Biografi Dan Brown, Novelis Mitologi dan Sejarah

Siapa yang tak kenal Dan Brown? Siapa sangka dia merupakan orang yang tak suka novel, padahal Brown merupakan seorang novelis. Beberapa karya dan penghargaan banyak ia dapatkan. Sejarah dan keagamaan merupakan tema inti disetiap novelnya.

Dan Brown adalah seorang penulis yang kontroversial disetiap novel yang telah diterbitkan. Mulai dari The Da Vinci Code sampai yang terbaru Inferno. Sejak saat itu, ia termasuk salah satu penulis terkaya dan berpengaruh.

Biografi Dan Brown

Nama Lengkap (Beserta Gelar) Daniel Gerhard Brown
Kebangsaan Amerika Serikat
Tempat Lahir Exeter, New Hampshire
Tanggal Lahir 22 Juni 1964
Pendidikan Terakhir Doktor
Profesi Utama Penulis
Prestasi / Pencapaian

Penghargaan Goodreads Choice Awards Best Mystery and Thriller (Inferno)

Indies Choice Book Award dalam kategori Adult Fiction (The Da Vinci Code)

1. Masa Kecil

Dan Brown merupakan anak dari pasangan Richard G. Brown dan Constance Brown. Ia lahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya seorang guru dan menjadi penulis buku. Bukunya menjadi rujukan untuk mata pelajaran matematika di berbagai sekolah.

Kehebatan ayahnya dalam bidang matematika membuat ayahnya pernah ditawarkan NASA untuk bekerja sama dalam mengembangkan sebuah teknologi pada masa itu. Hal tersebut ditolak karena dirinya lebih memilih mengajar. Ibunya adalah sosok religius, namun mengalami kekecewaan dengan politik di gereja. Ibunya yang menamankan keajaiban misteri di dunia dalam dirinya.

[read more]

Brown dilahirkan dari orang tua yang melayani gereja. Pria berkebangsaan Amerika Serikat ini, dibesarkan dari bagian Komuni Anglica berbasis di AS sebagai penganut Episcopal. Ia lebih tertarik puzzle, mengerjakan teka-teki silang, dan mengungkap rahasia dibanding harus beragama.

Brown kecil, gemar membaca buku mitologi dan sejarah. Saat muda, Brown menghabiskan berjam-jam untuk bermain teka-teki silang dan mengerjakan anagram. Orang tuanya sering menghadiahi ulang tahun anak-anaknya dengan peta pencarian harta karun. Hal unik yang diterima Dan Brown saat ulang tahun semasa kecil, dirinya selalu menerima kado dalam bentuk kode. Brown akan mencari dan bekerja keras untuk memecahkan kode yang diciptakan kedua orang tuanya itu.

Ayah dan ibunya hanya menuliskan sedikit petunjuk di kertas di bawah pohon natal. Kemudian ia harus mencari sambungan petunjuk berikutnya di suatu tempat yang telah ditentukan. Lokasi pencarian harta karun itu di sekitaran rumah mereka, bahkan ada pula di sekitar kota. Rupanya dengan permainan seperti ini membentuk latar belakang bagi diri Brown dalam menulis novel.

Sang ayah mengajarkan dirinya untuk mencintai matematika, sains, dan teka-teki intelektual. Saat ini Dan Brown tinggal di New England.

2. Pendidikan Dan Brown

Pria ini lahir dari keluarga terpelajar. Saat remaja ia bersekolah di asrama yang terkenal di tanah kelahirannya. Sekolahnya berhasil menghasilkan tokoh-tokoh besar di Amerika Serikat.

Kado ulang tahun yang selalu diterimanya dalam bentuk kode merupakan alasan mengapa ia menyukai hal yang berbau sistem pengkodean. Ia mengambil studi matematika di Philip Exter Academy tahun 1982. Selanjutnya mengambil pendidikan pascasarjana di Amherst Collages. Setelah masa perkulihannya, memutuskan untuk pindah ke Seville, Spanyol.

Pada tahun 1986 ia berhasil meraih gelar doktoralnya di University of Seville program studi sejarah. Masa perkuliahan di University of Seville yang menyumbang peranan besar kehidupan Dan Brown menjadi penulis. Ia dikenalkan tentang rahasia yang belum pernah diketahuinya. Kecintaannya terhadap sejarah dunia, ia habiskan berjam-jam dia habiskan untuk membaca buku.

Fakta baru yang kemungkinan masih tersembunyi oleh fakta publik, menjadikan seorang Daniel Brown berkeinginan untuk menguak apa yang belum terkuak. Hal tersebut yang membuat pola pikir Dan Brown terbentuk. Ia lebih tertarik tentang sejarah yang masih menjadi misteri, dan juga ia lebih memilih genre thriller sebagai acuannya.

3. Perjalanan Karier Dan Brown

Memang ia sekarang menjadi penulis terkenal. Namun siapa sangka ternyata dulunya seorang penyanyi. Sejak remaja sudah menjadi paduan suara di gereja. Tak hanya menyanyi saja, ia mampu untuk menciptakan lagu dan mengaransemen musik. Ketiga hal tersebut menjadi bekal untuk terjun ke industri musik.

Brown sempat memproduksi lagu anak-anak hingga terjual beratus-ratus kopi yang berjudul SynthAnimals. SynthAnimals memuat lagu seperti Suzuki Elephants dan Happy Frogs. Dia membuat perusahaan rekaman sendiri dengan nama Dalliance.

CD berjudul Perspective ia terbitkan pada tahun 1990 yang menargetkan pasar orang dewasa kemudian terjual hingga beratus-ratus kopi. Satu tahun kemudian, ia pindah ke Kawasan Hollywood untuk mengejar karier sebagai penulis lagu, penyanyi, dan juga sebagai pianis.

Dunia musik membuatnya bisa membeli apartemen di Kawasan Hollywood dan membawanya keliling dunia beserta mengenal ragam budaya. Setelah mengeluarkan 2 album, ia merasa bukan seorang yang harus berada di atas panggung, alhasil ia memilih menjadi pengajar.

Pria berzodiak cancer ini pernah menjadi tenaga pendidik di Spanyol Beverly Hills. Dia juga bergabung bersama National Academy of Songwriters. Pernah pula ia mengajar Bahasa Inggris di Phillips Exeter Academy dan terakhir menjadi penulis seperti sekarang ini.

Perjalanannya ketika menjadi seorang penyanyi, berpindah-pindah lokasi, membuatnya memiliki rasa ketertarikan terhadap sejarah tempat yang pernah ia kunjungi.

Istrinya yang merangkap sebagai managernya adalah seorang penulis dan produser musik juga. Istrinya yang mengatur seluruh jadwal untuk bertemu berbagai penerbit, produser, dan lainnya. Pria berumur 55 tahun ini menikah dengan Sang Istri (Blythe Newlon) pada tahun 1997 di Pea Porridge Pond, New Hampshire, Amerika Serikat.

Pertemuan Brown dengan Newlon ketika ia berpartisipasi dalam beberapa acara dengan National Academy of Songwriters. Saat itu istrinya menjabat sebagai Direktur Pengembangan Artis National Academy of Songwriters.

Banyak yang mengatakan bahwa lelaki hebat pasti di belakangnya ada perempuan yang hebat pula. Sang Istri mampu melihat kekuatan yang ada dalam diri suaminya hingga seperti sekarang.

Pada masa berkuliah di jurusan sejarah, ia rutin mengikuti kuliah seni dan karya. Menurutnya orang-orang awam hanya mengetahui indahnya lukisan tanpa mengetahui berapa banyak rahasia yang disembunyikan dibalik lukisan tersebut. Hal tersebut merupakan titik di mana seorang Dan Brown menekuni hal yang ia lakukan sebagai penulis.

Keinginannya untuk menjadi penulis novel misteri bermula pada saat pria ini berlibur di Tahiti. Pada saat itu ia membaca novel Sydney Sheldon berjudul The Doomsday Conspiracy yang akhirnya memberinya sebuah inspirasi. Ia kemudian menulis novel Digital Fortress. Namun namanya melambung pada tahun 2003 setelah menulis The Da Vinci Code.

4. Karya Dan Brown

Tak banyak orang tau, awalnya dia juga menulis buku bertemakan humor. Dua karyanya sudah diterbitkan tahun 1995 dan 187 Men to Avoid: A Survival Guide for the Romantically Frustrated Woman danĀ  buku humor keduanya berjudul The Bald Book.

Beberapa karyanya telah diterbitkan antara lain:

  • Digital Fortress tahun 1997
  • Angel and Demons tahun 2000
  • Deception point tahun 2001
  • The Da Vinci Code tahun 2003
  • The Lost Symbol tahun 2009
  • Inferno tahun 2013
  • Origin tahun 2017

Sejak awal, novel pertama, pria ini selalu mengemukakan tentang teori konspirasi sebagi tema utama dalam karyanya. The Da Vinci Code dan Angel and Demon merupakan salah satu novel best seller.

Novel thriller pertamanya, Digital Fortress tidak laku dipasaran. Kemudian ia beralih menjadi pencipta lagu. Pada tahun 1994, lelaki ini merilis sebuah CD berjudul Angels & Demons. Karya ini merupakan amigram yang sama dengan karya seniman John Langdon yang kemudian dipakai untuk novel Angels & Demons.

Bertemakan sejarah dan Agama Kristen membuat kontroversi pada novel-novelnya itu. Namun ia menegaskan bahwa dirinya bukan anti-Kristen. Keluarnya novel The Da Vinci Code merupakan pemicu perdebatan terjadi dikalangan pembaca dan ilmuwan.

Novel tersebut bisa menjadi cerita menyenangkan untuk kita mengeksplorasi dan introspeksi diri yang selama ini telah dipercayai. Selama 10 tahun dari 2003 hingga 2013, Novel thriller keempatnya itu terjual lebih dari 70 juta copy di seluruh dunia. Novelnya sudah diterjemahkan dalam 56 bahasa di seluruh dunia. Lebih dari 200 juta copy novel yang telah dicetak.

Kesuksesannya dalam menulis novel bergenre thriller, tak henti cukup 4 novel saja. Kemudian ia menerbitkan lagi novel kelima, The Last Symbol tahun 2009 dan novel keenam, Inferno pada tahun 2013.

Ia kembali mengangkat novel The Da Vinci ode dengan tampilan berbeda dari sebelumnya, supaya dapat memicu pembaca memperoleh sensasi ketika membaca novel sejarah dengan misteri tersembunyi di dalamnya.

Karyanya terbilang sukses, namun banyak pula kritik yang disampaikan ke beberapa novelnya. Salah satunya penulis bernama Salman Rushdie yang menilai novel keempatnya itu memiliki rating yang rendah. Ada yang baik dan juga ada yang buruk, di samping menurut Salman, novel tersebut jelek, namun novel tersebut mendapat penghargaan pada tahun 2005 silam.

5. Penghargaan

Anak pertama dari pasangan Richard G. Brown dan Constance Brown ini meraih penghargaan dari Presiden George W. Bush untuk keunggulannya dalam bidang ilmu pengetahuan dan pengajaran matematika. Pada minggu yang sama pada tahun 2004, empat novelnya masuk ke dalam jajaran buku terlaris versi New York Times. Tahun 2005 The Da Vinci Code menjadi novel best seller yang meraih penghargaan dalam acara British Book Awards di Inggris.

Pria yang memiliki nama lengkap Daniel Gerhard Brown dinobatkan sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia menurut majalah TIME pada tahun 2005. Total kekayaanmya lebih dari 120 juta USD.

Pada tahun 2013, ia mendapatkan penghargaan Goodreads Choice Awards Best Mystery and Thriller atas novelnya berjudul Inferno. Novel fenomenal, The Da Vinci Code juga meraih penghargaan sebagai Indies Choice Book Award dalam kategori Adult Fiction.

Adapun yang belum kita ketahui tentang sosok laki-laki ini. Meskipun ia telah mendapat jutaan dolar dari hasil penjualan bukunya, ia tak henti-hentinya menekuni pekerjaannya sebagai penulis meskipun pada hari libur tiba. Rumahnya senilai 10 juta USD layaknya sebuah puzzle yang memiliki berbagai pintu rahasia. Hanya dengan sebuah tombol rahasia dirinya bisa menuju kantornya.

Penulis dengan karya yang luar biasa, membuat pembaca menyelami setiap kata yang telah ia rangkai dalam novel-novelnya. Terimakasih atas karya besarmu, kami menunggu karya-karya besarmu lagi.

 

Editor:

Mega Dinda Larasati

[/read]