Biografi Joko Widodo, Presiden Pembangun Indonesia

Suatu negara pasti ada yang memimpin. Seperti halnya negara Indonesia yang dipimpin oleh seorang presiden. Profesi ini biasanya banyak diinginkan oleh anak muda. Siapa yang tidak mau menjadi orang nomor satu di negaranya? Saat ini orang nomor satu di Indonesia adalah Bapak Joko Widodo.

Berikut ulasannya!

Biografi Joko Widodo Jokowi Presiden RI

Nama Lengkap Ir. H. Joko Widodo
Kebangsaan Indonesia
Tempat Lahir Surakarta, Jawa Tengah
Tanggal Lahir 21 Juni 1961
Pendidikan Terakhir Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada
Profesi Utama Presiden Indonesia
Prestasi/ Pencapaian Tingkat inflasi negara ada pada rentang 3 – 4 % dalam 4 tahun terakhir

Penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 9,2 %

IPM (Indeks Pembangunan Manusia) berkisar 70 yakni membaik dalam 5 tahun terakhir

Penurunan prevalensi stunting hingga 30,8%

Peningkatan usia diatas 15 tahun dalam menempuh pendidikan

Penurunan dwelling time berkisar 3 – 4 hari

Penurunan tingkat rasio elektrifikasi hingga level 96,6%

1. Sekilas tentang Joko Widodo

Siapa yang tidak kenal dengan Joko Widodo? Presiden Indonesia yang telah menjabat selama 2 periode hingga sekarang. Pemilik nama asli Ir. H. Joko Widodo yang biasa disapa Jokowi lahir di tanah Jawa tepatnya  di Surakarta, 21 Juni 1961. Ia dilantik pada usia yang relatif muda, yaitu sekitar 53 tahun.

Sebelum menerjuni dunia politik, beliau mendalami dunia bisnis menjadi pengusaha mebel atau furniture. Selain sebagai Presiden Indonesia, beliau merupakan seorang ahli politik.

Beliau merupakan anak dan putra sulung dari empat bersaudara dari pasangan Noto Mihardji dan Sudhiatmi.

Keempat adiknya perempuan yang berarti ia merupakan anak laki–laki satu–satunya yang berada di keluarga tersebut. Berdasarkan cerita, beliau pernah memiliki adik laki–laki namun sayangnya ia meninggal saat dilahirkan. Hidup memang tidak ada yang bisa menebak. Anak kecil yang dulu bekerja keras memikul beratnya beban hidup hingga menjadi kuli panggul sekarang menjadi orang nomor satu di negerinya.

[read more]

Keberhasilan Jokowi menjabat sebagai walikota Surakarta mampu menarik perhatian publik. Warga Solo begitu bangga kepada beliau. Tak hanya mereka, namun masyarakat Indonesia pun menunjukkan ketertarikannya akan cara kepemimpinan beliau. Beliau juga mampu menarik perhatian media–media nasional. Terlebih lagi ketika beliau mampu mengayomi pasar–pasar kecil yang ada di Solo.

Popularitas Jokowi mulai meningkat bahkan dalam waktu yang singkat, asal usul serta biografinya banyak dicari masyarakat pada lini masa. Berkat popularitasnya, Jokowi banyak diajak untuk bergabung pada partai–partai politik, salah satunya PDI Perjuangan. Partai ini membuat dia berhasil menjejakinya dan menjadi presiden Indonesia.

2. Masa Kecil

Joko Widodo berasal dari keluarga sederhana. Masa kecil Jokowi bisa dibilang cukup keras untuk anak seusianya yang mengalami hal serupa. Ia dan keluarga mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali. Perekonomian keluarga membuat ia juga memikirkan cara untuk mempertahankan hidupnya.

Ia bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 111 Tirtoyoso. Saat masih duduk di sekolah dasar ia sering menghabiskan waktunya dengan menjadi kuli panggul, ojek payung, dan berdagang untuk memenuhi kebutuhan sekolah sampai kebutuhan sehari–hari. Jokowi lebih memilih jalan kaki ke sekolah daripada menggunakan sepeda atau naik ojek seperti teman–temannya yang lain. Hal ini didasari untuk menghemat dan juga untuk menjaga kebugaran.

Ketika ia berusia 12 tahun, ia sudah pandai menggergaji kayu. Kemampuan ini yang membuatnya menjadi tukang gergaji untuk membantu meringankan beban hidup. Keahliannya dalam menggergaji kayu dipelajari langsung bersama sang ayah yaitu Noto Mihardjo.

Sedangkan ilmu kepemimpinannya dibentuk semenjak kejadian penggusuran rumah yang dialaminya. Ini menjadi salah satu faktor apa yang harus dilakukan ketika harus menertibkan permukiman warga ketika ia menjabat sebagai Walikota Solo dan Gubernur Jakarta.

3. Riwayat Pendidikan

Jokowi menghabiskan pendidikan Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas di Solo. Walaupun di usia yang terbilang muda dalam bekerja, Jokowi tetap bisa mengikuti pelajaran di sekolahnya. Jokowi termasuk murid yang rajin mengerjakan tugas dan sangat menyukai matematika. Kepala SDN Tirtoyoso No. 111 pernah menunjukkan ijazah presiden RI ini kepada publik. Ia mendapatkan nilai hampir sempurna yaitu 9 pada mata pelajajran IPA, Matematika, dan PPKn.

Setelah lulus dari sekolah dasar, beliau melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Surakarta pada tahun 1973. Menurut gurunya, Jokowi termasuk murid yang pintar namun pendiam.

Setelah itu ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Surakarta. Tiga tahun masa SMA, beliau mendalami jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Seperti pendapat guru–guru di tingkat sebelumnya, di tingkat SMA Jokowi tergolong murid yang pintar. Ia memiliki nilai rapor yang bagus. Ia berhasil mendapatkan nilai 8 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, dan Bahasa Indonesia.

Ia melanjutkan kuliahnya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Beliau menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan. Beliau menekuni dunia pengolahan dan pemanfaatan kayu. Pada masa tingkat akhir kuliah, Jokowi dimarahi oleh dosen pembimbing skripsinya. Hal ini disebabkan beliau tidak mengerjakan tugas akhir dengan benar dan serius.

Setelah drama bimbingan seperti mahasiswa pada umumnya, akhirnya ia mampu menyelesaikan skipsi miliknya. Ia pun sempat naik daun di kampusnya dengan skripsi tersebut yang berjudul “Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta”.

Jokowi lulus kuliah pada usia 24 tahun tepatnya tahun 1985. Setelah menyandang gelar insinyur, Jokowi menikahi Iriana di Solo pada usia 25 tahun.

4. Riwayat Pekerjaan

Setelah menikah, Jokowi bertekad untuk hidup sendiri. Ia mulai mencari pekerjaan. Mulanya, ia menjadi pegawai di salah satu BUMN PT Kertas Kraft Aceh. Di perusahaan ini ia ditempatkan di hutan pinus merkusii, Aceh Tengah.

Namun pekerjaan tersebut tidak bertahan lama, hanya sekitar 2 tahun sebab ia tidak betah. Ia kembali ke Solo menemani sang istri yang sedang mengandung anak pertamanya dalam kandungan 7 bulan. Sembari menemani sang istri, ia bekerja di bidang perkayuan milik pamannya, CV Roda Jati.

Tekad untuk hidup mandiri dalam diri Jokowi masih membara. Ia tidak bertahan lama bekerja di tempat pamannya. Jokowi membuat usaha sendiri dengan nama CV Rakabu. Nama ini diambil dari nama anak pertamanya, Gibran Rakabuming Raka. Bisnis yang digelutinya mengalami pasang surut bahkan pernah hampir bangkrut. Suatu kasus mengulik bahwa bisnisnya pernah tertipu berapa kali.

Namun karena ibunya meminjamkan uang sebesar Rp 30.000.000 pada tahun 1990. Ia mencoba bangkit kembali. Ia mulai memasang strategi dengan mengikuti pameran–pameran. Alhasil, bisnisnya mulai bangkit dan berhasil menjadi pengusaha ekspor mebel.

Micl Romaknan atau biasa disapa Bernard Chene, rekan niaga Jokowi menaruh kepercayaan kepadanya untuk meneruskan usaha niaga. Usahanya telah mencapai ke seluruh Eropa. Ketika Jokowi pulang ke tanah air pada 2005, ia sudah menjadi ahli politik.

Berawal dari sinilah karier politik Jokowi berkembang. Tak lupa, Micl Romaknan memberi panggilan “Jokowi” terhadapnya yang sampai saat ini masih popular di setiap kalangan. Banyak pelajaran yang ia dapatkan dari berkeliling Eropa, salah satunya dapat menginspirasi tata kota yang baik yang akan diterapkannya di Solo dan juga menjadi alasan ia terjun ke dunia politik.

5. Perjalanan Karier Politik Joko Widodo

Pada tahun 2005, Jokowi memulai kehidupannya untuk terjun di dunia politik. Ia mencalonkan diri menjadi walikota Solo di bawah payung Partai Kebangkitan Bangsa dan PDI Perjuangan. Kenekatan yang ada pada dirinya untuk menjadi walikota padahal tidak mempunyai ilmu politik yang cukup membuatnya berhasil menjadi pemenang dalam kontestasi pilkada. Kemenangan ini menjadikannya sebagai Walikota Solo.

Hal ini juga sebagai batu loncatan beliau menuju kursi Presiden Indonesia. Warga Solo sangat menyukai gaya kepemimpinannya. Mereka menyebutnya “blusukan” yaitu turun langsung ke lapang untuk melihat keadaan yang sebenarnya terjadi.

Ini membuat kota Solo menjadi banyak perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Misalnya kota Solo menjadi kota yang nyaman untuk disinggahi pengunjung dengan peremajaan kawasan Jalan Slamet Riyadi, merelokasikan pedagang tanpa menimbulkan konflik.

Jokowi juga melakukan pengembangan ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan, pengoperasian Batik Solo Trans (BST) hingga rebranding Kota Solo sebagai “The Spirit of Java”.

Kinerja yang baik selama kepemimpinannya ini membawa ia kembali menjadi Walikota Solo dan memenangkan pilkada di tahun 2010. Ia pun menjabat selama 2 periode.

Jokowi berhasil mencetak sejarah dalam dunia pilkada yaitu mendapatkan 90,09% suara. Angka yang cukup mengagetkan karena hampir mendekati 100%. Kesederhanaan dan prestasinya yang luar biasa membuatnya dikenal rakyat banyak.

Keberhasilan dan kesuksesan Jokowi dalam memimpin tersorot oleh media–media nasional. Tidak hanya tentang kinerja, Jokowi disukai masyarakat karena kepribadiannya terutama dalam kejujuran, kesantunan, kesederhanaan, dan tidak malu untuk turun langsung ke lapang.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta beliau untuk maju ke kursi Gubernur DKI Jakarta. Jusuf Kalla melihat keberhasilannya dalam memimpin kota Solo yang ia harapkan Jokowi bisa memperbaiki tata kota di ibu kota Indonesia ini agar menjadi lebih baik. Namun tawaran ini tidak berjalan mulus. Jokowi sempat menolak.

Ia akhirnya menerima ajakan untuk bergabung dengan partai politik dibawah pimpinan Megawati Soekarno Putri yaitu PDI Perjuangan. Kala itu Jokowi sudah berhasil menduduki posisi sebagai wakil ketua di salah satu bidang PDIP, Jawa Tengah. Nama Jokowi kemudian tidak asing lagi dalam dunia politik.

Jokowi maju dalam pencalonan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama atau kerap dikenal sebagai Ahok. Tagline yang digunakan dalam kampanye mereka adalah “The Power of Kotak – Kotak”. Setiap kampanye mereka selalu mengenakan baju kotak–kotak.

Pada pilkada putaran pertama, mereka tidak menang. Pada pilkada putaran kedua, pasangan ini berhasil memenangkan kursi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012. Saat itu Jokowi berhasil menduduki sebagai orang pertama di Ibu Kota Jakarta.

Di dalam masa kepemimpinannya kurang lebih 2 tahun, Jokowi mengeluarkan kebijakan–kebijakan yang sangat menguntungkan untuk rakyat. Misalnya adalah Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat, dan Pembangunan Kampung Deret.

Pada pertengahan masa pemerintahannya sebagai Gubernur DKI Jakarta sekitar 3 tahun lagi masa sisa jabatannya, Megawati Soekarno Putri menulis surat mandat kepada Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Akhirnya Jokowi memberanikan diri untuk maju sebagai Presiden bersama Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden pada tahun 2014. Lagi, kepemimpinan seorang “tukang kayu” ini kembali diuji.

Ada pula kalimat bijak yang sangat mendukung beliau untuk ambil andil dalam pilpres ini, yaitu “mutiara tak cukup dikeluarkan dari dalam cangkang dasar laut lalu ke permukaan”. Ini menggambarkan bahwa Jokowi dapat memberi manfaat luas. Kemenangan kembali berpihak kepada Jokowi seakan rakyat Indonesia sudah mempercayainya dalam memimpin negara ini.

Jokowi berhasil memenangkan hati rakyat Indonesia dengan hasil perhitungan suara sekitar 53,15% atau sekitar 70.997.833 jiwa penduduk Indonesia. Rakyat Indonesia menyukai gaya kepemimpinannya yang merakyat. Sedangkan lawan Jokowi dalam pemilu ini adalah pasangan Prabowo–Hatta mendapat suara 46.85%.

Pelantikan resmi presiden Indonesia dilakukan pada tanggan 20 Oktober 2014. Di dalam masa jabatannya selama 5 tahun ini, Indonesia mengalami perubahan yang cukup baik dari sebelumnya.

Jokowi mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri sebagai presiden 2019 pada tahun 2018. Wakil Presiden pada saat itu, Jusuf Kalla tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan lagi karena batasan masa jabatan.

Pada 9 Agustus 2018, beliau mengumumkan bahwa yang akan menjadi wakilnya adalah Ma’ruf Amin. Ia memilih Ma’ruf Amin karena pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam urusan pemerintahan dan agama. Lawan pasangan ini adalah Prabowo–Sandi. Keberuntungan berpihak lagi kepada Jokowi. Ia terpilih sebagai Presiden RI periode 2019-2024. Pemilihan presiden (pilpres) tahun ini begitu terasa euforianya dikarenakan kedua calon memiliki kelebihan masing–masing.

6. Keluarga

Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya, Jokowi menikah dengan seorang perempuan yang berasal dari daerah yang sama dengan Jokowi yaitu Surakarta. Iriana lahir di Surakarta, 1 Oktober 1963. Ia kerap dikenal sebagai Iriana Joko Widodo. Ia merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pemberian nama Iriana ini oleh kakeknya yang berprofesi sebagai seorang guru di Irian Jaya sekitar tahun 1960-an.

Iriana dan Jokowi tidak bersekolah pada tempat yang sama. Namun Iriana sering mengunjungi temannya bernama Iit Sriyanti. Dia adalah adik kandung dari Jokowi. Dari sana, Iriana sering bertemu dengan Jokowi. Saat itu Jokowi masih duduk pada bangku kuliah semester tiga. Tidak mudah memenangkan hati Iriana. Jokowi melakukan pendekatan selama 6 bulan, kemudian mereka berpacaran selama 4 tahun.

Mereka memutuskan untuk ke tahap yang lebih serius pada saat Jokowi telah menyelesaikan studinya di Kehutanan UGM dan Iriana di umur 23 tahun. Pernikahan mereka diselenggarakan di Solo, 24 Desember 1986. Mas kawin yang diberikan ialah berupa cincin dengan harga Rp 24.000. Walaupun harganya terbilang murah pada masa sekarang, namun cincin tersebut masih melingkar di jari manis Iriana.

Iriana dikenal mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surakarta pada tahun 2005 sampai 2012 ketika Jokowi menjabat sebagai Walikota Surakarta.

Selanjutnya ketika Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, Iriana kembali menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta 2012 hingga 2014. Jokowi dan Iriana dikarunia tiga orang anak yaitu Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.

Gibran Rakabuming Raka merupakan anak pertama Jokowi. Ia lahir di Solo, 1 Oktober 1987. Ia sempat menjadi nama dari perusahaan ayahnya dengan nama CV Rakabu. Ia menghabiskan masa kecilnya di Solo. Saat SMP ia melanjutkan sekolah di Singapura, Orchid Park Secondary School. Kemudian melanjutkan studi ke Management Development Institute of Singapore (MDIS). Belajar lebih jauh, ia memilih University of Technology Insearch, Sydney, Australia. Ia menyelesaikan studinya pada tahun 2010.

Sejak kecil Ia tinggal jauh dari bumi pertiwi, kurang lebih 8 tahun. Ketika ia sedang menempuh pendidikan, sang ayah menjadi orang nomor satu di negerinya. Ia tidak ingin memanfaatkan kekuasaan sang ayah untuk membuatnya menjadi orang sukses. Ia adalah sosok yang mandiri yang tidak takut merintis usahanya dari nol.

Gibran membuka usaha catering dengan nama Chilli Pari. Karena usahanya, ia pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJBI) Kota Solo. Ia mendirikan House of Knowledge sebagai wadah melatih karyawan–karyawan lepas catering Chilli Pari dalam berbahasa Inggris.

Gibran kembali membuka bisnis kafe Markobar di Solo. Kafe ini hanya menjual aneka martabak. Usaha ini sempat viral di media sosial seperti Instagram dan twitter. Belum puas terhadap usahanya, ia menjelajahi bidang reparasi produk Apple dengan nama Icolor. Hal yang ditawarkan cukup menarik. Konsumen hanya menunggu di rumah dan tukang respirasi akan datang ke lokasi.

Ia kembali meramaikan bisnis e-commerce dengan menjual jas hujan bertuliskan “Tugas Negara Bos!”. Jas hujan ini dijual sebesar Rp 150.000. Setelah lima tahun menjajaki dunia bisnis, Gibran menikah dengan Putri Solo.

Putri Solo tersebut adalah Selvi Ananda Putri. Mereka menikah pada 11 Juni 2015 dan dikarunia seorang anak laki–laki yang lucu dan pintar bernama Jan Ethes Srinarendra. Jan Ethes lahir pada 10 Maret 2016. Tiga tahun dari pernikahannya, Gibran membuat sebuah aplikasi pencari kerja seperti jobseeker dengan nama Kerjaholic.

Anak kedua dari pasangan Jokowi dan Iriana adalah Kahiyang Ayu yang merupakan putri satu–satunya di keluarga ini. Ia lahir di Solo, 20 April 1991. Kahiyang merupakan alumni dari Universitas Sebelas Maret di Fakultas Ilmu dan Teknologi Pangan dengan IPK 3,12. Ia menyelesaikan studinya pada tanggal 17 Desember 2013.

Kehidupan asmaranya berlabuh pada seorang pengusaha bernama Bobby Nasution. Mereka mengikat janji suci pada 25 September 2017. Pernikahan mereka dikarunia seorang anak perempuan yang cantik bernama Sedah Mirah Nasution. Ia lahir pada 1 Agustus 2019. Walaupun sudah berumah tangga, Kahiyang tetap melanjutkan pendidikannya dengan mengambil Magister program Manajemen dan Bisnis di Institut Pertanian Bogor.

Ia menyelesaikan program S2 selama 23 bulan. Hal ini yang membuatnya menjadi lulusan terbaik (cumlaude) dengan IPK 3,90. Judul tesis yang ia sosong adalah “Analisis Strategi dan Daya Saing Perkebunan Tebu (Studi Kasus PTPN X Surabaya).

Tidak asing lagi mendengar nama Kaesang Pangarep. Pengusaha yang lahir di Surakarta, 25 Desember 1994. Ia merupakan putra bungsu dari pasangan Jokowi – Iriana. Tidak hanya sebagai pengusaha, Kaesang juga seorang aktor, penyanyi, youtuber, dan selebtwit karena sering berkicau di akun Twitter.

Ia menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 16 Mangkubumen Kidul, Solo seperti kakaknya. Ia melanjutkan pendidikan SMA di Anglo–Chinese School International Singapore dengan program studi International Baccalaureat. Kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi yang ada di Singapore yaitu University of Social Sciences.

Kesibukannya selain kuliah adalah menggeluti bisnis pisang nugget pada tahun 2017 dengan nama Sang Pisang.

Ia juga memulai usaha kaos kecebong. Kata kecebong digunakan pada usahanya ini karena pada vlog Kaesang ada yang menertawakan Jokowi memelihara kodok. Panggilan kecebong kemudian digunakan untuk simpatisan Jokowi.

Ia juga bergelut di dunia hiburan salah satunya pada film “Cek Toko Sebelah” yang disutradarai oleh Ernest Perkasa pada tahun 2016.

7. Asal Mula Nama Jokowi

Nama Jokowi muncul bermula ketika beliau aktif mengekspor mebel ke luar negeri, Eropa di bawah perusahaan miliknya, CV Rakabu. Salah satu pembeli produk kayunya yang berasal dari Prancis bernama Bernard sempat bingung ketika ingin mengirimkan pesanan kepada beliau.

Menurutnya nama Joko yang ada di Pulau Jawa itu banyak. Pernah waktu itu Bernard salah mengirim pesanan. Hal tersebut membuat Bernard memberi tambahan pada nama Joko Widodo menjadi Jokowi di setiap pengiriman yang ditujukan kepada Joko Widodo.

Seiring berjalannya waktu nama Jokowi menyebar dan menjadi lebih dikenal masyarakat hingga saat ini.

8. Penghargaan dan Prestasi Joko Widodo

Sebagai orang nomor satu di Indonesia, Jokowi dapat dibilang sangat berprestasi bahkan beritanya sudah mencapai media intersional. Disebutkan bahwa Jokowi merupakan pemimpin yang prestatif.

Mulai tahun 2007 ia berhasil menjadi Satya Bhakti Kadin Jawa Tengah. Tahun 2008 ia memenangkan Leadership Awards dari Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Leadership Park.

Pada tahun 2010 Jokowi kembali memanen prestasi di antaranya dinobatkan sebagai Pelopor Inovasi Pelayanan Prima Presiden RI, Kategori Penggerak Sosial UGM, Apresiasi Visit Indonesia: Mengembangkan destinasi wisata dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dan masih banyak lagi.

Pada tahun 2011 Inovasi Manajemen Perkotaan Awards Kementerian Dalam Negeri, Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama Presiden RI, Walikota Terbaik Gatra Awards dan masih banyak lagi yang ia raih pada tahun 2011.

Masih banyak lagi penghargaan dan prestasi yang Jokowi raih selama masa kepemimpinannya. Jokowi juga mendapatkan medali dari Afghanistan atas keberaniannya dalam upaya perdamaian dunia.

Ia juga masuk peringkat tiga besar walikota terbaik. Hal ini berkat keberhasilannya mengubah kota Surakarta yang banyak tindak kriminal menjadi pusat seni budaya.

Jokowi merupakan sosok yang pantas untuk dicontoh baik dari segi kepribadian, prestasi, kepemimpinan dan cara beliau berjuang dalam hidupnya hingga sukses seperti sekarang. Demikian biografi presiden 2 periode Indonesia ini yang dicintai rakyatnya. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca.

 

Editor:

Mega Dinda Larasati

[/read]