Biografi Darwis Triadi, Sang Fotografer Idealis

Darwis Triadi, sosok pria berdarah Jawa ini merupakan salah satu fotografer profesional di Indonesia. Dia sudah menekuni bidang ini sejak tahun 1979. Namun, banyak lika-liku kehidupan yang harus ia jalani sebelum ia terkenal seperti sekarang.

Kualitas hasil karyanya tidak perlu diragukan lagi.

Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah fotografi bernama Darwis Triadi School of Photograph di beberapa kota di Indonesia.

Dia berkomitmen untuk selalu berbagi ilmu tentang fotografi kepada yang ingin belajar dan melahirkan fotografer profesional yang idealis.

Biografi Darwis Triadi

Nama Lengkap (beserta gelar) Andreas Darwis Triadi
Kebangsaan Indonesia
Tempat Lahir Solo
Tanggal Lahir 15 Oktober 1954
Pendidikan Terakhir Sekolah Penerbangan LPPU, Curug
Profesi Utama Fotografer
Prestasi/ Pencapaian Gold award dari Matsushita Award Jepang, bidang fotografi.

1. Sekilas tentang Darwis Triadi

Andreas Darwis Triadi atau yang biasa dikenal dengan Darwis Triadi merupakan salah satu fotografer profesional di Indonesia. Ia sudah berkecimpung di dunia fotografi selama 40 tahun dimulai dari tahun 1979. Dia bahkan dipercaya untuk memotret pasangan presiden dan wakil presiden Indonesia terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dalam pemotretan resminya.

Namun siapa sangka bahwa pendidikan yang ia tempuh sebelumnya tidak mempunyai korelasi dengan fotografi. Tetapi ia berhasil membuktikan bahwa hasil perjuangannya tidak akan mengkhianati usaha yang selama ini ia tempuh.

[read more]

2. Perjalanan Hidup

Perjalanan hidup seorang Darwis Triadi memang tidak mudah, apalagi ketika dia mengambil keputusan untuk meninggalkan dunia penerbangan dan mulai merintis kariernya sebagai fotografer. Keputusannya tersebut sempat ditentang oleh kedua orang tuanya, namun ia berhasil meyakinkan kedua orang tuanya bahwa ia juga dapat mencapai kesuksesan dengan menjadi fotografer.

Perjuangannya tidak berhenti sampai di situ, ketika ia memutuskan menjadi fotografer dan dia belum memiliki ilmu yang cukup ia harus berjuang lebih untuk mendapatkan ilmu tentang fotografi.

Ia mulai mendalami dunia fotografi secara otodidak. Ia juga membaca banyak buku yang terkait dengan dunia fotografi dan banyak melakukan praktek langsung, bahkan ia sempat mengikuti beberapa kursus di luar negeri.

Perjuangan panjang tersebut akhirnya dapat berbuah manis, ia berhasil mengikuti pameran yang diadakan di Indonesia maupun di luar negeri. Bahkan ia berhasil memenangkan beberapa penghargaan seperti Matsushita Jepang.

3. Riwayat Pendidikan Darwis Triadi

Darwis Triadi awalnya tidak menempuh pendidikan yang sejalan dengan kariernya saat ini. Dia dulunya merupakan lulusan sekolah penerbangan. Pada tahun 1975 ia menempuh pendidikan di sekolah penerbangan di daerah Curug yaitu LPPU Curug, Tangerang. Setelah ia berhasil menyelesaikan pendidikannya tersebut, ia merasa tidak klop dengan dunia penerbangan bahkan ia telah mendapat surat izin sebagai penerbang pesawat pada 1978.

Dia mengambi keputusan besar yaitu ia memutuskan untuk beralih ke dunia fotografi.

Hal tersebut merupakan sebuah keputusan yang sangat mengubah hidupnya, apalagi dapat dikatakan ilmu tentang fotografinya masih belum memadai. Namun ia dapat mengejar ketertinggalan mengenai ilmu fotografi dengan membaca buku yang terkait dengan bidang fotografi dan melakukan praktek langsung ke lapangan.

Pada tahun 1983, ia memulai belajar fotografi secara lebih mendalam dengan mengikuti berbagai kursus yang terdapat di beberapa negara seperti Jerman dan Swiss. Alasan ia memilih Jerman dan Swiss sebagai tempat kursus adalah kedua negara tersebut merupakan pusat alat-alat fotografi, khususnya tentang teknik-teknik kamera dan pencahayaan.

4. Karier Fotografer

Tahun 1980 merupakan tahun di mana ia memulai kariernya sebagai fotografer. Ia mendapatkan pekerjaan untuk memotret Hotel Borobudur dengan mendapatkan upah sebesar Rp 50.000. Memang upah yang tidak seberapa, namun ia tetap melaksanakan pekerjaan tersebut. Bahkan pada saat itu untuk mengerjakan pekerjaan tersebut ia masih belum memiliki kamera sendiri.

Dua tahun merupakan waktu yang ia butuhkan untuk siap berkarier di dunia fotografi profesional.

Pada tahun 1981, ia memamerkan hasil karyanya di Erasmus Huis Pusat Kebudayaan Belanda di Jakarta yang berupa model dan peragawati. Banyak pengunjung yang dibuat terkesan dengan hasil karyanya tersebut, namun tidak sedikit pula yang menganggap dia sebagai fotografer yang melenceng.

Ia sempat menjadi ketua II JPS (Jakarta Photography of Indonesia) pada tahun 1989. Selain itu ia pernah menjabat sebagai ketua APPI (Association of Professional Photography of Indonesia) di tahun yang sama. Tahun 1990, ia berpartisipasi dalam ajang internasional yaitu majalah tahunan Hasselblad dan Photo Kina International di Jerman.

Kiprahnya di bidang fotografi pun semakin diakui ketika ia berhasil melakukan pemotretan untuk majalah VOGUE edisi Juni 1991 pada artikel spesial Indonesia, dilanjutkan dengan eksklusif fotografi untuk Index Art Directory for World Photographs pada tahun 1990-1991.

Bahkan ia sempat membuat karya pada Workshop for Commercial Photographs yang diadakan di Stuttgart, Jerman pada Juli 1991. Darwis Triadi dipercaya untuk mengisi kalender Broncolor oleh Bron Electronic AG dari Swiss di tahun 1997.

Darwis memiliki mimpi untuk mendirikan sekolah fotografi karena ia menyukai berbagi ilmu yang sudah ia dapatkan selama ini. Akhirnya, mimpi tersebut terwujud di tahun 2002. Ia berhasil mendirikan sekolah yang  diberi nama Darwis Triadi School of Photography beralamat di Jalan Pattimura No. 2, Jakarta.

Sekolah fotografi yang didirikan olehnya tersebut berkembang pesat. Akhirnya ia mendirikan cabang di Surabaya dan Bandung pada tahun 2008 dan 2009. Setelah sesi belajar di sekolahnya berakhir, ia selalu menyempatkan hadir untuk menyapa setiap muridnya baik hanya untuk sekedar menyapa ataupun melakukan sesi tanya jawab langsung.

Selama 40 tahun ia telah berkecimpung di dunia fotografi karena itulah kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi. Ia memperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi hasil jepretannya, baik mempengaruhi secara langsung ataupun tidak langsung. Hal tidak langsung yang ia perhatikan adalah interaksi antara dia dengan objek foto yang dapat menimbulkan rasa.

Ia mengungkapkan hal lain yang perlu diperhatikan fotografer dalam memotret adalah teknik pencahayaan, karena hal tersebut sangat mempengaruhi hasil foto sehingga fotografer harus benar-benar menguasai tentang teknik pencahayaan yang akan digunakan.

Di dalam Darwis Triadi School of Photography pun tidak hanya mengajarkan teknik-teknik fotografi saja, namun juga diajarkan mengendalikan hati, pikiran, lebih berfikir secara global serta tidak rasisme.

5. Karya Darwis Triadi

Setiap fotografer pasti memiliki ciri khas tersendiri untuk menonjolkan karyanya, termasuk Darwis Triadi. Ia memiliki ciri khas yaitu human interest dan landscape. Darwis Triadi lebih fokus memotret orang, khususnya model perempuan. Ia sangat totalitas terhadap apa yang ia kerjakan. Contohnya ia bahkan sampai belajar mengenai human sexology sampai anatomi. Dia mempelajari hal tersebut agar lebih memahami perempuan. Alasan ia melakukan hal tersebut adalah supaya dapat menangkan ekspresi wajah dan tubuh dengan lebih baik.

Nokia, Mustika Ratu, Sony Music, Indofood dan Unilever merupakan beberapa produk iklan yang menunjuk Darwis Triadi sebagai fotografernya. Karya-karya lain yang dihasilkan oleh Darwis Triadi sudah sangat banyak. Ia sudah sering terlibat dalam pameran-pameran yang diadakan di Indonesia maupun di mancanegara. Salah satunya yaitu pameran Fuji Film “Wajah Indonesia” serta workshop yang diadakan di Jerman yang bertajuk “Workshop for Commercial PhotographCosmetics and Cars Studio Photographs.

Karya pertamanya yang membuat orang mengenal seorang Darwis Triadi adalah saat ia memotret produk Panasonic untuk sebuah kalender. Berkat pemotretan tersebut, ia berhasil mendapatkan Matsushita Awards dari Jepang. Berawal dari situlah ia mulai dikenal orang sebagai fotografer profesional.

Ia juga sudah pernah mengadakan pameran tunggal pada tahun 1986 serta workshop pemotretan barang untuk keperluan iklan. Ia juga pernah mengadakan pameran tunggal yaitu pada tahun 2005 di Museum Nasional, Jakarta.

Selain berhasil mengadakan pameran tunggal, dia pernah mengadakan beberapa pameran bersama fotografer lain di antaranya pada tahun 2010 pameran bersama yang bertajuk Save Life Through Picture bersama dengan Arbain Rambey, Rarindra Prakarsa, Adjie Lubis, Theo husayanto, Enrico Sitompul yang diadakan di Senayan City, Jakarta.

Pada tahun 2008 ia juga berhasil mengadakan pameran bersma John Stanmeyer, Sigit Pramono, Oscar Motuloh, Lans Brahmantyo, Martin Westlake, Dieter Behrens, Agus Leonardus yang diadakan di Jawa Timur dengan judul Land of Fire God.

Terbaru, ia ditunjuk sebagai fotografer untuk memotret pasangan presiden dan wakil presiden republik Indonesia terpilih pada periode 2019-2024, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.

Hasil foto tersebut akan dipajang di setiap kantor pemerintahan di seluruh Indonesia dan acara kenegaraan. Darwis Triadi memiliki pengalaman luar biasa dalam memotret orang nomor 1 di Indonesia tersebut, dia melihat Jokowi sangat sederhana, dan memberikan kepercayaan penuh sehingga berkat kepercayaan tersebut Darwis Triadi mendapatkan foto-foto yang hasilnya tidak mengecewakan. Sebab kepercayaan dalam urusan potret memotret merupakan hal yang penting.

Ia juga berhasil menulis buku dengan judul Kembang Setaman, Terra Incognita Tropicale, Secret Lighting serta majalah Indonesian Photographer. Buku lain yang berhasil ia tulis adalah Land of Fire God, Sensual Art Photography, Melihat dengan Mata Hati–Hidup Anugerah dan Fotografi serta Yang Tercinta. Namun dalam buku hasil tulisannya tersebut ia hanya menggunakan sedikit tulisan. Alasannya sangat sederhana karena fotografi merupakan praktek yang harus lebih sering dilakukan daripada hanya teori di tulisan saja.

Saat ini Darwis Triadi aktif mengajar di Darwis Triadi School of Photograph serta sebagai pembicara dalam berbagai seminar dan workshop tentang fotografi.

6. Penghargaan

Pada tahun 1982, ia berhasil meraih penghargaan dari Matsushita Jepang, ia meraih Gold Award kategori kalender dalam bidang fotografi. Berawal dari penghargaan itulah ia menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Penghargaan lain yang berhail ia peroleh adalah dalam Hasselblad International Annual and Show yang dilaksanakan di Jerman. Ia berhasil meraih penghargaan pada Anugerah Fotografi Indonesia (AFI) yang diadakan pada tahun 2013 kategori komersil. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabinet Indonesia Bersatu II, Mari Elka Pangestu.

Darwis Triadi mengatakan bahwa fotografi bukan hanya tentang kamera ataupun dapat memotret dengan baik. Fotografi lebih dari sekedar itu, karena dunia fotografi dapat menimbulkan kesan yang mendalam baik untuk fotografernya ataupun objeknya. Ia sudah menganggap fotografi sebagai denyut nadi kehidupan, vibrasi kehidupan yang bukan hanya masalah tentang uang melainkan juga terdapat tanggung jawab di dalamnya.

 

Editor:

Mega Dinda Larasati

[/read]