Biografi Prabowo Subianto, Negarawan Pembela Tanah Air

Siapa yang tak kenal dengan sosok pilitikus Prabowo Subianto? Kisah hidupnya sudah sering menjadi bahan perbincangan banyak orang. Beliau sering menggunakan baju khasnya yang berwarna khaki dengan banyak kantong atau biasa disebut baju safari.

Perjalanan hidupnya mulai dari kariernya dalam dunia kemiliteran, perjuangan dalam dunia politik untuk mendapatkan posisi kepala negara, sampai kontroversi membuat Prabowo Subianto sering muncul di media.

Kisah hidup Prabowo Subianto mulai dari pendidikan, karier, prestasi, sampai kontroversi yang pernah diarahkan kepada beliau akan diulas dalam biografi kali ini.

Biografi Prabowo Subianto

Nama Lengkap Letnan Jenderal (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo
Kebangsaan WNI
Tempat Lahir Jakarta
Tanggal Lahir 17 Oktober 1951
Pendidikan Terakhir Akademi Militer
Profesi Utama Menteri Pertahanan RI
Prestasi/ Pencapaian

1. Sekilas tentang Prabowo

Prabowo yang terlahir dengan nama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo merupakan seorang jenderal yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata. Semangat militernya dan patriotik tak pernah redup. Ia tak hanya menguasai dan mempunyai keahlian di dunia militer, ia juga sangat menguasai ilmu di dunia pergerakan, politik, maupun ekonomi.

Setelah pensiun dari tentara ia memulai usaha bisnis dan meniti karir di dunia politik. Tak hanya keberhasilan yang ia raih, menantu dari Soeharto ini banyak mendapatkan kontroversi terutama semasa Ia berkarir di dunia militer

[read more]

2. Kehidupan Pribadi

Keluarga Djojohadikusumo dikabarkan merupakan keturunan Raden Tumanggun Kartanegara yang merupakan Panglima Laskar Pangeran Dipenogoro. Prabowo Subianto Djojohadikusumo merupakan anak dari Soemitro Djojohadikusumo seorang pakar ekonom dan politisi yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah dengan Dora Marie Sugar atau biasa disebut Dora Soemitro yang berasal dari Lawongan, Sulawesi Utara.

Nama Prabowo juga diambil dari pamannya yang bernama Soebianto Djojohadikusumo yang merupakan perwira Tentara Keamanan Rakyat kala itu. Dua orang kakak perempuan dan seorang adik laki-laki yang dimiliki beliau yang bernama Maryani Ekowati dan Biantiningsih Miderawati serta adiknya Hashim Djojohadikusumo.

Prabowo pernah menjalin hubungan suami istri dengan Siti Hediati Hariyadi dari tahun 1983 sampai 1998 dan menpunyai seorang anak yaitu Ragowo Didiet Hediprasetyo.

3. Riwayat Pendidikan

Prabowo memang sejak kecil sudah berpindah-pindah negara, hal ini dapat dilihat dari riwayat pendidikan yang pernah ditempuh. Beliau bersekolah di Sekolah Dasar British Elementary School, Singapura pada tahun 1958. Lalu tahun 1962 pindah ke Hongkong, dan melanjutkan sekolah dasar di Glenealy Junior School.

Setelah 2 tahun, Prabowo pindah ke Malaysia dan bersekolah di Victoria Institution. Lalu pindah ke Zurich, Swiss dan bersekolah di International School. Pada tahun 1969 Prabowo bersekolah di American School di London, United Kingdom.

Akhirnya pada tahun 1970 beliau memulai karir di dunia kemiliteran dengan mendaftar di Akademi Militer Magelang dan pada 1974 dinyatakan lulus.

4. Karier dan Jabatan Militer Prabowo Subianto

Prabowo bertugas sebagai Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha pada tahun 1976 sampai 1985 yang merupakan pasuka khusus angkatan darat pada masanya. Pada usia 26 tahun (1977), beliau menjadi Komandan  Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha dan merupakan salah satu komandan termuda. Prabowo berperan besar dalam misi penanagkapan Nocolau dos Reis Lobato. Dia menemukan Lobato di Maubisse yang merupakan kota kecil berjarak 50 km d selatan Dili.

Tahun 1983-1985 beliau menjadi Wakil Komandan Detasemen-81 Kopassus yang bertugas untuk penaggulangan teror.

Wakil komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 pernah dijabat oleh beliau pada tahun 1985. Setelah dua tahun menjabat, kemudian beliau naik jabatan ke komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 tu, setelah ia menyelesaikan pelatihan Special Forces Officer Course yang ia lakukan di Fort Benning. Ia menjabat komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 selama 3 tahun.

Pada 1991 sampai 1993, Prabowo yang posisinya saat itu memiliki pangkat letnan kolonel juga menduduki jabatan sebagai kepala staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17.

Prabowo kembali masuk kedalam pasukan khusus yang saat ini dikenal sebagai Kopassus atau Komando Pasukan Khusus pada tahun 1993. Ia menjadi Komandan Group-3 Pusat Pendidikan Pasukan Khusus. Lalu Ia menjadi Wakil Komandan Kopassus pada tahun 1994 dan menjadi Komandan Komando Pasukan Khusus untuk tahun 1996 sampai dengan tahun 1998.

Prabowo menjadi komandan jenderal Kopassus pada Desember 1995 dengan pangkat mayor jenderal. Salah satu tugas yang pertama kali Ia jalankan sebagai komandan jenderal adalah operasi pembebasan sandera Mapenduma.

Salah satu keberhasilan dalam menangani operasi pembebasan sandera yang paling dikenang banyak orang yaitu keberhasilannya dalam upaya penyelamatan penumpang Garuda DC-9 Woyla  pada 1981 di Bangkok yang sukses.

Di dalam operasi ini, tim berhasil menyelamatkan peneliti berjumlah sepuluh orang dari total dua belas orang yang masuk ke dalam Ekspedisi Lorentz 95 dan juga diculik oleh OPM atau dikenal juga Organisasi Papua Merdeka.

Prabowo mendukung dan memprakarsai langsung misi tim pendaki Indonesia pada 26 April 1997 yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di puncak gunung. Tim pendaki Indonesia terdiri dari FPTI, anggota Kopassus, Mapala UI, dan Wanadri.

Prabowo juga diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, pada tanggal 20 Maret tahun 1998, yaitu jabatan yang pernah ditempati oleh Presiden Soeharto, ayah mertuanya.

Di hari yang sama dengan pengunduran diri Presiden Soeharto, pada tanggal 21 Mei 1998, dan dilantiknya B.J. Habibie. Prabowo bertemu Habibie dan meminta ditunjuk sebagai Panglima ABRI dan menggantikan Wiranto. Namun, Habibie justru memberhentikan Prabowo.

Selanjutnya Prabowo bertemu Soeharto dan diberi tugas menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI yang merupakan jabatan terakhirnya di militer.

5. Karier Bisnis

Selain aktif dalam dunia kemiliteran dan menjadi politikus, karir Prabowo juga bagus di dunia bisnis. Ia mengikuti jejak adiknya untuk masuk dalam dunia bisnis dan menjadi pengusaha. Prabowo memiliki sekaligus memimpin 27 perusahaan di Indonesia maupun di luar negeri.

Ia merupakan Presiden sekaligus CEO PT Tidar Kerinci Agung, PT Nusantara Energy, dan PT Jaladri Nusantara. Karir beliau mulai dengan membeli Perusahaan Kiani Kertas yang berada di Mangkaja, Kalimantan Timur. Ia membeli perusahaan ini dengan dana pinjaman sebesar Rp 1,8 triliun dan mengganti namanya menjadi Kertas Nusantara yang masuk dalam kelompok perusahaan Nusantara  Group.

Perusahaan Kertas Nusantara sempat terancam bangkrut namun 89% kreditur memberikan perpanjangan masa pembayaran. Usaha yang ia miliki bergerak pada bidang perkebunan, kelapa sawit, tambang, dan batu bara. Pada Pemilihan Presiden tahun 2009, Prabowo mejadi cawapres terkaya, yang memiliki sejumlah aset sebesar US$ 7,57 juta dan Rp1,579 triliun.

6. Perjalanan Politik

Prabowo meniti karir politiknya dengan cara mencalonkan dirinya sebagai calon presiden yang berasal dari Partai Golongan Karya (Golkar) pada Konvensi Capres Golkar tahun 2004. Ia lolos sampai putaran akhir, namun Ia kalah suara dari Wiranto.

Beliau pada 6 Februari tahun 2008 mendirikan sebuah partai yaitu Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra oleh. Partai ini didirikan bersama adiknya, Fadli Zon, dan Muchdi Purwoprandjono, serta beberapa orang lainnya. Saat terbentuk, Prabowo menjadi Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Pada tanggal 9 Mei tahun 2008, Partai Gerindra  mencalonkan Prabowo sebagai calon presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Setelah proses negosiasi yang panjang, akhirnya Prabowo bersedia menjadi calon wakil presiden bersama Calon Presiden Megawati Soekarnoputri pada kala itu.

Ada perjanjian bahwa apabila Prabowo terpilih, ia dapat mengendalikan dan mengatur program yang ada dan kebijakan ekonomi Indonesia yang berdasarkan asas berdiri di kaki sendiri, berdaulat di bidang politik, dan memiliki kepribadian nasional pada bidang kebudayaan dalam kerangka sistem presidensial. Prabowo dapat menentukan siapa yang akan menduduki kursi menteri. Pemerintah yang terbentuk juga akan ikut mendukung program tentang kerakyatan dari PDI Perjuangan dan 8 program aksi dari Partai Gerindra. Sedangkan untuk pendanan untuk pemilu ditanggu oleh Megawati sebesar 50% dan oleh Prabowo sebesar 50%.

Megawati sendiri juga mendukung pencalonan Prabowo pada pemilu 2014 sebagai calon presiden. Namun dari hasil pehitungan suara, yang diumumkan tanggal 25 Juli 2009 menunjukkan kekalahan Prabowo dari Susilo Bambang Yudhoyono. Prabowo juga mencalonkan diri menjadi calon presiden pada pemilu tahun 2014 namun kalah dari Joko Widodo.

Prabowo Subianto menjanjikan “Enam Program Aksi Transformasi Bangsa” di dalam kampanyenya, apabila Ia terpilih menjadi Presiden RI, ia ingin membangun sektor ekonomi bangsa yang kuat, berdaulat, adil dan makmur, melaksanakan ekonomi kerakyatan, membangun kedaulatan pangan dan energi serta pengamatan sumberdaya air, meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia melalui program pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya, membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup, dan membangun sebuah pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas dan efektif.

Prabowo kembali mencalonkan diri menjadi calon presiden pada pemilu tahun 2019 namun tetap kalah dari Joko Widodo. Pasca pemilu tahun 2019 Ia ditunjuk dan dilantik sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 pada tanggal 23 Oktober 2019.

7. Kontroversi

Berikut ini kontroversi yang melibatkan Prabowo Subianto:

7.1 Manuver Prabowo Saat Orde Baru

Pada masa orde baru, tahun 1990-an, Prabowo dan saudara laki-lakinya, Hasyim, dengan memanfaatkan koneksi dengan Presiden Soeharto berusaha untuk menutup kritik politik dan jurnalistik. Namun Hasyim tidak berhasil menekan penjualan koran tempo kepadanya.

Pada tahun 1992, Prabowo juga menekan Abdurrahman Wahid agar tidak turun menyentuh politik, hanya dalam bidang agama saja dan memberikan ancaman apabila masih menjadi oposisi Presiden Soeharto. Ia juga memberikan peringatan kepada Nurcholish Madjid atau Cak Nur untuk mundur dari badan pengawas pemilu saat itu.

7.2 Konflik Dengan LB Moerdani

Sekitar bulan Maret tahun 1983, Prabowo mencoba menculik beberapa petinggi militer yang dianggap akan menjatuhkan Presiden Soeharto yang juga menyebabkan perselisihan. Sampai akhirnya upaya untuk melakukan penculikan digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan, dimana Prabowo sendiri merupakan wakil Luhut pada waktu itu.

Mayor Luhut mengagalkan upaya tersebut dan mengamankan alat komunikasi dan senjata yang digunakan. Dan akhirnya tuduhan kudeta terhadap Soeharto tidak dapat dibuktikan dan Prabowo diminta untuk cuti karena dianggap sedang stress.

Reaksi Prabowi terhadap peristiwa ini tetap tenang dan membiarkan setiap orang untuk menyimpulkan cerita dengan versi masing-masing.

Pada tahun 1988, Prabowo melaporkan dugaan bahwa Panglima ABRI, LB Moerdani, memanfaatkan jabatannya untuk mendapatkan dukungan agar bisa menjadi wakil presiden. Laporan ini ditujukan ke Soeharto dan diterima sehingga Panglima ABRI diganti dan LB Moerdani tidak menjadi wakil presiden dan jatuh ke Soedharmono.

Digantinya Palima ABRI kembali membuat Prabowo khawatir mengenai kudeta terhadap Soeharto, sampai membuat Prabowo menyiapkan 1 Batalyon Kopassus. Walaupun kekhawatiran Prabowo tidak terjadi, namun membuktikan adanya pengaruh yang besar dari beliau di ABRI dan terjadap pengambilan keputusan oleh Presiden Soeharto.

7.3 Dugaan Pelanggaran HAM Di Timor Timur

Sekitar tahun 1990-an terdapat tuduhan bahwa Prabowo mengerahkan sejumlah pasukan ilegal untuk melakukan aksi teror kepada warga sipil di Timor Timur. Beberapa lembaga internasional juga menuntut untuk menuntaskan kasus ini, karena menurut seorang pakar, kasus ini secara hukum belum selesai karena tidak ada tindakan lanjut untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan hukum pidana.

Pada tahun 1983, Prabowo juga pernah diduga ikut dalam pembantaian Kraras di Timor Timur. Namun Ia membantah dan menganggap bahwa tuduhan tersebut tidak memiliki dasar. Disisi lain, seorang pengungsi membawa sebuah dokumen yang berisi penjelasan ada 20 orang yang tertembak mati oleh pasukan tentara yang dikomandoi oleb Prabowo.

7.4 Penculikan Aktivis

Pada tahun 1997, Prabowo diduga menculik dan menghilangkan secara paksa beberapa aktivis yang pro terhadap reformasi. Sedikitnya ada 14 orang yang menghilang dan belum ditemukan sampai sekanran dan diyakini sudah meninggal. Prabowo mengaku bahwa ia benar memerintahkan Tim Mawar untuk melaksanakan penculikan tersebut karena ia anggap tindakan tersebut benar pada rezim saat itu.

Namun Prabowo hanya mengaku menculik 9 orang aktivis dan sudah dipulangkan dalam keadaan yang masih hidup. Pengakuan Prabowo dikuatkan oleh pernyataan Pius Lustrialanang bahwa Prabowo telah meminta maaf dan sekarang menjadi anggota DPR yang berasal dari Partai Gerindra.

Sementara itu, Jendral TNI Wiranto pada saat mengumumkan pembebastugasan Prabowo menyatakan bahwa Prabowo sebenarnya masih bisa diadili karena adanya bukti, namun sampai sekarang Prabowo masih tidak diadili meski anggota tim mawar sudah dimasukkan kedalam penjara. Prabowo dan koleganya masih belum memenuhi panggilan dari Komisi Nasional HAM sampai sekarang.

Tanggal 22 Mei 1998 pagi hari, Wiranto melaporkan Prabowo kepada B.J. Habibie atas sebuah aksi kumpulan Kostrad menuju wilayah ibu kota yang dikonsentrasikan di rumah Presiden B.J. Habibie. Hal tersebut terjadi tanpa diketahui Wiranto sebagai Panglima ABRI. Saat itu Prabowo sedang menjabat sebagai Panglima Kostrad dan pergerakan tersebut dianggap menjadi upaya kudeta dan Prabowo diberhentikan dari jabatannya.

Pada hari yang sama Prabowo menghadap Presiden untuk mendapat Penjelasan atas pemberhentiannya. Presiden mengatakan bahwa hal tersebut merupakan perintah Soeharto karena akan menunjuk Prabowo menjadi Duta Besar Amerika Serikat.

8. Kegiatan Aktivis Prabowo Subianto

Sebagai seorang aktivis Prabowo pernah membuat beberapa asosiasi seperti Asosiasi Petani Indonesia, Asosiasi Pedagang Pasar j Wilfrida Solk juga sangat dipandang dan diakui oleh Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia Wilayan Nusa Tenggara Timur. Wilfrida merupakan seorang buruh illegal yang didakwa membunuh majikannya sendiri.

9. Penghargaan

Pada tanggal 17 Juni 2009, Prabowo dan adik laki-lakinya pernah mendapatkan gelar kehormatan menjadi anggota marga Lumban Tobing. Beliau juga pernah mendapatkan sebuah gelar adat Tongkonan dari masyarakat adat desa Siguntu, Rantepao, Toraja Utara.

Penghargaan lain yang pernah ia dapat selama menjalani karir di dunia militer adalah Satya Lencana Kesetiaan XVI, Satya Lencana Seroja Ulangan-III, Satya Lencana Raksaka Dharma, Satya Lencana Dwija Sistha, Bintang Yudha Dharma Naraya, Satya Lencana Wira Karya, dan The First Class The Padin Medal Ops Honor dari Pemerintah Kamboja.

Menjadi tokoh yang inspiratif tentunya bukanlah hal yang mudah, tak hanya dalam proses mendapatkan penghargaannya namun dalam menjaga nama baik yang sudah diraih. Tentunya banyak sekali hal yang dapat didapatkan dari kisah dan perjalanan hidup Prabowo Subianto sebagai salah satu tokoh inspiratif nusantara.

 

Editor:

Mega Dinda Larasati

[/read]