Biografi Novel Baswedan, Penyidik KPK Penyelamat Negara

Novel Baswedan merupakan pria yang merupakan salah satu cucu dari seorang tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia pendiri BPUPKI, Abdurrahman Baswedan. Ia juga seseorang yang sangat menyayangi ibu serta keluarganya dan rela melepas jabatan kepolisiannya demi Sang Ibu.

Biografi Novel Baswedan

Nama Lengkap Kompol (Purn.) Novel Baswedan
Kebangsaan Indonesia
Tempat Lahir Semarang, Jawa Tengah
Tanggal Lahir 22 Juni 1977
Pendidikan Terakhir Akademi Kepolisian
Profesi Utama Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Prestasi / Pencapaian

Berhasil mengungkap kasus wisma atlet yang menyeret anggota DPR, Angelina Sondakh.

Berhasil menjebloskan pelaku suap cek pelawat, Nunun Nurbaeti dalam pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (2004).

Mengungkap kasus jual beli Pemilukada yang melibatkan Akil Mochtar, mantan Ketua MK.

Tanda kehormatan Satyalancana Kesetiaan 8 tahun Polri (2000).

Penghargaan dalam Operasi Cinta Meunsah 1-2000 dari Kapolda Aceh (2000).

Tanda kehormatan Satyalancana Ksatria Tamtama dari Kapolri yang berupa piagam (2000)

Tanda kehormatan Satyalancana Dharma Nusa oleh Presiden Republik Indonesia (2004).

Penghargaan sebagai penyidik tindak pidana perikanan dan tindak pidana korupsi dari Kapolres Kota Bengkulu (2004).

Penghargaan atas penegakan hukum kejahatan kehutanan dari Dirjen Perlindungan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan (2004).

1. Kehidupan Pribadi Novel Baswedan

Pria yang kerap disapa Novel ini memiliki kehidupan pribadi yang tidak banyak diketahui orang. Ia dikenal sebagai seseorang yang sederhana dalam kesehariannya.

Kesederhanaan tersebut dapat tercermin melalui rumah yang saat ini ia tinggali. Sejak tahun 2011, bersama dengan istrinya Rina Emilda dan anak-anaknya, Novel tinggal di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Bersama dengan istrinya, mereka memiliki butik busana yang diletakkan pada bagian ruang tamu dengan ruang makan yang digabung. Butik tersebut dikelola oleh istrinya sendiri dan diberi nama Emilda Boutique Syar’i.

Kegiatan keseharian yang beliau sering lakukan adalah pergi ke masjid untuk sholat berjamaah dengan warga sekitar kediamannya. Aktivitas yang beliau gemari adalah menyangkut kebermanfaatan bagi orang lain baik saat ia bekerja maupun saat berada di kediamannya.

[read more]

2. Pendidikan

Pria yang lahir pada 22 Juni 1977 tersebut telah menyelesaikan pendidikan SMA-nya di SMA Negeri 2 Semarang pada tahun 1996. Menurut beberapa gurunya, Novel tergolong siswa yang biasa-biasa saja.

Nilai yang ia dapatkan saat Evaluasi Belajar Tahap Akhir (Ebtanas) menunjukkan variasi nilai dari rentang 6 hingga 8. Beliau mendapatkan nilai 8 pada mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), Pendidikan Agama, Matematika, Geografi, Sejarah, dan Fisika.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA, kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Akademi Kepolisian. Hingga saat ini jalan inilah yang membawa namanya hingga kancah nasional. Beliau juga sangat berjasa kepada Indonesia dengan memberantas korupsi.

3. Perjalanan Karier Novel Baswedan

Pria yang memiliki pangkat kepolisian dalam jabatannya ini memiliki perjalanan yang panjang untuk mencapai itu semua pada saat ini.

Perjalanan karir dari suami Rina Emilda itu diawali di Kepolisian RI pada Akademi Kepolisian. Satu tahun setelahnya, ia mendapatkan tugas di Bengkulu hingga tahun 2005. Pada tahun 2004, beliau mendapatkan jabatan Kasat Reskrim Polres Bengkulu dengan pangkat Komisaris. Berkat pangkat yang saat itu ia dapatkan, Novel Baswedan akhirnya ditarik ke Bareskrim Mabes Polri.

Seiring berjalannya waktu, beliau kemudian ditugaskan sebagai penyidik untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Januari 2007. Ia resmi diangkat sebagai penyidik tetap secara resmi pada tahun 2014.

4. Kasus yang Diselesaikan Novel Baswedan

Penyidik KPK yang lahir di Semarang ini telah berhasil menyelesaikan berbagai kasus yang menyeret beberapa pejabat Indonesia. Ia berhasil membawa pulang Muhammad Nazaruddin dari Partai Demokrat yang pada saat itu menjabat sebagai Bendahara Umum pada pelariannya menuju Negara Kolombia.

Ia juga telah memecahkan dan menyelesaikan kasus wisma atlet yang menyeret anggota DPR, Angelina Sondakh dan menjebloskannya ke penjara. Novel Baswedan juga sukses membongkar kasus suap cek pelawat saat pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia yang menyeret Nunun Nurbaeti tahun 2004 lalu.

Selain itu, pria kelulusan Akademi Kepolisian ini juga berhasil membongkar kasus jual beli pada pergelatan Pemilukada yang kemudian kasus tersebut menyeret mantan Ketua MK, Akil Mochtar serta kasus suap yang dialami oleh Bupati Buol dan Amran Batalipu. Ia juga menjadi pimpinan penyidik terkait kasus proyek infrastruktur daerah yang saat itu membawa beberapa pejabat DPR RI mulai dari Fahd A. Rafiq hingga Wa Ode Nurhayati.

Kasus-kasus yang telah ia selesaikan merupakan wujud bakti serta perjuangannya dalam memberantas korupsi yang sangat marak dilakukan di Indonesia.

5. Kontroversi dan Kasus yang Dialami

Kehidupan pria yang saat ini berumur 42 tahun mengalami perubahan yang sangat drastis pasca ia telah menjabat sebagai salah satu penyidik KPK tetap.

Namun, peran yang ia lakukan dalam memberantas korupsi tidak berhenti pada kasus yang terakhir ia pecahkan.

Beliau memberanikan diri untuk menyelesaikan kasus dugaan korupsi simulator SIM yang menyeret sejumlah nama petinggi di Polri.

Keberaniannya dalam menggeledah Korlantas dan memeriksa Djoko Susilo yang merupakan mantan Kakorlantas Polri akhirnya menuai banyak kontroversi. Kejadian tersebut mulai kembali meretakkan hubungan erat antara Polri dengan KPK.

Tidak berselang lama, kemudian kepolisian menjerat dan menangkap Novel Baswedan di kediamannya karena kasus penembakan tersangka pencurian sarang walet saat masih menjalankan tugas di Polres Bengkulu kala itu. Penangkapannya terjadi pada Mei 2015 di kediamannya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Kasus yang menjeratnya tersebut menuai berbagai kejanggalan yang kemudian diungkapkan oleh beberapa kalangan.

Pada saat ini, kasus yang menjeratnya telah selesai disidangkan pada 2004 dengan hasil bahwa beliau bukanlah pelakunya. Namun kasus tersebut saat ini dibuka kembali setelah beliau sedang semangat-semangatnya mengungkap kasus korupsi yang menyeret Polri.

Tak berhenti di situ, ia juga pernah ditabrak oleh mobil ketika sedang mengendarai sepeda motor. Teror yang ia alami juga berlanjut hingga ke kediamannya.

Pada teror kali ini, ia disiramĀ  air keras oleh oknum tidak dikenal.

Saat itu, ia sedang melakukan perjalanan menuju ke mesjid untuk sholat subuh berjamaah. Namun saat perjalanan pulang, ia kemudian dihampiri oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor matic dan pada saat itu juga langsung menyiramkan air keras ke arah beliau.

Salah satu rekannya menyatakan bahwa serangan itu sudah direncanakan dengan matang melalui pengamatan kebiasaan Novel Baswedan saat berada di kediamannya.

6. Penghargaan

Pria penyidik KPK yang memiliki kiprah dalam memberantas dan membongkar kasus korupsi di Indonesia ini juga mendapatkan beberapa penghargaan.

Insani Madina Graduate School of Communications memberikan penghargaan kepada Novel dalam kategori seorang pejuang antikorupsi di Negara Indonesia. Anugerah yang mereka berikan merupakan salah satu bentuk apresiasi dan dukungan kepada beliau untuk memberantas korupsi.

Tidak hanya itu, sebelumnya beliau juga mendapatkan penghargaan dari Polri hingga Presiden RI ke-5. Pada tahun 2000, ia mendapatkan piagam tanda kehormatan Satyalancana Kesetiaan selama 8 tahun di Polri dan Satyalancana Ksatrya Tamtama dari Kapolri.

Kemudian, ia juga mendapatkan penghargaan dari Kapolda Aceh dalam Operasi Cinta Meunsah 1-2000. Pada tahun 2004, ia kembali mendapatkan tanda kehormatan Satyalancana Dharma Nusa yang pada saat itu diberikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarno Putri.

Selain mendapatkan berbagai anugerah atas jasanya sebagai kepolisian, beliau juga mendapatkan piagam sebagai penyidik tindak pidana perikanan dan korupsi oleh Kapolres Kota Bengkulu.

Ia juga mendapat piagam atas penegakan hukum kejahatan kehutanan oleh Dirjen Perlindungan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan.

 

Perjalanan hidup yang dialami oleh Novel Baswedan adalah bagaimana kita harus terus berbuat kebaikan di segala aspek. Berbagai cobaan yang ia alami membuat dirinya tidak gentar untuk terus mengungkap kasus korupsi yang ada di Indonesia.

Baginya pekerjaannya saat ini telah menjadi sebagian dari jalan hidupnya di dunia. Kritikan serta tekanan yang ia dapatkan, membuatnya diterima di berbagai lapisan masyarakat.

 

Editor:

Mega Dinda Larasati

[/read]