan untuk mengakses media sosial masyarakat Bandung diberi akses lebih. Mudahnya memberi kritik, saran, ataupun pengaduan kepada Masyarakat no. 1 di Bandung saat itu.

Bagaimana tidak, Bandung dibuat seperti julukannya saat ini yakni Kota Kembang. Bandung sangat terlihat asri, rapi, dan indah. Semua terlihat karena pembangunan infrastruktur dan penataan kota yang sangat ciamik. Taman–taman kota di mana-mana.

Kepemimpinan beliau terbilang sukses, namun masih ada sektor yang masih lemah yaitu dalam pengembangan perekonomian bagi warga Bandung. Kang Emil tidak patah semangat demi Kota tercintanya. Program UMKM yang ia bangun untuk warga Bandung ia beri nama “Little Bandung” mampu hingga menembus pasar Asia dan Eropa.

Tak hanya itu program yang ia lakukan, “One Village One Playground” merupakan salah satu program lain bertajuk perbaikan kampung. Tempat tersebut dijadikan kegiatan lomba mewarnai dinding kampung sekreatif mungkin dan nantinya akan dijadikan taman bermain anak. Program tak kalah menarik lainnya ialah Jumat bersepeda. Kang Emil mengajak seluruh warga entah anak sekolah, pegawai, dan lain-lain untuk bersepeda guna mengurangi emisi gas CO2.

Tahun 2017, satu tahun sebelum masa kepemimpinannya menjadi Walikota Bandung habis, Kang Emil didukung oleh kaum elit partai politik untuk maju pada Pilkada DKI Jakarta. Beliau menolak, karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk membenahi kota kecintaannya, kota kelahirannya.

Sebagai pemimpin yang bertanggung jawab ia juga mengingat akan janji-janji saat kampanye yang belum terealisasikan. Hal itu pula yang membuat Kang Emil menolak untuk maju menjadi pemimpin Ibukota Indonesia, dua tahun silam.

Gelar Walikota terbaik didapatkannya, sehingga beliau dilirik oleh partai-partai besar seperti PKB, PPP, Partai Hanura, dan Partai Nasdem. Beliau diusung oleh 4 partai tersebut berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum eks Bupati Tasikmalaya, untuk maju menjadi Gubernur dan Wakil gubernur pada pemilihan Gubernur pada tagun 2018 lalu.

Sebanyak 45,24% suara ia mengalahkan 3 pasang rivalnya di antaranya Dedi Miswar-Dedi Mulyadi, Sudrajat-Syaikhu, dan Tubagus Hassanudin-Anton. Pada 5 September 2018 di Istana Negara akhirnya Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Gubernur Jawa Barat periode 2018 hingga 2023.

Kang Emil bertekad untuk mengubah Jawa Barat agar sebagus atau lebih bagus dari Kota Bandung yang pernah ia pimpin. Gagasan-gagasan cemerlang ia tuangkan untuk mengubah Jawa Barat menjadi provinsi yang lebih maju.

Gagasannya antara lain mengubah Kalimalang seperti Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan.  Ia memasang pembatas jalan Rolling Barier Sistem buatan Korea Selatan untuk mengurangi kecelakaan serta melindungi warga Jawa Barat. Ia juga meluncurkan program Jabar Quick Respons untuk menampung keluhan warga Jawa Barat yang masuk melalui media sosialnya.

Sebuah prestasi bahwa Jawa Barat mendapat nilai A dalam kinerja akuntabilitas pemerintah. Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada anggaran tidak perlu, anggaran boros, dan anggaran siluman yang telah digunakan dalam membangun Provinsi Jawa Barat ini.

4. Prestasi dan Penghargaan

Prestasi dan penghargaan yang telah beliau dapatkan sangat membanggakan. Pada tahun 2012 ia menjadi salah satu Ikon Perubahan versi Majalah Gatra, Pada tahun 2013 ia mendapat penghargaan Urban Leadership Award di United Stade of America dari Penn Institure for Urban Research.

Bagaimana tidak, warga Bandung sangat mencintai Kang Emil saat menjadi Walikota. Kang Emil mampu menyihir Bandung menjadi sangat cantik. Inovasi-inovasi yang dimiliki Ridwan Kamil mampu membuat Kota Bandung terkenal di kancah internasional. Hasil dari kepemimpinannya sangat terlihat ketika Kota Bandung menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA).

Selain itu Pria lulusan ITB ini juga memperoleh berbagai penghargaan bergengsi. Deretan penghargaan sepanjang tahun 2010 berhasil ia raih mulai dari The 6th Winner of The Best Design Architecture Consultant, Citradata Award, Top Ten Architecture Business Award, dan Winner third prize: Design Competition Suramadu Mosque. Sepanjang tahun 2011 meraih Best Building of The Year 2010 from Arch Daily for Al-Irsyad Mosque dan Green Leadership Award for Al-Irsyad Mosque from BCI Asia Top 5.

Sepanjang tahun 2012, ia meraih Pikiran Rakyat Award 2012 sebagai Tokoh Muda Kreatif, Google Chrome l Web Heroes for Indonesia Berkebun, Indonesia Green Awards “Penghargaan Penginspirasi Bumi”, Penggagas Indonesia Berkebun, Indonesia Green Awards “Penghargaan Penginspirasi Bumi”, Green Building Rasuna Epicentrum, dan Winner International Young Design Entrepreneur of the Year from British Council Indonesia. Pada tahun 2013 ia meraih Urban Leadership Award dari Universitas Pensylvania, Amerika Serikat

Pria ini masuk ke dalam The World’s 50 Greatest Leaders 2018 versi majalah Fortune. Baru-baru ini, tanggal 1 November 2019, Kang Emil mendapatkan penghargaan Most Popular Leader in social Mesia 2019 untk kategori gubernur dalam acara 5th Jambore PR Indonesia (JAMPIRO) di Ballroom Prime Plaza Hotel Sanur Bali.

Tak hanya penghargaan yang diterima di dalam negeri, ia bersama Urbane meraih penghargaan dari media internasional seperti selama 3 tahun berturut-turut pada tahun 2008, 2009, dan 2010 dalam BCI Asia Awards. Atas proyek dengan desain Rumah Botol pada tahun 2009, Urbane juga mendapatkan penghargaan dalam ajang BCI Green Award.

Kompetisi di bidang desain arsitektur tingkat nasional pun sering ia ikuti dan meraih berbagai penghargaan. Tahun 2007 berhasil penghargaan misalnya juara 1 dalam kompetisi desiain Museum Tsunami di Nangro Aceh Darrussalam dan juara 1 dalam kompetisi desain kampus 1 Universitas Tarumanegara.

Tahun 2009 juga meraih penghargaan juara 1 dalam kompetisi desain Sanggar Nagari Kota Baru Parahyangan di Bandung Barat dan mendapat juara 1 dalam kompetisi desain Pusat Seni dan Sekolah Seni di Universitas Indonesia.

Selain itu, pria ini, pernah tampil di beberapa film dan televisi di Indonesia berperan sebagai cameo. Beliau pernah berada di sinetron serial Preman Pensiun, film Dilan 1990 dan sekuel Dilan 1991, The Wedding & Bebek Betutu, serta Total Chaos.

5. Karya Ridwan Kamil

Urbane, merupakan perusahaan dalam bidang jasa yang tidak bisa diragukan lagi. Puluhan karya yang telah dihasilkan oleh Kang Emil dan kawan-kawannya. Berikut merupakan Hasil karya-karya Urbane sepanjang 2005 – 2013.

Pada tahun 2005 Urbane berhasil membuat gedung Universitas Tarumanegara Kampus 1 di Jakarta. Sepanjang tahun 2006 berhasil membuat Masjid Agung Sumatra Barat yang bernama Mahligai Minang, Pramount Lakes Gading Serpong, dan Gramedia Expo di Surabaya. Tahun 2007 berhasil membuat Masjid Cibubur di Bogor, Bintaro X-Change di Tangerang, Kota Jababeka Remasterplan di Cikarang, Kampus UMN di Serpong, Area 24 di Jakarta, Hotel Santika Premiere Medan, Jembatan Westdrain di Jakarta dan Kuningan City di Jakarta.

Tahun 2008 Urbane tak henti-hentinya berkarya, misalnya Bottle House (Rumah Botol) di Bandung, Paramount Gateaway di Serpong, Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan di Kabupaten Bandung Barat, Springhill Royal Residences di Jakarta, Kantor BUMN di Jakarta, The Convergence di Jakarta, Rusunami Sentra Timur di Cakung, dan Pusat Kesenian Budaya dan Kebudayaan Universitas Indonesia di Depok

Tahun 2009 The Magix Box, Fakultas Seni Budaya Universitas Indonesia di Depok, Medan Focal Point di Medan. Museum Taufik Hidayat di Jakarta (2009) Tahun 2010 Masjid Semarang di Semarang, Masjid Suramadu di Madura, Masjid Gegerkalong di Bandung, dan Museum Tsunami Aceh-Rumoh Aceh di NAD.

Pada Tahun 2011 Harris Hotel Bogor di Bogor, Masjid Antapani di Bandung, Heteropia Office Tower di Jakarta, Allium Tangerang Hotel di Banten, Hotel Horison Ultima di Purwokerto, Hotel Tijili Seminyak di Bali, 18 Office Park di Jakarta, dan Discovery World Taman Mini Indonesia Indah di Cibubur Bogor.

Pada tahun 2012 Kantor Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Jakarta, United Tractors office di Bekasi, LKPP Office di Jakarta, Bank Saudara Office di Bandung, Essence Apartment di Jakarta, Kirana Two di Jakarta, dan Senayan Aquatic Stadium di Jakarta. Pada Tahun 2013 Masjid Al-Azhar di Summarecon Bekasi (2013) dan Masjid Emerald Bintaro di Tangerang.

Begitu banyak prestasi, penghargaan, serta karya yang telah beliau peroleh. Ia memiliki gaya kepemimpinan yang santai dan pemikiran cerdas. Potensi yang dimiliki pria berkacamata ini sangat memberikan manfaat bagi warganya. Dialah Sang Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

 

Editor:

Mega Dinda Larasati

[/read]